Part 56

129 23 1
                                    

Suasana meja makan pagi ini sangat hening, hanya sedok dan garpu yang beradu itupun sangat pelan. Kecanggungan terjadi karena insiden semalamn.

Flashback on.

Sumedh tidak tau jam berapa dia kembali dari ruang kerjanya, yang pasti hampir tengah malam. Sumedh bahkan tidak berharap malika menunggunya, karena sumedh memang tidak ingin bicara dengan malika. Mendengar malika mencintai orang lain, hingga malika rela melakukan apa saja demi orang yang malika cintai entah kenapa hati sumedh seperti tertikam pisau kecil nan tajam.

Malika : Sumi, kamu baik baik saja?

Malika menghampiri sumedh, dia ingin membantu sumedh yang berjalan Sempoyongan.

Sumedh : Apa yang kamu lakukan, pergi, aku tidak mau melihatmu lagi

Sumedh menepis tangan malika yang memegannginya.

Malika : sumi, aku bisa jelasin sama kamu, jangan kaya gini sumi

Malika masih memegang lengan kanan sumedh.

Sumedh : Pergi atau mati

Sumedh mengacungkan pistol kecil tepat di kening malika. Di saku celananya selalu ada pistol kecil untuk jaga jaga siapa tau sumedh membutuhkannya.

Malika terdiam mematung.

Malika : sumii...

Panggil malika pelan namun sumedh tidak perduli, dia malah menarik pelatuknya hingga peluru kecil yang semula bersarang di dalam pistol keluar.

Malika bahkan tidak bergerak sama sekali, kejadiannya sangat cepat, untuk mengelak pun malika tidak bisa.

Prang...

Malika tidak merasakan sakit sama sekali, namun guci di belakangnya yang menjadi sarang peluru milik sumedh.

"Sumi, malika ada apa?."

Piyali, tarun dan kartikey masuk kedalam kamar malika dan sumedh. Piyali melihat sumedh mengacungkan pistol pada malika, dan guci di belakang malika yang menjadi Sasaran peluru sumedh.

Piyali : malika sayang, kamu baik baik saja?

Namun malika tidak menanggapi ucapan piyali. Malika masih terdiam dengan tatapan mata kosongnya. Piyali menggoncang tubuh malika pelan namun tubuh malika rubuh dengan mata terpejam. Beruntungnya piyali sigap menopang tubuh malika, kartikey langsung membantu piyali, membawa malika ke tempat tidur.

Piyali : malika....

Piyali menepuk pipi malika pelan namun tidak ada respon

Piyali : malika, malika bangun sayang,

Piyali memegang kening malika yang dingin.

Piyali : ikey, panggil Dokter, tubuh malika dingin

Kartikey mengangguk, namun sebelum itu, kartikey menarik sumedh keluar dari kamarnya, bisa bisa sumedh nekat di saat piyali lengah maka mereka akan kehilangan malika.

Tarun yang duduk di kursi roda hanya mampu menatap malika yang pingsan dalam gendongan kartikey, melihat malika seperti ini jantungnya sudah tidak karuan, semoga malika baik baik saja.

Dokter telah selesai memeriksa malika, malika tidak sakit, dia hanya kaget hingga pingsan.

Sementara di kamar sebelah lebih tepatnya di kamar kartikey, sumedh tiada hentinya mengumpatin malika hingga membuat kartikey pusing. Demi ketenangan, kartikey bahkan menyuntikan obat tidur pada sumedh hingga suasana tenang kembali tercipta setelah sumedh tertidur.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang