Part 11

256 30 2
                                    

Malika terbangun dari tidurnya, dia merasa mual mual, selama beberapa hari ini memang Malika merasa pusing dan mual, mungkin efek dari dia yang jarang makan, Malika memang sering meminta dibawakan makan ke kamar namun terkadang Malika membuangnya di closet ketika dia tidak menyukai makanan yang dimasak untuknya.

Malika terduduk di lantai kamar mandi, tubuhnya lemas tidak bertenaga untuk kembali ke tempat tidur, dia bahkan tidak tau jam berapa sekarang. Malika Menyenderkan tubuhnya di pinggir bathup, sepertinya tidak masalah duduk di lantai sebentar.

Mia melirik jam di pergelangan tangannya, sudah jam setengah delapan pagi dan Malika belum bangun, selama ini walau Malika banyak kesibukan namun Malika tidak pernah bangun sesiang ini. entah sudah beberapa kali Mia mengetuk pintu kamar Malika, namun tidak ada jawaban dari Malika, membuat Mia semakin khawatir dengan malika, lebih baik dia meminta kunci cadangan pada kepala pelayan Yasya, Mia takut malika kenapa kenapa di tambah Malika sedang ada masalah dengan suaminya.

Sumedh : Kenapa?.

Tanya sumedh ketika melihat Mia pelayan Malika ingin berbalik.

Mia : maaf Tuan, Nona Malika belum bangun, biasanya Nona Malika bangun jam setengah tujuh, tapi sudah setengah delapan Nona belum bangun, saya ingin meminta kunci cadangan, siapa tau Nona Malika kenapa kenapa di dalam

Sumedh memberi kode agar Mia minggir dari hadapannya. Sumedh menempelkan jarinya pada pinggir pintu, hanya sidik jari milik sumedh yang bisa membuka semua akses pintu dan brankas di mansion ini.

Sumedh segera masuk kedalam kamarMalika, sumedh tidak melihat Malika di tempat tidur, sumedh segera melangkah ke balkon namun tidak ada Malika disana, walk in closet pun tidak ada, satu satunya yang belum sumedh periksa kamar mandi.

Sumedh membuka pintu kamar mandi,Sumedh melihat Malika menyenderkan tubuhnya di pinggir bathup, sumedh segera mengangkat Malika, membawa Malika ketempat tidur.

Sumedh : Kamu panggil Dokter

Perintah sumedh pada Mia yang sedari tadi berdiri di depan pintu.

Mia : Baik Tuan.

Mia segera menghubungi Dokter keluarga yang biasa mengobati sumedh jika sumedh terluka. Sumedh duduk di sofa mengamati Dokter Erika memeriksa Malika.

Dokter : Tuan, saya sudah memeriksa Nona Malika, keadaan Nona Malika baik baik saja, namun agar lebih pasti sebaiknya anda membawa Nona Malika ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Nona Malika, karena saya bukan Dokter spesialis kandungan, saya takut untuk memeriksanya.

Sumedh hanya mengangguk, setelah Erika pergi, sumedh mendekat pada Malika, malika sedang hamil anaknya, tepat saat sumedh menghancurkan karir malika.

Malika membuka matanya, pertama kali yang dia lihat mata sumedh yang menatapnya, kenapa sumedh ada di kamarnya, tumben sekali.

Malika memalingkan wajahnya, dia tidak ingin melihat sumedh terlalu lama, malika marah dengan sumedh tentu saja, namun malika tidak berani untuk mengatakannya, malika tidak tau apa yang akan terjadi ketika sumedh tau dia marah dengan sumedh.

Mia : Maaf Tuan, Nona menganggu, ini sarapan untuk Nona

Mia datang membawa sandwich dan susu vanilla, dan buah buahan untuk malika

Malika : Makasih Mia

Mia hanya mengangguk lalu dia undur diri. Malika mencoba bangun dari berbaringnya, dengan sigap sumedh membantu malika untuk duduk, sumedh bahkan menatakan bantal di belakang malika agar malika nyaman.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang