Part 24

210 30 6
                                    

Niat Malika seharian ini ingin rebahan di kamarnya aja, lagian di rumah ada Tunisha dan Mommynya, Malika sangat malas akan drama yang dilakukan Tunisha, namun ekspektasi tidak sesuai dengan realita itu yang terjadi saat ini.

Tunisha masuk kedalam kamarnya tanpa permisi, membuat Malika yang tadi sedang asik membaca majalah merasa terganggu.

Malika : Ada apa?.

Tunisha : Lo itu yang ada apa, bisa bisanya lo bercinta sama sumedh padahal gue ada di rumah ini, lo emang pelacur gak tau diri, orang kaya lo harus di basmi

Tunisha sekuat tenaga menarik tubuh Malika yang duduk di sofa. Malika yang tidak Terima dengan tindakan tunisha mencoba untuk melepaskan tangan tunisha yang mencengkram lengannya.

Malika : tunisha lepasin, lepasinnnn, tolong

Malika berteriak memanggil pelayan ataupun pengawal yang berjaga, namun tidak ada satupun yang datang, lebih tepatnya piyali telah mengunci semua pintu di rumah ini, pengawal dan pelayan tidak bisa masuk kedalam mansion untuk menolong Malika.

Tunisha dibantu piyali menarik kedua lengan Malika, mereka membawanya kelantai satu. Malika berusaha memberontak, dia tidak bisa tinggal diam, Malika istrinya sumedh di rumah ini seharusnya Malika lah yang berkuasa bukan mereka berdua, mereka hanya tamu di mansion ini.

Malika : Lepasinnn, lepass,, lepassss.

Malika tidak perduli jika mereka saat ini tengah berada di tangga, sebisa mungkin dia melepaskan diri dari mereka bedua.

Tunisha : Lo enggak akan bisa lepas dari gue, Sumedh hanya milik gue bukan miliklo

Tunisha sengaja mendorong tubuh
Malika hingga Malika jatuh dari tangga, tubuh Malika berguling guling di tangga hingga sampai di lantai satu. Malika memandang mereka berdua, lebih tepatnya piyali dengan pandangan yang sulit di artikan namun piyali tidak perduli, selama dia bisa menyingkirkan hama yang ada di samping sumedh dia tidak perduli, lagian dia juga tidak menyukai Malika, asal usulnya saja tidak jelas, bagaimana bisa dia bersanding dengan sumedh, hanya tunisha yang pantas untuk Sumedh.

Yasya yang melihat tubuh Malika tergeletak di lantai pun hanya mampu diam, beruntung hanya pintu yang di kunci, gorden tidak ada yang ditutup jadi mereka bisa melihat bagaimana Tunisha dan piyali mendorong Malika.

Yasya : Telfon Tuan Sumedh,,cepat,cepatt,,

Yasya berteriak pada pelayan dan pengawal yang berjaga. Sementara tunisha dan piyali hanya memandangi tubuh Malika yang tergeletak di lantai, darah mengalir dari pelipis Malika dan juga dari selangkangan Malika, Malika yang menggunakan dress selutut sangat jelas darah mengalir dari selangkangannya.

Pengawal berhasil membuka pintu atas perintah Yasya, Yasya tidak perduli dengan piyali dan Tunisha, atupun pintu kaca yang menghubungkan taman dan ruang keluarga, saat ini yang penting menyelamatkan Malika.

Tunisha : Siapa yang menyuruh kalian masukkk!!!

Tunisha berteriak pada pengawal yang ingin menolong Malika.

Yasya : Tuan Sumedh yang memerintahkan kami!!

Yasya : Bawa Nyonya Malika kerumah sakit

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang