Semenjak kehamilan malika, sumedh lebih memperhatikan malika lebih tepatnya mengekang malika, bahkan malika dilarang beraktifitas yang berat berat, jika biasanya yang melayani malika Mia kini sumedh menambah satu pelayan lagi untuk malika, Raras namanya, namun semenjak Raras yang menjadi pelayannya malika merasa seperti tawanan, bahkan Mia pelayan malika yang dulu tidak berkutik dengan Raras saking keras dan disiplinnya Raras.
Malika hanya bisa melihat televisi di kamarnya, saking malasnya malika dengan kelakuan Raras yang melarang Malika untuk ini dan itu, padahal Malika baik baik saja, sebenarnya Malika itu hamil atau orang penyakitan sih, kenapa sampai di perlakukan seperti ini. Malika merindukan hari harinya yang sibuk, pemotretan sana sini, syuting iklan, liburan bersama teman teman seagensinya.
Malika menatap kosong layar televisi di depannya, bahkan sumedh masuk ke kamar Malika pun Malika tidak menyadarinya, entah apa yang difikirkan Malika hingga dia tidak menyadari keberadaan sumedh
Sumedh : Apa yang kamu fikirkan?
Malika terlonjak. Pasalnya Malika tidak tau kapan sumedh sudah berdiri di hadapannya.
Malika : Ahhh enggak ada
Sumedh melirik sekilas kearah televisi yang masih menyala, pemberitaan Malika yang hengkang dari pekerjaannya sebagai model memang sudah tercium media dari beberapa hari yang lalu, hingga banyak wartawan yang memburunya, namun Malika seperti hilang di telan bumi, tidak ada jejak Malika sama sekali.
Sumedh : Apa kamu baik baik saja?
Malika hanya mengangguk
Sumedh : Masih memikirkan karir kamu?
Malika : Menurut kamu bagaimana? Ahhhh aku lupa jika kamu tidak pernah merasakan jatuh, tapi kamu lebih sering membuat orang terjatuh, jadi kamu tidak akan tau rasanya bagaimana
Ini ucapan Malika yang paling panjang menurut sumedh setelah Sumedh menghancurkan karir
Sumedh : Apa kamu ingin merasakan yang lebih sakit lagi, aku dengar kamu sangat sangat menyayangi anak anak panti asuhan, bagaimana kalau aku bermain main dengan mereka, pasti serukan?
Pertanyaan sumedh mampu membuat wajah Malika pucat pasi, jika sumedh saja mampu menghancurkan karirnya maka bukan hal sulit Bagi sumedh menghancurkan panti asuhan tempat tinggalnya dulu.
Malika : Apa kamu sekejam itu sumedh?Mengusik orang orang yang tidak bersalah?
Pada akhirnya Malika tidak mungkin memendam rasa ingin tahunya dalam dirinya.
Sumedh : Ahhhhh, entahlah, mungkin jikaa aku tidak sibuk nanti mungkin bermain main dengan mereka akan menyenangkan
Sumedh menyunggingkan senyumnya, seolah olah sumedh tidak melakukan kesalahan.
Malika : Apa manusia tidak ada artinya lagi bagi kamu sumedh?
Tanya Malika dengan mata yang berkaca kaca, sayang sumedh tidak melihat wajah Malika, karena Malika menunduk.
Sumedh : Aku hanya senang bermain dengan orang yang menghalangiku,membantah ucapanku,berkhianat pada ku, tapi menyiksa orang orang di sekitarnya juga orang orang yang di sayangnya membuat mereka merasakan sakit berkali lipat, aku suka itu dari pada membunuhnya secara langsung, aku lebih suka melihat mereka merasakan sakit berkali lipat.
Tangan sumedh memegang pelan dagu Malika, mengangkatnya, satu air mata Malika lolos begitu saja mengenai tangan sumedh, Malika yang tidak ingin sumedh melihat air matanya jatuh langsung mengusap air matanya, Malika tidak ingin sumedh senang atas kesedihannya.