Taehyung turun dari motornya dan melangkah mendekati pintu, sedikit ragu antara harus mengetuk atau berbalik arah dan pulang ke rumahnya––– sebab, begitu pintu utama rumah dibuka dan Jeon Jungkook melihatnya ia tak yakin akan diijinkan masuk ke dalam. Kemungkinan terburuknya Jungkook tidak merespon dan memilih melakukan silent treatment selama beberapa hari ke depan. Pasalnya, kali ini Taehyung datang berkunjung dengan wajah yang dipenuhi lebam; mahakarya dari Youngjae yang terbaru sekaligus hasil pertemuan keduanya hari ini.
Jung Hoseok––– selaku salah satu orang yang di hormati di tempat tongkrongan sekaligus ketua dari klub motornya sengaja mempertemukan keduanya di markas. Niat awalnya adalah ingin membantu untuk menyelesaikan masalah di antara Taehyung dan Youngjae, karena ia tidak ingin adanya perkelahian diantara anggota tim nya. Hanya saja, hal itu tidak terjadi semulus dengan apa yang ia bayangkan. Sebab ketika dua orang tokoh utama kasus kali ini bertemu hal pertama yang terjadi adalah perkelahian sampai Hoseok dibuat kesusahan sendiri. Pada akhirnya keduanya dibiarkan saling adu kekuatan dengan silih bergantian mengungkapkan kekesalan satu sama lain sampai masalah tersebut dianggap selesai. Sebab, Youngjae yang sudah terkulai lemas dan Taehyung kemudian memilih pergi meninggalkan tempat keributan.
Taehyung menghela napasnya, dengan pelan mengangkat tangan dan mengetuk pintu utama rumah si kekasih; sudah siap jikalau yang ia terima untuk pertama kali adalah sebuah keterkejutan. Hanya berselang beberapa detik, terdengar suara kunci yang silih beradu dari dalam dan wajah terkejut sosok Jeon Jungkook adalah hal pertama yang Taehyung saksikan begitu pintu dibuka.
"Apa-apaan nih?" Jungkook bertanya dengan suara nyaring, "Taehyung?" Panggil Jungkook sekali lagi dengan penuh penekanan, tatapan matanya menajam. Ekspresi terkejutnya diganti dengan ekspresi dingin bahkan nyaris tidak bereskpresi sama sekali.
"Maaf"
Jungkook mendengus. "Sana pulang" Ketusnya. Pintu sudah hendak ditutup, tapi kedua lengan serta kaki Taehyung berusaha menahannya. "Pulang!" Tegas Jungkook sekali lagi.
"Biar gue jelasin dulu" Pinta Taehyung, "sebentar aja, Jung" Pintanya lagi. Jungkook mendengus keras, meski terlihat jengkel ia tetap membuka pintu rumahnya untuk mempersilahkan Taehyung masuk ke dalam.
"Anjir? Berantem lo?" Kedatangan Taehyung langsung di sapa pekikan terkejut dari sosok Jeon Seokjin––– abang kandung dari Jungkook. Lelaki itu berjalan menghampiri dengan raut penasaran, langkah Taehyung tertahan oleh presensi Seokjin yang berdiri tepat di depannya. Sementara Jungkook tidak memperdulikannya dan kembali lanjutkan langkah lebih dulu menuju dapur. "Lama nggak ketemu, makin berandal ya lo" Komentarnya sarkas.
Hubungan keduanya sebenarnya cukup baik meski memiliki perbedaan umur yang lumayan cukup jauh. Tapi, karena Seokjin merupakan tipe orang yang sering membatasi dirinya sendiri juga sulit mempercayai orang lain; terlebih karena Taehyung bukanlah orang yang bisa dianggap baik, ditambah karena keduanya juga jarang bertemu––– sebab, Seokjin bekerja di luar kota. Maka dari itu untuk menjaga adiknya, ia terkadang masih sering menaruh rasa curiga bahkan seringkali terlihat memusuhi Taehyung, tapi sebenarnya ia begitu mengandalkan Taehyung dalam menjaga Jungkook. Ia juga orang yang paling berharap banyak bahwa hubungan si adik dengan Taehyung bisa berjalan baik-baik saja, pasalnya ia sudah menganggap Taehyung seperti adiknya sendiri.
"Taehyungie?"
Keduanya menoleh pada entitas seorang wanita cantik dengan apron biru yang masih melekat di tubuhnya. Ia berjalan mendekat ke arah keduanya, ekspresi khawatir terlihat jelas di wajahnya.
"Bun, liat nih wajah anak angkatnya bunda jadi jelek seka––– aww.. Ih, pantatku sakit tau" Seokjin mencebik kesal, pantatnya jadi sasaran empuk pukulan manis dari si bunda yang kini melemparkan tatapan juteknya. "Makannya diem, udah sana nonton lagi" Usir bundanya. Lantas tak ingin mendapat pukulan untuk kedua kalinya, Seokjin memilih menurut dan kembali ke posisi awalnya sebelum kedatangan Taehyung.
"Taehyungie–––"
"Maaf bun"
Bunda menggelengkan kepalanya, menangkup kedua pipi si kekasih putra bungsunya dengan hati-hati. "Jangan minta maaf sama bunda, minta maaf sama diri Taehyung sendiri karena sudah dibuat luka-luka begini" Ujarnya disertai senyuman keibuan yang mana membuat hati Taehyung menghangat. "Bunda nggak marah, Taehyung berantem pasti punya alasan. Lagipula Taehyung sudah besar, sudah bisa memilih mana yang baik dan buruk buat diri Taehyung sendiri. Tapi bukan berarti bunda mau liat Taehyung luka-luka begini terus lho ya" Diusapnya pelan setiap lebam yang menghiasi wajah Taehyung.
"Taehyung harus bisa jaga diri, apalagi bunda titip adek ke Taehyung. Kalo Taehyung sakit atau terluka kaya gini, nanti siapa yang jaga adek. Pokoknya Taehyung harus sehat, bukan cuman buat Jungkookie. Tapi buat diri Taehyung sendiri. Bunda sayang Taehyung" Dikatakan begitu tulus seperti pada putra kandungnya sendiri. Taehyung merasa begitu disayang, begitu dicintai, begitu di jaga karena usapan halus yang diberikan bunda pada pucuk kepalanya sekaligus rangkaian kalimat lembutnya. Wanita ini sudah Taehyung anggap seperti ibu keduanya. "Habis ini lukanya di obati Jungkookie ya?" Taehyung hanya mengangguk, membalas lembut senyuman bunda sambil ujarkan terimakasih.
"Nanti langsung ke kamar aja" Jungkook berjalan melewati keduanya, terlihat repot dengan membawa baskom kecil yang sudah ia isi es batu juga handuk hangat yang masih baru di tangannya. Bunda buru-buru menepuk pelan bahu Taehyung, mengkode lewat matanya agar Taehyung mengikuti Jungkook.
"Duduk"
Tanpa berucap, setelah Taehyung menuruti perintahnya Jungkook segera mengobati setiap luka di wajah si kekasih. Membiarkan Taehyung meringis dan Jungkook tetap fokus pada pekerjaannya sampai selesai.
"Jelasin" Perintahnya setelah ia menyimpan kotak obat pada tempatnya lagi.
"Gue berantem lagi sama Youngjae" Katanya. "Bang Hoseok tau kalo kita ada masalah dan sengaja ngajak ketemu buat memperbaiki semuanya. Pas ketemu dia pancing emosi gue dan gue tersulut" Perjelasnya.
Jungkook menghembuskan napasnya pelan. "Lo masih dalam masa skorsing, tolong jangan buat ulah dulu"
"Sorry"
"Udah kelas dua belas kak, papa pasti marah kalo dia tau" Kak– biasanya Taehyung merasa menghangat mendengarnya sebab Jungkook jarang sekali memanggilnya begitu. Tapi, kali ini, ia justru merasakan yang lain; seperti rasa bersalah dan kecewa terhadap dirinya sendiri. "Gue nggak mau lo kenapa-napa, sakit liat lo luka kak"
Taehyung semakin menundukkan kepalanya. "Maaf" Lirihnya.
"Jangan nunduk!" Perintah Jungkook, Taehyung buru-buru mendonggakkan kepalanya. "Liat gue kak" Katanya lagi yang Taehyung turuti.
"Sini" Tangan Jungkook terbuka lebar. "Ini obat luka lo kak" Lanjutnya lagi. "Peluk" Ujarnya dengan setengah merengek, Taehyung total dibuat tak mengerti tapi tetap melakukannya karena itu yang sejak tadi Taehyung inginkan; sebuah pelukan hangat dari Jungkook––– obat dari lukanya.
"Jangan sakit! Tugas lo berat karena harus jagain gue soalnya" Gumam Jungkook tepat di samping telinganya membuat Taehyung mengeratkan pelukannya.
-•-
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
FanfictionHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...