Melirik pada jam ditangan kanannya, bergantian ke arah entitas Jungkook yang sedang berjalan dengan santai sembari memamerkan senyumannya, Taehyung terdengar mendengus pelan—— sudah dapat dipastikan bahwa keduanya akan datang terlambat ke sekolah, tepat di hari pertama Jungkook sekolah lagi setelah menghabiskan waktu istirahat selama kurang lebih tiga hari. Begitu saling berhadapan, bukannya bergegas segera berangkat, Jungkook justru sengaja memperlambat waktu dengan melepaskan tas di gendongannya dan memakai jaket coklat milik Taehyung yang ia ambil diam-diam tempo hari lalu, si pemilik jaket memutarkan bola matanya malas, Jungkook membalas dengan kekehan tanpa rasa bersalah.
“Di maling pacar ternyata”
“Memang” Balas Jungkook dengan acuh, ia melirik sekilas ke arah helm yang di sodorkan Taehyung, alisnya terangkat sebelah, “pasangin”
“Manja”
“Biarin”
Meski sempat mencibir, Taehyung tetap menurut memasangkan helm di kepala Jungkook, memastikan bahwa helm itu dapat melindungi kepala si kekasihnya dengan baik, lalu terakhir segera menaiki motornya. Ia melirik sekilas pada si kekasih yang menyusul duduk di belakang, Taehyung mengusap lututnya beberapa kali dan mendapat anggukan pelan, kemudian setelahnya ia melajukan motornya membelah jalanan pagi yang lumayan cukup padat. Taehyung sengaja melajukannya dengan pelan, tidak peduli bahwa jam pertama pembelajaran kemungkinan besar sudah dimulai, toh keduanya sudah kepalang terlambat jadi sekalian saja bolos di jam pembelajaran pertama. Jungkook juga tidak protes, justru terlihat menikmati dan sepertinya memang memiliki pemikiran serupa.
“Sengaja telat?” Jungkook mencondongkan tubuhnya ke depan, dagunya dibawa bersandar pada pundak kokoh Taehyung, ia terkekeh kecil seraya mengangguk berulang kali sebagai jawaban. “Bunda tahu?”
“Tahu” Jawabanya, “tadi bahkan sempet ditawarin buat ambil libur sehari lagi” lanjutnya sembari menatap Taehyung lewat kaca spion, Jungkook tersenyum begitu tatapan keduanya bertemu dan Taehyung sekali lagi mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap area lututnya yang tertutupi celana abu-abu.
“Takut?” Tanyanya datar tanpa ekspresi yang berarti, tapi Jungkook tahu kekasihnya tengah khawatir, jadi disana ia membalas dengan memberikan usapan lembut pada dada Taehyung seraya mengangguk pelan, berusaha untuk jujur mengatakan bagaimana kondisi yang tengah ia alami, “takut sama respon anak-anak di sekolah, pasti udah nyebar kan? Apalagi berita Lea dikeluarin, mereka pasti cari tahu alasannya”
Taehyung terlihat menghela napas sebelum mengangguk mengerti dan menyahut untuk menaggapi, “Gue nggak bisa pastiin semua baik-baik aja. Tapi kalau pun mereka tahu, lo adalah korban, jangan takut, ada gue” ya mungkin memang setidaknya begitu.- tapi, tetap saja, respon orang lain terhadap kasus pelecehan seksual tidak mudah ditebak, kebanyakan orang mungkin akan bersimpati tapi sebagian lagi akan berusaha menyalahkan Jungkook karena tak bisa menjaga dirinya sendiri sehingga menjadi korban. Sebenarnya, kepalanya penuh sedari semalam, ada kekhawatiran yang terus singgah hingga membuat pening, entah bagaimana Jungkook justru membayangkan respon buruk yang akan ia terima. Lalu ditambah Taehyung yang tidak bisa selalu ada untuknya dan pada kenyataannya Jungkook harus menghadapi fakta mengenai respon orang-orang itu sendirian.
“Berhenti mikir jelek” Suara Taehyung kemudian kembali terdengar, menyadarkan Jungkook dari lamunan singkatnya, Jungkook meringis pelan sebab ucapan Taehyung seolah tepat sasaran—— lelaki itu memang selalu tahu apa yang tengah Jungkook pikirkan. “Kepala lo pusing nanti” lanjutnya dibalas satu hembusan napas berat oleh Jungkook, meski sulit mengenyahkan pemikiran buruk dari kepalanya, Jungkook tetap mengangguk.
“Nanti gue ikut aja masuk ke kelas lo”
“Ya jangan” dipukulnya pelan bahu Taehyung. “Lo dua hari yang lalu baru aja dimarahin papa karena sering bolos padahal bentar lagi ujian” Taehyung terdengar berdecak ketika diingatkan pada keributan kecil yang terjadi diantara dirinya dengan sang papa beberapa hari yang lalu sepulang dari rumah sakit tempat Lea dan Yugyeom dirawat. Beruntungnya ia membawa Jungkook, jadi papa tidak terlalu lama memarahinya, beliau hanya menegurnya sebagai peringatan pertama, kalo Taehyung sampai bolos lagi dan ketahuan, kemungkinan peralatan gamenya yang akan menjadi sasaran. “Papa minta lo buat rajin masuk di kelas tiga ini biar lo lulus kak, sebentar lagi ujian kelulusan juga. Lagian gue nggak mau punya pacar nggak lulus SMA”
“Padahal biar tahun depan seangkatan sama lo— aduh” Jungkook kembali memukul bahunya kali ini cukup keras sehingga Taehyung mengaduh kesakitan. “Amit-amit” katanya seraya mengetuk-ngetukan kepalan jarinya ke permukaan helmnya dan bahu Taehyung secara bergantian sebanyak tiga kali.
Taehyung hanya terkekeh mendapati respon demikian seraya sibuk memarkirkan motornya di warung kecil tempat ia membolos dengan teman-temannya, gerbang sekolah tidak akan dibuka meski Taehyung dan Jungkook memohon-mohon sampai bersujud sekalipun, jadi Taehyung memilih memarkirkan motornya disana dan masuk menuju gerbang samping yang biasanya bebas dari penjagaan. “Turun”
“Sabar ih” Jungkook merengut, turun dari motor Taehyung sembari membuka helmnya yang kemudian disodorkan pada Taehyung. “Nih”
“Masuk pas jam pergatian pembelajaran aja nanti, gue udah suruh Mingyu chat lo”
Jungkook menyipitkan matanya, “Oh, udah atur strategi ternyata” Dan Taehyung hanya mengangkat bahunya acuh, berjalan melewati Jungkook untuk duduk disalah satu kursi depan warung, menunggu si kekasih yang sibuk melipat jaketnya dan memasukannya ke dalam tas. “Mau minum, kopi boleh?”
“Bu, teh hangatnya dua” Jungkook mencebik, “mau jajan nggak?” Tawar Taehyung sembari membuka satu bungkus makanan ringan yang ada di depannya, Jungkook melirik kanan dan kirinya, menatap satu persatu pedagang jajanan yang sudah ada, kemudian menengadahkan tangannya ke arah Taehyung, “uang?” Taehyung mendengus, tapi kendati begitu ia tetap merongoh sakunya, disodorkannya dompet miliknya pada Jungkook yang menerimanya dengan senang hati dan langsung berjalan riang ke arah salah satu pedagang makanan.
“Bolos lagi nak Taehyung?” Taehyung mengalihkan tatap pada si pemilik warung yang datang membawakan pesananya, ia tersenyum kecil, mengangguk pelan, “nggak sama nak Jimin?”
“Nih, makasih sugar daddy ku” Belum sempat menjawab, suara Jungkook sudah menyambar cepat, ia menyerahkan kembali dompet milik Taehyung dan duduk di sebelah si kekasih sembari menunggu pesanannya yang tengah dibuatkan, tidak menyadari bahwa si pemilik warung tengah memperhatikannya. “Hari ini, nggak sama Jimin” Jungkook menoleh ke arah Taehyung yang bersuara, lelaki itu sedang menyodorkan uang untuk membayar pesanannya. “Ini Jungkook, bu”
“Oh, ini pacarnya nak Taehyung” Jungkook membulatkan matanya, pipinya sedikit panas dan barangkali memerah, ia menatap si pemilik warung dan tersenyum malu-malu. “Manis ya?” Tidak tahu bagaimana harus merespon, Jungkook hanya mengucapkan terima kasih, sementara Taehyung mengangguk setuju berulang kali seraya terkekeh kecil.
“Jangan di godain, bu. Anaknya malu”
“Lucunya, nak Taehyung sering sebut-sebut nak Jungkook loh” Katanya lagi yang mana malah membuat pipi Jungkook semakin memerah, ia baru tahu fakta yang satu itu dan kini semuanya terasa masuk akal kenapa si ibu pemilik warung bisa mengetahuinya sebagai pacar Taehyung hanya lewat perkenalan sebuah nama. “Ya sudah, ibu tinggal masuk ke dalam. Kalo mau pesan lagi, tinggal panggil ya?”
“Siap bu”
Setelah kepergian si ibu pemilik warung, Jungkook mendelik ke arah Taehyung. “Oh, jadi sering-sering sebut nama gue nih?”
“Suka kan?”
“Biasa aja”
Taehyung mendengus, “tapi pipinya merah”
“Ya emang kenapa kalo merah, dingin ini” Sahut Jungkook tidak ingin kalah, ia buru-buru menyanggah cepat. Taehyung barangkali sudah hendak membalas lagi, tapi terpaksa harus bungkam sebab Jungkook melanjutkan dengan galak, “Diem ah, bentar lagi ganti jam, mau makan ini dulu” katanya seraya menerima jajanan pesanannya.
_•_
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
FanficHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...