Kim Taehyung, sialan—— Jungkook hampir saja meledak ketika dengan santainya Taehyung mengeluarkan sebuah sepeda dan menunjuk satu sepeda lainnya yang masih terpakir apik di sisi mobilnya, mati-matian Jungkook berusaha menahan keinginannya untuk menonjok wajah tanpa rasa bersalah milik Taehyung yang berekspresi datar, seolah-olah ia tidak sedang membuat masalah dengannya. Lelaki itu membangunkan Jungkook tepat dipukul empat dini hari di minggu pagi ini, menariknya paksa menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok gigi, kemudian membawanya turun ke parkiran yang berada dilantai dasar apartemen sesaat setelah keduanya selesai menggunakan pakaian yang jauh lebih hangat.
"Gila"
"Olahraga pagi"
"Emang gila" komentarnya seraya menaiki satu sepeda yang tersisa, lalu membiarkan Taehyung membantunya memasangkan sebuah helm khusus untuk mengendarai sepeda. Dibubuhkannya satu kali pukulan kekesalan cukup keras pada bahu Taehyung yang setelahnya meringis kesakitan, Jungkook balas mendengus keras dan tidak peduli dengan reaksinya yang terkesan berlebihan. "Nggak sekalian aja jam dua belas malem" selorohnya dengan nada sindiran.
Taehyung terkekeh pelan, beralih menaiki sepedanya, "baru kepikiran tadi jam tiga pagi" Jungkook balas mendesis, memaki nama Taehyung berulang kali yang tidak terlalu ditanggapi oleh si pemilik nama.
Taehyung melajukan sepedanya lebih dulu, jalan memimpin di depan Jungkook yang berakhir pasrah mengikuti rencana dadakannya yang luar biasa menyebalkan. Mengendarai sepeda di pagi hari seperti ini sama sekali tidak ada dalam agenda yang sudah Jungkook rencanakan, kalaupun ada Jungkook dengan kewarasannya jelas tidak akan melakukannya sepagi ini. Tanpa disadari oleh Jungkook, Taehyung memelankan laju sepedanya hingga membuat keduanya kini beriringan dan saling bersisian, Taehyung menyodorkan sebelah tangannya ke arah Jungkook yang mengernyit tidak mengerti.
"Apa?"
"Pegangan" sahutnya singkat. Jungkook mendengus, berusaha menahan senyumannya agar tidak muncul meski berakhir sia-sia. Ia balik mengulurkan lengannya dan balas menggenggam tangan Taehyung, berakhir mengendarai sepeda dengan sebelah tangan sementara tangan sebelahnya saling bertautan dengan si kekasih di sepanjang perjalanan yang entah menuju ke mana.
Jalanan masih terlampau sepi dan sunyi, langit masih berhias gelap, pun komplek apartemen elit milik Taehyung memang jarang dilewati oleh banyak kendaraan, membuat keduanya berkendara dengan bebas seakan-akan jalanan adalah milik mereka. Jungkook menghela napas panjang, udara pagi yang menyegarkan berangsur masuk ke dalam hidung. Jempol tangan Taehyung beberapa kali mengusap punggung tangannya guna menyalurkan kehangatan yang sebenarnya tidak berarti apa-apa, sebab dingin masih terasa berulang kali menyapa kulit melalui celah-celah pakaian hangat dan tebal yang ia gunakan.
"Beli minum dulu" Taehyung membawanya berhenti tepat di minimarket terdekat yang buka dua puluh empat jam, sementara Jungkook tidak banyak protes bahkan ketika tautan tangan keduanya harus terpaksa di lepas, "mau minuman apa?"
"Air mineral aja" katanya tanpa memutuskan untuk turun dari sepedanya, "beliin makanan kucing juga ya?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya, tapi tidak banyak bertanya dan hanya mengangguk mengiyakan kemudian berlalu masuk begitu saja. Jungkook melirik sekitarnya, tersenyum kecil, mungkin bersepeda di jam segini tidak terlalu buruk meski awalnya terasa menyebalkan sebab tidurnya terganggu, tapi jujur saja rasanya cukup menyenangkan.
Taehyung kembali dengan kresek ditangannya, "mau minum?" Tawarnya yang Jungkook balas gelengan pelan karena belum merasa haus. Taehyung terkekeh kecil, Jungkook justru terlihat lebih bersemangat dibanding dirinya sendiri sekarang, padahal sebelumnya sibuk memaki Taehyung. "Mau pegangan tangan lagi?" Tawar Taehyung untuk kedua kalinya, mengulurkan sebelah tangannya lagi. Dengan senyuman manisnya Jungkook melirik sekilas sebelum mengulurkan sebelah tangannya mengikuti Taehyung.
Tapi, belum sempat tangan keduanya saling menggenggam, Jungkook malah menepisnya dan mempercepat laju sepedanya, "yang kalah harus buat sarapan dan cuci piring" teriaknya heboh seraya melesat cepat meninggalkan Taehyung yang membulatkan matanya sebab terkejut, sial.- Taehyung jelas ketinggalan, ia buru-buru mengejar karena tidak ingin kalah, sementara di kejauhan sana tawa Jungkook terdengar keras karena yakin akan kemenangannya dan memang begitu adanya, Jungkook sampai di taman lebih dulu hanya berbeda 5 detik saja dengan Taehyung yang menyusulnya kemudian.
"Nasi goreng enak buat sarapan" ditepuknya bahu Taehyung dengan seringaian mengejek, Jungkook memarkir sepedanya lebih dulu, melepas helm dan berlalu memasuki taman begitu saja, meninggalkan Taehyung yang mendengus keras. Ia duduk di kursi taman terdekat, memejamkan matanya guna menikmati angin yang membelai wajahnya hingga membuatnya sedikit mengantuk. "Minum" membuka mata, ia melirik ke arah Taehyung yang menyodorkan sebotol air mineral yang sudah dibukakan tutupnya. Dengan senang hati Jungkook langsung menerimanya.
"Dingin?"
"Sedikit" diakhiri senyuman kecil agar Taehyung tidak begitu khawatir. "Tapi udaranya enak, kayak di puncak, ayah dulu sering ajak" suara Jungkook melirih pada akhir kalimatnya, ia menghela napas berat tapi senyumannya masih belum luntur dari wajahnya.
Taehyung menoleh, mengusak acak surai hitam Jungkook yang setengah basah oleh keringat, "kapan-kapan lo yang ajak ayah" hiburnya yang Jungkook balas gelengan pelan, yang lebih muda mendonggakkan kepalanya menatap langit yang sekarang berhiaskan cahaya keorenan pertanda matahari mulai muncul kepermukaan. Ada sedih yang singgah dihatinya juga rindu yang belum sempat ia tuntaskan, sebab kebingungan harus melampiaskan pada siapa dan dengan apa, sementara orang yang menjadi tokoh utama penyebabnya justru terasa menghilang dalam genggamannya.
"Ayah udah sibuk sekarang, mungkin sama keluarga barunya?" Ujarnya yang lebih serupa pertanyaan ketimbang pernyataan. "Terakhir kali diajak ketemu diacara lamarannya ka Seokjin kemarin, itu juga kan nggak bisa soalnya bertepatan sama anaknya yang ulang tahun, hehe" Jungkook mengerjapkan matanya beberapa kali, mengingat kembali penolakan yang berulang kali ayahnya sering lakukan, hingga menimbulkan luka yang cukup menyakitkan. Kedua orangtuanya bercerai sekitar lima tahun yang lalu, pada awalnya ayah masih seringkali menghubunginya dan Seokjin tapi tiga tahun belakangan setelah menikah lagi, hubungan diantara keduanya menjadi kian semu dan terasa fana.
"Lo juga tau itu bukan yang pertama kali ayah nolak ketemu, sebelumnya juga sering" Taehyung menarik sebelah lengannya yang menganggur, digenggam begitu erat. Ia sudah lebih dari paham bagaimana sakitnya Jungkook ketika menyangkut hubungan diantara orangtuanya, meski pada saat kehancuran itu terjadi Taehyung tidak ada disisinya untuk menggenggam sebelah tangannya seperti ini.
"Kalo gitu lo ajak gue aja" Jungkook menoleh ke arahnya, terkekeh ringan mendengarnya. "Sini deketan" Taehyung menarik pelan tubuh Jungkook untuk mendekat, Jungkook pikir mereka akan berakhir romantis sebab biasanya memang begitu; ketika pasangan sedih pasti akan dihibur dengan sesuatu yang manis. Sayangnya, Taehyung itu berbeda. Begitu ia mendekat, lelaki itu justru mengapit kepalanya dengan ketiak miliknya hingga membuat Jungkook memekik keras.
"Anjing lepasin!!" Taehyung malah tertawa puas dan baru melepaskan Jungkook ketika satu cubitan mendarat di pinggangnya. Jungkook memukul bahunya beberapa kali, "sialan" katanya kesal. "Bau anjir"
"Enak aja. Gue udah mandi ya, emang lo yang baru cuci muka sama gosok gigi doang" sanggah Taehyung tidak terima yang Jungkook akui memang benar, Taehyung tidak bau sama sekali dan malah harum meski sedikit berkeringat.
"Itu juga gara-gara lo!"
"Dasar belum mandi"
"Biarin" sahutnya tidak ingin kalah, menatap dengan sinis ke arah Taehyung yang terus meledeknya karena belum mandi. "Biar, biar, biar" katanya. "Belum mandi aja lo sayang kan?" Tanyanya penuh percaya diri yang Taehyung balas usakan acak di rambutnya sebab merasa gemas sendiri dengan respon Jungkook.
"Ish" Jungkook menepis tangannya, ia merenggut seraya merapikan lagi rambutnya. "Ih, kucing" serunya kemudian, seraya berjalan mendekat ke arah seekor kucing yang berada tidak jauh dari tempatnya duduk tadi.
"Awas kucingnya kabur karena lo belum mandi" Jungkook menjulurkan lidahnya tidak peduli dengan kalimat Taehyung, memilih berjongkok dan membawa si kucing ke dalam gendongannya sebelum nantinya ia akan beri makan. Taehyung tersenyum di tempatnya duduk, hatinya terasa hangat. Setidaknya kesedihan Jungkook tidak berlarut di hari ini.
_•_
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
FanfictionHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...