Taehyung baru masuk ke kelas setelah jam istirahat berlalu, ia mengernyit heran ketika disebelah kursinya ada seseorang yang mengisi dan itu bukan Jimin yang biasanya duduk di sampingnya. Jimin justru duduk di kursi yang berbeda dengan salah satu anak yang terkenal ambisius dalam pembelajaran, tatapannya memelas ketika Taehyung menghentikan langkah tepat di samping mejanya.
"Wali kelas yang misahin kita" Ujarnya dengan dramatis. Taehyung menghela napas, sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Tapi ia tidak merasa keberatan, lagipula duduk dengan Jimin atau tidak bukanlah apa-apa bagi Taehyung––– toh Taehyung tidak pernah bergantung pada Jimin mengenai hal pembelajaran, yang ada justru sebaliknya. Jimin berekspresi seperti terlihat menderita, "gue nggak bisa nyontek lo lagi kalo ulangan" Katanya dengan sedih dan raut wajah putus asa.
"Dia siapa?"
Jimin menoleh ke arah sosok yang Taehyung tunjuk dengan dagunya; seorang gadis cantik yang menduduki kursi kebesarannya. "Oh, dia anak baru" Jawabnya. "Namanya Kim Lea, wali kelas nyuruh lo baik-baik sama itu anak" Lanjutnya lagi yang Taehyung balas anggukan singkat.
Taehyung berjalan mendekati kursinya, hal itu jelas mengundang perhatian dari sosok yang sejak tadi sibuk menulis di buku catatannya. Ia menoleh seraya tersenyum canggung sementara Taehyung balas tersenyum ramah––– Taehyung memang terkenal berandalan, tapi ia juga masih tau sopan santun, mama mengajarinya untuk membalas sebuah senyuman atau perlakuan baik dari orang lain. Sederhananya, ia harus bersikap ramah pada siapapun.
"Hai" Gadis itu menyapa lebih dulu, tangannya terulur ke depan. "Kim Lea" Perkenalnya yang Taehyung balas perkenalan singkat, "Kim Taehyung" Setelahnya hening. Tak ada yang memulai percakapan lebih lanjut sebab; Lea yang merasa canggung memilih melanjutkan mengerjakan tugasnya dan Taehyung yang merasa tidak punya topik untuk di bahas memilih menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya untuk tidur––– kelasnya kosong sampai jam istirahat kedua sebab guru yang mengajar siang ini berhalangan hadir.
;
"Tae rokok nggak?"
Taehyung menggeleng pelan sambil melakukan peregangan pada otot pundaknya yang terasa kaku. Jam istirahat kedua tengah berlangsung dan ia baru saja terbangun setelah menghabiskan waktu 3 jam untuk tertidur. "Jatah rokok gue tinggal satu lagi, buat nanti malem" Katanya beralasan tapi juga berbicara fakta sebab Jungkook memang membatasinya dalam hal merokok; tiga batang sehari.
"Bucin lo"
"Ngaca jing!"
Baru saja Jimin hendak membalas, suara Lea menghentikan obrolan keduanya "Ma-maaf..." Gadis itu terlihat gugup, apalagi menjadi pusat perhatian Taehyung dan Jimin. "Gue boleh minta tolong nggak?" Jimin mengangkat alisnya bingung seraya utarakan pertanyaan.
"Gue di suruh ke ruangan kepala sekolah, tapi gue takut nyasar. Boleh minta anterin nggak? " Tanyanya dengan setengah ragu, takut jikalau ia mendapat penolakan tapi ia juga belum hapal rute untuk menuju ruangan kepala sekolah sebab tadi pagi juga ia di dampingi seorang guru. "Sorry ngerepotin" Katanya merasa tidak enak hati.
"Santai. Lo aja Tae"
"Apaan?"
"Kan gue mau ngerokok, lo aja sekalian ke kantin"
Taehyung mendengus keras, sementara Jimin mengumbar senyuman tanpa rasa bersalah.
"Eh, kalo kalian nggak mau, nggak papa–––"
"Gue anter" Lalu Taehyung memilih berdiri lebih dulu, sementara Lea yang masih terkejut justru malah terdiam memperhatikan punggung tegap Taehyung. Sampai Jimin menyadarkannya dan menyuruhnya untuk segera menyusul sebelum Taehyung hilang dari pandangannya. "Hati-hati Lea" Seru Jimin seraya melambaikan tangannya.
Kepergian Taehyung dan Lea bukan hanya membuat Jimin tersenyum acuh, tapi juga mengundang tatapan tidak suka sarat akan rasa iri dari beberapa siswi dalam kelas termasuk Jisoo yang sedari tadi memandang penuh kesal.
Setelah mengantarkan Lea, Taehyung justru ditahan di ruangan kepala sekolah untuk mendengarkan ceramah panjangnya dengan embel-embel sambil menunggu Lea menyelesaikan berkas administrasi dan lain-lainnya. Setelah 10 menit telinganya dibuat panas, Lea akhirnya menyelesaikan urusannya dan keduanya dapat keluar ruangan yang bagi Taehyung bagaikan neraka itu.
"Gue duluan"
Taehyung hendak mendahului, mengingat tugasnya adalah hanya mengantar Lea ke ruang kepala sekolah dan tujuan utamanya adalah kantin. Tapi kalimat Lea berhasil membuat ia menghentikan langkah, "gue boleh ikut ke kantin nggak?" Tanyanya dengan ragu, Taehyung jelas tak punya alasan untuk menolak sebab kantin adalah tempat umum dan siapapun berhak berkunjung ke sana. Alhasil, keduanya kembali berjalan beriringan diiringi tatapan kebingungan dari beberapa siswa-siswi yang mereka lewati.
"Taehyung, sorry.. Tapi luka lo–––"
"Udah di obati"
"Oh~ syukur deh" Lea Mengangguk-anggukan kepalanya seraya menghela napas lega.
"Mau pesen apa?"
"Eh" Lea menoleh kanan dan kirinya, sedikit berpikir untuk memesan sesuatu. "Gue ngikut Taehyung aja deh"
"Oke, tunggu di sana"
Lea menurut, duduk di salah satu kursi kantin yang sebelumnya Taehyung tunjuk untuk menunggu Taehyung yang sedang memesan makanan. Lea menoleh kanan dan kirinya, tersenyum ramah ketika entitasnya justru mengundang perhatian. Tatapannya kemudian terarah pada Taehyung yang berhenti di depan lemari es, mengambil seborol susu pisang. Lea tersenyum kecil, Taehyung ternyata sangat perhatian sekali.
Hanya saja; Lea harus mengubur harapannya dalam-dalam sebab susu pisang yang di beli Taehyung justru diberikan pada sosok pemuda yang duduk tidak jauh dari kursinya. Taehyung hanya menaruhnya di atas meja dan berbicara sebentar sebelum menghampiri Lea yang menatap penuh penasaran dengan sosok pemuda itu, lebih tepatnya pada hubungan Taehyung dengan pemuda yang duduk membelakanginya––– Sebab Taehyung perhatian sekali sampai memberinya sebotol susu pisang. Raut penasarannya diubah ketika Taehyung duduk tepat di depannya, menegak sekaleng soda yang ia beli bersamaan dengan susu pisang tadi.
"Makanannya agak lama, antri soalnya"
"Nggak papa Tae, makasih ya"
Taehyung hanya balas mengangguk pelan, kemudian sibuk dengan ponselnya. Membiarkan hening kembali mendominasi keduanya, bahkan sampai makanan keduanya datang; Taehyung hanya fokus pada ponselnya.
"Taehyung, Jimin ngerokok dimana?" Lea bertanya basa basi, mencoba mengalihkan fokus Taehyung dari ponselnya sekaligus memecah sunyi diantara keduanya. Ia bukan tipe yang betah berlama-lama ditengah sepi. Taehyung hanya menoleh sekilas, "warung depan sekolah" Lalu fokus kembali pada aktifitasnya sambil menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.
"Lo sendiri, nggak ikut ngerokok?"
"Nggak" Jawab Taehyung disertai gelengan pelan. Lea ingin lanjut bertanya tapi ia takut Taehyung merasa tidak nyaman, tapi kalo tidak bertanya ia yang justru merasa tidak nyaman. "Lho, kenapa? Eh sorry gue banyak tanya ya"
"Buat kesehatan" Jawab Taehyung acuh, makanan di piringnya telah tandas dan Taehyung berniat segera kembali ke kelas setelah menghabiskan segelas air putih yang ia pesan sebelumnya, tapi melihat piring makanan Lea yang justru masih tersisa cukup banyak bahkan belum habis setengahnya; maka Taehyung mengurungkan niatnya, ia jelas tidak ingin ambil reskio jika terjadi sesuatu pada Lea apabila ia meninggalkan gadis itu sendirian. "Pelan-pelan aja. Gue tungguin kok, lagian jam istirahatnya masih 10 menitan lagi"
Lea yang mendengarnya merasakan hatinya menghangat. "Eh, Taehyung nggak papa nungguin gue?"
"Iya, santai aja"
Lalu setelahnya meja keduanya hanya diisi obrolan ringan seputar sekolah, Lea yang lebih banyak bertanya sementara Taehyung hanya menjawab seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
FanfictionHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...