hujan.-

3.7K 340 21
                                    

Taehyung mendengus keras—— menyesal telah menyetujui ajakan Jungkook untuk melarikan diri dari acara keluarganya dengan dalih acara sudah hampir selesai; sebuah pertemuan diantara dua keluarga Jeon Seokjin dengan Kim Namjoon, si calon suami. Setelah nengantongi izin dari sang ibunda, keduanya lalu berjalan ke arah minimarket terdekat dan sialnya kini malah terjebak hujan yang lumayan deras. Ia melirik ke arah Jungkook yang berjalan mendekat dengan dua cup ramen panas dan sekantung kresek berisi air mineral serta makanan ringan, kedua tangannya penuh dan ia terlihat kesusahan, tapi Taehyung hanya diam memperhatikannya; tidak berniat simpati dengan repot-repot membantunya.

"Bantuin dong ganteng, bukan malah diliatin dong" Cibirnya dengan penuh penekanan sebagai bentuk sindiran yang dibalas kekehan ringan oleh si kekasih. Taehyung kemudian berdiri, berlaga hendak membantu padahal Jungkook sudah berada tepat dihadapannya yang terhalang sebuah meja kecil, "ih anjing~, telat!" Gerutunya kesal dengan bibir mengerucut lucu dan kedua alis menukik membentuk kerutan di kening; Taehyung dibuat mengigit bibir bawahnya sebab meski kalimat Jungkook terdengar kasar, wajah dan nada suaranya tetap saja total menggemaskan.

Ia kemudian kembali duduk di tempatnya, membiarkan Jungkook menaruh seluruh jajananya memenuhi meja kecil yang tersedia dihadapan mereka. "Eh ada yang kurang nggak sih?" Taehyung mendengus malas ketika Jungkook berujar seakan tidak cukup dengan semua makanan yang ada di meja. "Nginep aja disini sekalian" Sahutnya kemudian dibalas delikan tajam yang sedetik kemudian berubah melunak disertai senyuman pongah,

"Boleh juga" Balasnya, "kalo mau beli minimarketnya juga boleh, uang ayang kan banyak, nanti gue siap abisin, ayang kerja aja sampe mampus" Taehyung bergidik geli mendengar kata ayang yang diucapkan Jungkook, ditambah tangannya yang tidak bisa diam dengan beberapa kali mencolek dagu Taehyung. "Ih~, ayang sini deketan"

"Anjing, geli banget bangsat"

"Ayang nggak boleh kasar, ih" Ekspresi muka Jungkook sekarang mirip sekali dengan emoji marah bewarna merah, lucu tapi bagi Taehyung yang tidak biasa malah terasa aneh. "Jung sumpah, ginjal gue bergoyang denger lo ngomong gini"

"Bangsat Taehyung" Semburan tawa Jungkook menggema seakan ingin menandingi suara hujan, si kekasih mengusap perutnya yang terasa melilit sementara tawanya masih belum mereda. "Aduh, perut gue sakit" Keluhnya, ia menghela napas panjang beberapa kali, mengambil sebotol air mineral dan meneguknya. "Diajarin ngelucu sama siapa lo?" Tanyanya sesaat setelah kembali seperti biasanya.

Taehyung mengendikkan bahu acuh, mulutnya sudah penuh oleh suapan mie pertamanya. "Makan, mumpung hangat" Perintahnya yang segera dituruti oleh Jungkook. Udara dingin malam beberapa kali terasa menyapa permukaan kulit mereka yang hanya berlapis kemeja putih polos; dresscode malam ini. Keduanya tidak terpikirkan untuk membawa jaket, lagipula sebelumnya langit terlihat cerah-cerah saja. "Kayaknya hujannya bakal lama" Celoteh Taehyung, pandangannya menatap lurus ke arah jalanan becek yang sepi kendaraan, kebanyakan orang mungkin akan memilih untuk berdiam diri di rumah.

"Ayo taruhan" Ujar Jungkook kemudian, ia terlihat serius dengan memajukan tubuhnya ke arah Taehyung, "menurut gue, satu jam lagi, hujannya bakal berhenti" Suaranya terdengar seperti bisikan, tapi Taehyung masih mampu mendengarnya. Ia kemudian ikut memajukan tubuhnya, menatap tepat pada obsidian bulat milik si kekasih, "kata gue hujannya bakal sepanjang malam"

Jungkook mengulurkan tangannya lebih dulu, "yang kalah pijitin yang menang, deal?" Dan Taehyung menyambutnya dengan senang hati. "Deal" Katanya tegas. Jungkook tersenyum penuh ejekan, berniat menegakkan tubuhnya lagi tapi Taehyung malah menarik tangannya hingga membuat wajah keduanya hampir bersentuhan, tatapan mata Taehyung turun pada bibir merah miliknya, "boleh?" Izinnya, Jungkook melirik kanan dan kirinya dengan gugup, memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar mereka.

Pacaran √ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang