Jungkook menghela napas berulang kali—— meski yakin Taehyung akan menang, tapi sekelumit rasa khawatir tetap membelenggu dadanya. Ia tidak berharap banyak atas kemenangan si kekasih, perkataannya satu jam lalu mengenai kemenangan yang harus diperoleh Taehyung nyatanya hanya bentuk candaan semata, ia tidak benar-benar berniat menuntut sebab apapun hasilnya nanti yang terpenting baginya adalah keselamatan Taehyung, kalah atau menang Taehyung nanti tidak akan menghapuskan kekaguman dalam dirinya terhadap si kekasih. Hampir 10 menit sudah berlalu, tapi baik motor Taehyung maupun motor sang lawan belum terlihat sama sekali di ujung jalan sana, Jungkook memandang gusar, menggigit bibir bawahnya berulang kali untuk melampiaskan cemas.
"Taehyung bakal baik-baik aja" Menoleh dengan separuh terkejut ke sebelahnya dan menemukan Kim Yugyeom sudah berada tepat disampingnya entah sedari kapan. Jungkook mendengus kasar, memilih abai dan kembali fokus memperhatikan jalanan yang semakin ramai oleh sorakan. "Hai, Jungkook. Apa kabar?" Retorik dan terlalu basa basi. Kendati begitu Jungkook tetap menyaut, mengangkat sebelah sudut bibirnya hingga membentuk senyuman sinis, ia menjawab ketus penuh penekanan,
"Sangat baik" Dibalas kekehan singkat oleh si lawan bicara, Jungkook tidak mengerti dimata letak sebuah lelucon yang membuat Yugyeom tertawa. "Tapi kedatangan lo bikin mood gue hancur" Sarkasnya. Kekehan terhenti, sementara rahang Yugyeom terlihat mengeras. Jungkook tersenyum puas, merasa menang.
"Kenapa? Masih dendam sama kejadian dua tahun lalu?" Jungkook mendecakkan lidah seraya mengangkat bahunya tak peduli, "kalo gitu sorry buat kejadian dua tahun yang lalu, gue nggak berniat jadiin lo bahan taruhan. Gue beneran sayang sama lo, tapi keadaan saat itu malah ngebuat gue nembak lo dengan dalih taruhan"
Jungkook menghembuskan napas pendek, memandang tajam entitas yang teramat ia benci ini. Bukan tanpa alasan. Kim Yugyeom yang pernah berpacaran dengannya selama 3 bulan lamanya dulu, berhasil meninggalkan kenangan buruk di masa remaja Jungkook. Sosok brengsek yang dengan teganya hanya menjadikannya sebagai bahan taruhan sekaligus mempermalukannya di hadapan seluruh siswa-siswi saat SMP dulu. Yugyeom bukan hanya pernah mempermainkan perasaannya tapi juga pernah menjatuhkan harga dirinya. Jungkook menelan salivanya, membalas dengan ekspresi datar "Simpan maaf lo itu, karena itu sama sekali nggak berguna untuk sekarang" Suaranya menukik ketus. "Dan Kim Yugyeom, makasih buat kenangan paling buruk yang udah lo tinggalin di hidup gue" Lalu selepas mengatakannya, Jungkook segera berlalu dari hadapan Yugyeom, dengan sengaja menyenggol bahunya kasar.
Tanpa disadari, balapan sudah berhenti beberapa menit yang lalu dengan Taehyung sebagai pemenangnya. Dari tempatnya berdiri sekarang, Yugyeom dapat melihat Jungkook berjalan mendekat ke arah Taehyung disusul teman-teman satu klubnya yang lain dan saat tubuh Jungkook berhasil di raih ke dalam sebuah pelukan, Taehyung menoleh ke arahnya, tatapan matanya menghunus tajam sampai rasanya sanggup membelah kepala Yugyeom saat itu juga.
Jungkook yang berada dalam dekapan Taehyung ikut menolehkan kepalanya ke arah Yugyeom, hanya sekilas sebelum pinggangnya ditarik posesif oleh si kekasih, kemudian keduanya berjalan beriringan menjauhi kerumunan. "Bang, titip motor. Besok gue bawa di markas" Hoseok mengacungkan kedua ibu jarinya, mengangguk setuju disertai senyuman lebar. Sementara, Taehyung merongoh sakunya untuk mengambil kunci motor yang biasa ia gunakan ke sekolah. "Dingin?" Tanyanya sesaat setelah keduanya berdiri bersisian di dekat motor Taehyung yang terparkir rapih.
Ia melirih ke arah kaos hitam dibalut kemeja tipis yang dikenakan Jungkook, kemudian membuka jok motornya dan mengambil jaket hoodie hitam miliknya yang sengaja selalu disediakan di dalam jok motor untuk berjaga-jaga jika Jungkook tidak membawa jaket. "Dingin, nggak?" Ulangnya.
Jungkook berdecak kesal, "Ya dingin lah!"
"Lagian ditanya diem aja"
"Ya harusnya ngerti dong!"
"Ya lo diem aja gue mana paham, emangnya gue bisa baca pikiran lo" Balasnya tak ingin kalah, bukannya menyerahkan hoodienya tadi, Taehyung justru melepaskan jaket kulit tebal yang membalut tubuhnya, menyerahkannya ke arah Jungkook yang menerima dengan bingung, "pake aja" Sahutnya cepat sebelum Jungkook utarakan pertanyaan.
"Biar apa?"
"Apa?"
"Kok lo yang pake hoodienya?"
Taehyung memutar bola matanya malas, terlampau paham dengan senyuman Jungkook yang bermaksud menggodanya. Ia mengangkat bahunya acuh, lekas menaiki motor dan mengeluarkannya dari parkiran. Jungkook sendiri masih berada di posisi semula dengan kedua pipi yang sedikit bersemu, "biar gue tetep hangat ya?" Tanyanya dengan percaya diri.
"Naik"
"Ish! Jawab dulu"
Taehyung menghela napas sabar, "biar harum gue nempel ditubuh lo. Cepet naik" Senyuman Jungkook semakin melebar mendengarnya. "Oh, biar orang tau kalo gue milik lo gitu?" Tebaknya yang sebenarnya tepat sasaran. Tapi Taehyung gengsi mengakui.
"Nggak juga sih. Kalo lo mau pake hoodie ini ya udah lepas lagi, cuman hoodienya belum gue cuci selama seminggu"
"Bangsat" Dipukulnya kasar punggung Taehyung, hingga si empunya mengaduh sakit. "Lo tuh nggak ada manis-manisnya. Dasar" Gerutunya kesal.
"Kalo gue manis nanti lo jadinya kemanisan, terus bikin diabetes"
"Ini lo lagi gombal?"
Taehyung berdecak, "Ah anjing! Giliran gue manisin lo malah kek gitu" Dan Jungkook balas tertawa seraya melingkarkan kedua lengannya di perut si kekasih, setelahnya membiarkan Taehyung melajukan motornya melewati jalanan malam yang masih saja terasa padat, padahal sudah hampir tengah malam.
"Lo kalo mau balik lagi ke tongkrongan buat rayain kemenangan tadi, jangan sampe mabuk" Ujar Jungkook dengan setengah berteriak agar suaranya mampu didengar Taehyung yang membalas santai, "liat nanti— aw sakit" Aduhnya kemudian ketika pinggangnya mendapat cubitan dari si kekasih.
"Awas aja kalo mabuk. Lo nyusahin soalnya" Taehyung berdehem pelan, "denger nggak?"
"Iya sayang, iya" Kemudian balas berteriak ketika tangan Jungkook sudah menempel didekat pinggangnya lagi. Siap memberi cubitan jikalau Taehyung menolak dan menggelengkan kepalanya.
Butuh sekitar 30 menit untuk sampai di halaman depan rumah Jungkook yang sebagian lampunya sudah dipadamkan, Jungkook segera turun dari motor besar Taehyung. "Nih" Diserahkannya jaket tebal si kekasih yang langsung diterima, Taehyung melepaskan kembali hoodienya dan menyodorkannya ke arah Jungkook. "Nih" Katanya
"Apaan?"
"Cuciin"
"Memang sialan" Maki Jungkook kendati begitu ia tetap menerima hoodie itu.
"Besok gue jajanin sepuasnya. Sekarang gue sama temen dulu"
"Jangan mabuk"
"Iya" Katanya dengan tegas. "Kalo nggak lupa" Diakhiri sebuah kekehan, ia buru-buru menghindar ketika Jungkook hendak melayangkan sebuah pukulan. "Gue balik ke sana lagi, ya?"
"Hm" Setelah mendapat persetujuan, Taehyung kembali memakai helmnya. Hanya saja, sebelum benar-benar melajukan kendaraannya, Jungkook kembali bersuara hingga membuat pergerakannya terhenti, "Yugyeom nyamperin gue tadi, cuman minta maaf sama kejadian waktu itu" Entah mengapa Taehyung merasa sedikit lega mendengarnya, mungkin sedari tadi penjelasan inilah yang ditunggu-tunggunya. Sebab, dari atas motor ketika balapan tadi, ia tidak sengaja menyaksikan obrolan Jungkook dan Yugyeom.
"Lo maafin?"
"Ogah"
"Mantap" Diusaknya pelan rambut si kekasih sebagai tanda rasa bangga. Jungkook berdecih. "Gue dukung apapun keputusan lo. Tapi kapan-kapan coba belajar maafin dia" Ujarnya, suaranya terdengar tenang dan dalam. "Kalo dia macem-macem langsung kasih tau gue" Dan Jungkook hanya balas mengangguk pelan. Perasaannya yang terasa berat tadi berangsur-angsur terasa ringan setelah Taehyung mengatakannya, hatinya menghangat—— selama ada Taehyung ia akan aman.
"Ya udah sana. Lo pasti udah ditungguin" Taehyung mengangguk, kembali menyalakan motornya dan mulai melajukannya menjauhi rumah Jungkook.
_•_
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
FanfictionHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...