Taehyung sakit.-

3.4K 335 24
                                    

"Demi Tuhan, Kim Taehyung"—— ini panggilan ke 13 kalinya. Dan Jungkook bersumpah ingin menonjok wajah si kekasih saat ini juga jika ia berada disini, tapi nyatanya harus diurungkan sebab Taehyung hari ini absen tidak masuk sekolah dikarenakan demam yang menimpanya semalaman kemarin dan sialnya Kim Taehyung yang sedang sakit itu rewel sekaligus merepotkan sekali; tepat setelah bel pulang berbunyi 15 menit yang lalu, ia tidak berhenti menghubungi Jungkook, menyuruhnya untuk cepat datang, menanyakan dimana keberadaan Jungkook hampir disetiap menit, merengek-rengek kecil ketika Jungkook tidak kunjung datang.

"Udah dimana?"

"Gue baru jalan ke parkiran, Kim!"

"Lama" Rengeknya manja dengan suaranya yang serak. Terdengar bukan Taehyung sekali. Jungkook membalas dengan dengusan samar disertai putaran bola mata malas, meski kesal luar biasa, tapi sebenarnya Jungkook merasa gemas dengan tingkah si kekasih yang mirip seperti anak kecil. "Sekarang udah dimana?" Jungkook bahkan baru mengeluarkan kunci motornya dari dalam saku celana abu-abu yang ia kenakan pun belum ada semenit Taehyung bertanya hal serupa sebelumnya, tapi si kekasih seolah tuli terus menanyakannya lagi dan lagi.

"Gue baru diparkiran, astaga!"

"Aku sakit"—— perubahan Taehyung memang cukup banyak ketika sakit; baik dari sikap maupun nada bicaranya yang menjadi lebih manja dan lembut, serta penggunaan aku-kamu pada susunan kalimatnya. Ini bukan yang pertama kalinya Jungkook dengar, tapi setiap mendengarnya jantung Jungkook serasa ingin lompat dari tempatnya. Rasanya terlalu manis jika keluar dari mulut si kekasih. "Cepet pulang" Rengeknya lagi, kali ini membuat Jungkook menghela napas berat.

"Gimana mau cepet kalo teleponnya masih terus tersambung? Gue matiin ya? Biar cepet sampe kosan lo" Ada jeda yang cukup panjang dari sosok diseberang sana, Jungkook menebak Taehyung mungkin sedang berpikir dan ia dengan sabar menunggunya. "Kalo nggak dimatiin gue nggak bisa berangkat, tangan gue cuman dua" Desaknya cepat, melirik sekelilingnya yang mulai ramai, Jungkook terkadang tersenyum atau mengacungkan tangan untuk membalas sapa orang-orang yang dikenalinya.

"Oke, jangan lama."

"Iya" Lalu telepon ia putuskan secara sepihak tanpa membiarkan Taehyung bersuara lagi. Jungkook segera memasukan ponselnya ke dalam tas sekolahnya, menyambar cepat helmnya dan langsung menggunakannya. Ia bergerak cepat agar bayi besarnya itu tidak semakin rewel, menaiki motor kemudian melajukannya melewati kerumunan para siswa-siswi lainnya menuju gerbang utama sekolah yang sudah terbuka lebar sedari tadi.

Baru saja hendak menacap gas, sebuah mobil menghalangi jalannya sebab berdiri tepat di depan gerbang sekolahnya, Jungkook mendengus kesal, dihembuskannya napas pendek dengan keras, sengaja menyalakan klakson pertanda permisi, tapi bukannya mobil itu berpindah posisi, si pengemudi malah membuka lebar kacanya dan melongokkan kepala keluar kemudian tersenyum lebar begitu mereka saling bertatap muka. "Hai, Jungkook" Jungkook mencengkram stang motornya dengan erat ketika seseorang di dalam mobil itu ternyata bukanlah orang asing. Dia Kim Yugyeom dan Jungkook tidak mengerti apa yang hendak dilakukan lelaki itu. Yang jelas jika pikiran negatifnya benar kalau Yugyeom kesini hanya untuk bertemu dengannya, maka Jungkook dengan senang hati menepi sejenak dan memberinya beberapa bogeman mentah.

"Ngapain lo kesini? Bukannya gue udah bilang jangan muncul lagi di depan gue?!" Geramnya yang mana disambut kekehan ringan. Jungkook semakin tersulut emosi mendengarnya, tapi sosok itu malah dengan santai menjawab, "santai, gue kesini bukan buat nemuin lo kok, meski gue berharap bisa ketemu sama lo" Diakhiri sebuah tawa sekali lagi, suaranya semakin memelan ketika mengatakan kalimat terakhirnya hingga Jungkook tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Jungkook mengangkat sebelah alisnya sebagai gestur bertanya, sedikit banyaknya ia masih menaruh curiga pada lelaki itu.

"Gue mau jemput sepupu gue, kebetulan dia sekolah disini juga" Lanjutnya lagi berusaha menjelaskan yang Jungkook balas anggukan acuh, tidak terlalu peduli selagi alasan Yugyeom tidak menyangkut padanya.

"Kalo gitu, tolong minggirin mobil lo, lo halangan jalan banyak orang" Seakan-akan baru tersadar, Yugyeom meringis pelan kemudian bergerak cepat memindahkan posisi mobilnya. Setelahnya buru-buru keluar, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengobrol dengan Jungkook, hanya saja begitu pintu kemudi mobil ia buka, Jungkook sudah lebih dulu melajukan motornya dengan cepat membelah jalanan siang ini. Yugyeom menghela napas panjang, "gue bakal dapetin lo lagi, Jungkook" Gumamnya dalam hati dengan penuh keyakinan.















;
Dering telepon dari nomor si kekasih kembali muncul di permukaan ponselnya, Jungkook berdecak jengah, kali ini memilih menekan dial merah untuk mematikan sambungan, sayangnya Taehyung kembali menghubunginya terus menerus dan Jungkook juga menolak panggilannya terus menerus. Ia mengambil langkah lebar menuju kamar kos si kekasih, mengeluarkan kunci cadangan yang diberikan Taehyung dan segera membuka pintunya. "Ya bagus, telepon aja terus" Gerutunya begitu menemukan entitas Taehyung tengah bergelung di balik selimut tebal, hanya sebagian kepalanya yang muncul kepermukaan, tubuhnya terbaring lemas di atas kursi. Ia menoleh ke arah Jungkook, pandangannya sayu dan bibirnya mengerucut, siap melontarkan protes sebelum Jungkook kembali menyahut, "nyari sama beli bubur dulu tadi" Ditunjukkannya kantong kresek yang sedari tadi berada digenggaman.

"Mau kemana?"

"Dapur, siapin makan"

"Sini dulu"

Melirik bingung ke arah Taehyung, Jungkook kemudian berjalan mendekat sesuai perintah, duduk ditepian kursi tepat di sebelah Taehyung, tangannya terulur untuk mengecek suhu tubuh si kekasih, "masih panas" Ujarnya seraya menyisir rambut berantakan Taehyung. Si pemilik malah asik memejamkan mata, menggenggam sebelah lengan Jungkook yang bebas.

"Malah tidur, gue siapin makan dulu" Taehyung menggeleng beberapa kali, setelahnya meringis sebab merasakan kepalanya berdenyut dan Jungkook refleks memijit keningnya pelan. "Makan dulu"

"Pahit"

"Mampus" Ledek Jungkook disertai tawa ringannya, berbanding terbalik dengan sorot matanya yang jelas terlihat khawatir. "Abis ini jangan lupa minum kopi yang banyak, nggak usah tidur, main game aja sepuasnya, biar sakit lagi" Sindirnya dengan sedikit emosi, ia masih kesal jika mengingat penyebab sakitnya Taehyung.

"Maaf"

"Nggak guna. Lepas, gue mau siapin bubur lo dulu"

"Sebentar. 5 menit aja, usapin dulu" Merasa iba, Jungkook memilih untuk menurutinya sekali lagi. Mengusap lembut pucuk kepalanya dan sesekali memijit kening Taehyung yang berkerut. Sebelah tangannya masih berada dalam genggaman Taehyung, ikut masuk ke dalam selimut yang dikenakan Taehyung. Dalam hati berdoa banyak-banyak untuk kesembuhan Taehyung meski ia masih merasa kesal luar biasa.

Ia sedikit membungkukkan badannya, mengecup lembut kening Taehyung, kemudian berbisik pelan di telinganya, "cepet sembuh, habis ini makan dan minum obat" Yang dibalas Taehyung gumaman pelan, kedua sudut bibirnya naik ke atas membentuk sebuah senyuman.

_•_

Pacaran √ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang