baikan.-

1.5K 226 40
                                    

Menghentikan langkahnya, Jungkook mengedarkan pandangannya menyapu lapangan futsal sekolah, tatapannya menelisik berusaha menemukan seseorang di antara para pemain yang sedang berlarian kesana kemari. Ketika tak kunjung menemukan entitas yang dicarinya, Jungkook berdecak kesal, tidak seharusnya ia percaya pada ucapan Mingyu.- bodohnya, ia malah sudah terlanjur berharap besar. Taehyung datang ke sekolah, katanya. Berdecih keras, Jungkook segera membalikan tubuhnya, barangkali sudah nyaris melangkah pergi kalau saja seseorang tidak menepuk bahunya, refleks ia kembali berbalik, sesaat kemudian tubuhnya mendadak terasa kaku, karena terkejut mendapati sosok yang dicarinya tadi kini berdiri dengan alis berkerut heran tepat di hadapannya—— dia Taehyung, lelaki yang nyaris dua minggu ini tidak ditemuinya dari sejak pertengkaran keduanya tempo minggu lalu yang cukup berhasil menyisakan banyak sekat diantara mereka, sebab lama tak bersua sekaligus bertemu tatap, sesekali hanya berkabar singkat lewat sebuah pesan yang kadangkala terpaksa berhenti di salah satunya tanpa adanya balasan.

Kecanggungan perlahan-lahan terasa mendominasi, Jungkook diam-diam merasa gugup sendiri, lantas manakala sebelah tangan Taehyung menarik pelan sebelah lengannya, Jungkook hanya diam mengikuti tanpa pemberontakan. Genggaman tangan keduanya terlepas, ketika Taehyung lebih dulu mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi tribun bagian bawah yang cukup sepi, lapangan futsal sore ini memang tidak banyak berpenghuni, hanya ada beberapa alumni sekolahnya yang dulunya tergabung dengan tim futsal sekolah seperti Taehyung, juga ada sekitar dua sampai empat kelompok para siswa-siswi yang masing-masing berjumlah tidak lebih dari lima orang duduk secara terpisah-pisah memenuhi area tribun, mereka sibuk menonton, terkadang berteriak menyemangati, sebagian lagi mungkin saja melirik ingin tahu ke arah Jungkook dan Taehyung yang kini duduk saling bersisian di salah satu kursi.

“Minum?” Disodorkannya sebotol air mineral utuh ke arah Jungkook yang hanya diam menatap dengan separuh ragu, tetapi berakhir menerimanya dan langsung meneguknya beberapa kali hingga menyisakan setengahnya. Taehyung mendengus kecil sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, tatapannya dibawa beralih ke arah lapangan, memperhatikan dengan seksama anggota tim futsal juniornya yang tengah berlatih begitu keras untuk menghadapi salah satu turnamen olahraga minggu depan, kebetulan sekali ia di minta bantuan untuk ikut melatih dan mengawasi tim bersama dengan beberapa mantan anggota futsal seangkatannya. “Kenapa belum pulang?”

Jungkook berdehem pelan, melirik sekilas ke arah Taehyung, kemudian menjawab singkat, “latihan” dibalas anggukan beberapa kali—— bukan sesuatu yang asing lagi, malah sudah serupa rutinitas wajib seorang Jungkook dibeberapa kesempatan pada setiap pulang sekolah, kendati tidak ada undangan untuk menghadiri sebuah acara sekalipun.

“Lo tau gue di sini?’

“Dari Mingyu” jawabnya sok acuh, meskipun sejujurnya tak bisa dipungkiri jika ia merasa senang. Diam-diam Jungkook meneliti Taehyung yang masih mengenakan kemeja polos berwarna coklat susu yang tangannya digulung sampai ke siku, kancing-kancing bajunya dilepas hingga memperlihatkan jersey futsal kebangaannya. Taehyung barangkali baru saja datang setelah menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. “Lo baru datang?” tanyanya basa-basi.

“Iya, terlambat” diakhiri kekehan yang mengudara. “Mau pulang kapan?” tanyanya mengganti topik pembicaraan seraya memalingkan tatap ke arah Jungkook yang kini tengah sibuk melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya; sudah pukul empat lebih tiga puluh lima menit, anggota musik mungkin saja sudah pulang sejak beberapa menit yang lalu, mengingat warna jingga perlahan-lahan mulai menghiasi langit pertanda malam akan segera tiba, jadi disana, setelah lama memperkirakan, akhirnya Jungkook menjawab asal,

“Kayaknya sekarang?” hanya saja, dibandingkan memberi pernyataan, Jungkook malah seolah sedang melemparkan sebuah pertanyaan. “Udah sore” tambahnya memberi alasan.
“Tunggu tiga puluh menit lagi, atau mungkin lebih sedikit”

Pacaran √ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang