"Gimana tadi?"
"Aman" Taehyung menjawab sombong, begitu percaya diri, senyumannya mengembang pongah, "otak gue kan pinter, jadi ujian sekolah mah kecil buat gue" katanya menyepelekan, dibalas decihan meremehkan oleh Jungkook yang sedang duduk membelakanginya dengan selimut yang menutupi nyaris seluruh tubuhnya kecuali bagian kepalanya yang menyembul sedikit, memberi akses untuk Taehyung membantunya mengeringkan rambutnya yang masih setengah basah akibat hujan yang mengguyurnya sore ini ketika dalam perjalanan mengunjungi kosan si kekasih. Sesekali Taehyung mengusak lembut tiap helaian rambut Jungkook, atau bahkan membubuhkan beberapa kecupan gemas pada pucuk kepalanya. "Ya, meskipun nilai gue mentok KKM, setidaknya gue lulus" lanjutnya, suaranya terdengar tidak begitu jelas sebab bersahutan dengan hairdryer dan televisi yang sedari tadi dibiarkan menyala dan terabaikan.
"Berapa persen kemungkinan lo lulus?"
"Sembilan puluh sembilan persen" Taehyung menyahut cepat, nada bicaranya terdengar begitu yakin. "Satu persen yang tertinggal itu kepercayaan lo sama gue" Jungkook menoleh, sedikit berbalik, ia mendelik dengan kening berkerut, dibalas sebuah senyuman oleh Taehyung, lelaki itu menurunkan tangannya dari atas kepala Jungkook, lalu mematikan hairdryer, kemudian tiba-tiba mendekatkan wajah dan mencium pipi Jungkook dengan cepat. Semu merah menjalar begitu apik membikai wajah hingga telinga keduanya, tetapi seolah waktu berhenti, tidak ada yang berniat memberikan jarak, keduaya masih terlampau dekat, saling bertukar pandangan dengan hidung yang hampir bersentuhan, "semua tergantung kepercayaan lo sama gue, sembilan puluh sembilan persen tadi itu bisa berkurang kalo lo meragu sama kemampuan gue" setelahnya Taehyung yang menjauhkan wajah lebih dulu, lekas berdiri dari duduknya dan berjalan sedikit menjauh untuk menyimpan hairdryer yang tadi digunakannya ke tempat semula. Sementara Jungkook refleks menghela napas berulang kali seraya mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya sendiri yang mendadak terasa memanas, padahal sebelumnya ia sempat menggigil akibat kedinginan, dan suhu hangat dalam ruangan ini semakin memperparah kondisinya.
"Pusing?" Taehyung bertanya dari arah dapur, Jungkook menoleh kaku, kemudian menggeleng beberapa kali sebagai jawaban, sampai akhirnya sadar jikalau Taehyung tidak sedang memperhatikannya; lelaki itu sibuk menuangkan air panas ke dalam gelas. "Nggak" cicitnya dengan suara yang kecil, diam-diam masih merasa gugup atas kejadian yang hanya berlangsung dalam hitungan detik tadi, kendati begitu, senyumannya terus mengembang tanpa sempat di cegah. Ia senang sampai perutnya terasa akan meledak, membebaskan jutaan kupu-kupu yang entah datang dari mana, padahal adegan cium-mencium seperti tadi bukanlah sesuatu yang asing lagi untuk keduanya, tetapi momennya masih saja mampu membuat mereka bersemu malu-malu.
"Mau susu?'
"Mau" Jungkook mengangguk beberapa kali, menerima sodoran segelas susu rasa vanilla kesukaannya dari sebelah tangan Taehyung. Diteguknya sedikit; hangat dan manis berpadu dalam mulut menjadi sesuatu yang nikmat. Ia mendonggak, mengacungkan satu jari jempol tangannya ke arah Taehyung yang balas tersenyum tipis ketika melihatnya, "perfect" lanjutnya sebagai pujian yang mana membuat Taehyung diam-diam merasa bangga sendiri—— Jungkook selalu tahu cara menyenangkan hatinya. "Mau coba?" Jungkook menyodorkan segelas susu ditangannya, memberi kesempatan agar Taehyung mencoba susu buatannya sendiri, tetapi alih-alih segera mengambil gelas ditangan Jungkook, Taehyung justru hanya menatapnya sekilas, seolah-olah tidak menginginkannya, sampai akhirnya Jungkook mengangkat bahunya acuh, lalu hendak kembali meminum susunya, tetapi lengan Taehyung menyambar cepat pergelangan tangannya, ditariknya pelan.
"Mau, mau coba" katanya seraya membungkukkan setengah tubuhnya, sekali lagi mengikis jarak di antara keduanya, dipandanginya Jungkook yang balas menatapnya dengan sepatuh terkejut, kemudian membawa segelas susu yang masih dalam genggaman Jungkook mendekat ke arah mulutnya, ia meminumnya sekali teguk, lalu mengangguk beberapa kali sebagai tanda setuju bahwa susu buatannya memang enak. "Enak, tapi nggak begitu sempurna" komentarnya diakhiri kekehan kecil—— Jungkooknya terlihat lucu sekali dengan kedua bola matanya yang membulat. Lalu Taehyung kembali mempersempit jarak keduanya, mendekatkan wajah dan mengecup bibir Jungkook, "ini baru perfect" katanya seraya menjauhkan diri.
"Anjing" maki Jungkook. "Lo brengsek" dipukulnya pelan perut Taehyung yang malah membalasnya dengan sebuah usapan lembut pada pucuk kepalanya.
"Muka lo merah sayang"
"Ngaca!" sambar Jungkook galak. "Nggak usah sok keren kayak tadi, dasar tengil" cibirnya yang dibalas tawa oleh Taehyung. "Hati gue berantakan"
"Sama"
Setelahnya keduanya buru-buru memalingkan wajah. Bermaksud mengalihkan topik pembicaraan sekaligus mencairkan suasana diantara mereka, Jungkook menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang, ia meluruskan kakinya, lalu menepuk-nepuk ruang kosong di sebelahnya, bermaksud memberi Taehyung kode untuk duduk di sebelahnya. Bukannya tidak mengerti dengan gesture yang Jungkook tunjukan, Taehyung malah membawa tubuhnya terbaring menyamping dengan paha Jungkook sebagai bantalannya, tangannya melingkari pinggang ramping milik Jungkook, sementara kepalanya disembunyikan pada lipatan perutnya yang hangat. Taehyung memejamkan mata, menikmati kenyamanan yang ia dapatkan.
"Capek?"
Taehyung terdengar menghela napas berat sebelum menjawab, "Sedikit" katanya. Barangkali tidak sepenuhnya berbohong, meski Jungkook tahu, Taehyung jelas kelelahan, sebab nyaris di setiap malam belakangan ini ia menghabiskan waktunya dengan belajar sendirian, mengurangi waktu tidur dan mengorbankan waktu mainnya, hanya demi sebuah tittle kelulusan yang harus di dapatkan. "Tapi ujian sekolah bukanlah apa-apa buat gue" begitu lanjutnya dibalas anggukan percaya oleh Jungkook.
"Jung"
"Apa?"
"Usapin kepala gue sebagai reward" tanpa disuruh dua kali, Jungkook langsung menaruh segelas susu hangat miliknya di atas nakas, kemudian tangannya beralih mengusap lembut pucuk kepala Taehyung, sesekali memberinya pijatan pelan agar Taehyung merasa rileks. 'Ujian gue udah berakhir" katanya mendadak dengan nada suara yang mulai terdengar sedikit serak.
"Ya, selamat"
"Selamat juga buat lo" Jungkook mengerutkan keningnya heran, baru saja hendak bertanya, Taehyung sudah keburu melanjutkan dengan cepat. "Selamat karena bentar lagi giliran lo yang harus hadapin ujian kenaikan kelas" diakhiri sebuah tawa meledek, dibalas dengusan keras dengan kerlingan bola mata malas oleh Jungkook. Lalu, setelahnya hening, pun napas Taehyung terdengar mulai berhembus teratur. Barangkali Taehyung sudah hendak tertidur nyenyak memasuki bunga tidurnya, sebelum suara Jungkook dan tepukan halusnya membuat ia kembali terjaga.
"Tae" Panggil Jungkook pelan, tangannya bergerak menepuk bahunya beberapa kali. "Jangan tidur dulu, lo belum makan"
"Ngantuk"
"Iya, makan dulu" bujuknya yang tidak membuahkan hasil, sebab Taehyung tidak merubah posisinya sama sekali. Sejujurnya Jungkook merasa tidak enak hati sebab tahu betul bahwa Taehyung memang kelelahan, tetapi tidur dengan perut kosong bukanlah sebuah pilihan yang bagus. "Gue suapin, ayo bangun dulu" pada akhirnya dengn terpaksa dan bibir mencebik kesal ia tetap bangun, mengikuti perintah Jungkook untuk duduk sementara si kekasih berlalu ke arah dapur untuk menyiapkan makanan yang tadi dibawanya, sudah mendingin dan Jungkook menghangatkannya sebentar kemudian kembali duduk di sebelah Taehyung yang terkantuk-kantuk. Lucunya meski mata Taehyung terpejam, mulutnya justru menerima satu persatu suapan yang Jungkook berikan.
____
Pacaran terus, kita pindah ke mars aja wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
Hayran KurguHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...