Selama saling berhubungan, Jungkook rasanya belum pernah merasa se-heran ini pada seorang Kim Taehyung. Nyaris sudah dua tahun keduanya saling mengenal, ia paham bahwa si kekasih memang berbeda dari yang lain, lebih banyak bersikap menyebalkan dan seringkali membuat emosi. Tetapi, barangkali mungkin hari ini adalah hari dimana untuk pertama kalinya ia merasa sangat kebingungan dengan sikap Taehyung, ada yang aneh pada lelaki itu hingga Jungkook berpikir bahwa bumi mungkin sedang tidak berotasi dengan baik. Namun, yang dilakukan Taehyung jelas tidak merujuk pada hal-hal yang sifatnya negatif, malah cenderung sangat positif. Hanya saja, yang membuat Jungkook merasa asing ialah karena Taehyung tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya, bahkan rasanya terlampau mustahil untuk di lakukan—— Tentu saja, mendapati sebuah pesan berisi pemberitahuan bahwa hari ini Taehyung akan kesulitan dihubungi, sebab ingin fokus belajar dan hal itu saja sudah membuat Jungkook tersedak berulang kali oleh air liurnya sendiri, apalagi menemukan si kekasih benar-benar melakukannya. Jungkook jelas separuh tidak percaya dengan sebuah fakta yang ada di depan matanya saat ini.
Berguling ke samping kanannya, Jungkook kini berposisi tengkurap di atas ranjang sambil memperhatikan punggung tegap Taehyung yang tengah duduk di balik meja belajarnya. Ia merasa bosan, lima belas menit sudah berlalu sejak ia datang berkunjung untuk memastikan kondisi si kekasih yang seharian ini memang sulit di hubungi—— sesuai dengan pesan yang dikirimnya pagi tadi. Taehyung terlihat sedang menuliskan sesuatu pada buku catatannya yang berserakan di atas meja, sesekali membacanya dengan keras secara refleks atau justru berdegung dan berdecak berulang kali ketika tidak menemukan jawaban yang diinginkan. Lucunya, wajahnya tampak serius sekarang disertai kening yang berkerut dan bibir bawah yang digigit pelan.
"Taehyung"
"Sebentar" Jungkook mendengus pelan. Ia lelah menunggu. Pada awalnya ia memang mengaku merasa senang menemukan Taehyung begitu serius dalam belajar, terlebih sebagai siswa kelas akhir Taehyung akan menghadapi ujian beberapa hari lagi. Namun, sejujurnya, Jungkook merasa terabaikan dan ia tidak menyukainya. "Sedikit lagi" lanjutnya dan hening kembali mendominasi sampai helaan napas berat terdengar dihembuskan dengan keras oleh Jungkook, tatapannya dibawa mengitari setiap penjuru ruangan hingga terpusat pada seperangkat alat game milik Taehyung yang hari ini tersimpan begitu rapi di tempatnya.
"Hari ini nggak main game?"
Taehyung bergumam sedikit tidak jelas sebagai tanggapan dan Jungkook kembali melayangkan pertanyaan serupa sekali lagi. "Gue nggak secerdas Albert Einstein yang kayaknya nggak perlu belajar buat ujian, nggak perlu raguin nilai atau mikirin kelulusan. Gue juga nggak sekaya jeff Bezos, yang nggak perlu mikirin masa depan karena udah punya segalanya. Yang kaya juga bokap gue, jadi gue tetep harus belajar biar sukses nanti" katanya memperjelas gumaman singkat sebelumnya. Untuk sesaat Jungkook hanya mengerjap-ngerjapkan matanya, agaknya sedikit tidak menyangka bahwa Taehyung yang mengatakan kalimat tadi.
Ia mendelik curiga, "Jadi, sekarang lebih milih belajar di banding main game? Itu berarti hari ini nggak main game?"
"Ya main lah, tapi nanti malam" lalu jawaban Taehyung membuat Jungkook mendengus keras, ia memutar bola matanya malas begitu kekehan Taehyung terdengar mengudara.
"Jelek lo"
"Ya makasih" balasnya dengan nada yang terdengar menyebalkan ditelinga Jungkook, lelaki itu kembali melanjutkan tanpa berbalik sedikitpun, masih sibuk dengan buku-buku di hadapannya. "Gue emang cakepnya dimata orang lain aja"
"Seneng kan lo?"
"Munafik kalo bilang nggak"
"Brengsek"
"Pacar lo"
"Emang, jelek banget selera gue" ujar Jungkook dibalas dengusan keras oleh Taehyung dan secara otomatis perdebatan tidak bermutu itu berhenti sampai disana. Jungkook mulai menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangannya—— berniat untuk tidur selama menunggu Taehyung selesai dengan aktivitas belajarnya. Namun, kalimat Taehyung selanjutnya justru membuat Jungkook berhasil terjaga, kantuk yang nyaris menguasainya tadi tiba-tiba hilang begitu saja, digantikan oleh senyuman yang Jungkook sendiri kesulitan untuk mengendalikannya.
"Belajar biar lulus, lo pernah bilang nggak mau punya pacar yang nggak lulus SMA" katanya yang mana membuat pipi Jungkook bersemu merah, kembali mengingat momen dimana ia mengatakan kalimat tadi dengan asal-alasan, tetapi Taehyung menganggapnya serius kendati tahu bahwa Jungkook hanya bercanda ketika mengatakannya dulu. Hangat menjalar memenuhi dadanya, Taehyung selalu mampu membuatnya merasa teramat dicintai. "Nggak usah pura-pura tidur" katanya tiba-tiba, sontak Jungkook semakin memejamkan matanya, berakting seolah-olah ia benar-benar tertidur. "Akting lo buruk banget, serius" Caci Taehyung, dibalas lemparan bantal oleh Jungkook, si kekasih tergelak ketika berhasil menghindarinya. Buru-buru berdiri dari tempatnya duduk setelah selesai membereskan buku-buku di meja belajarnya.
"Lapar"
Mengerling malas, Jungkook mendudukkan tubuhnya. "Makan lah"
"Masak sana"
"Ogah, gue bukan babu" lo tolaknya seraya berjalan mendekati kulkas, ia berdecak berulang kali ketika mendapati kulkas Taehyung hanya berisi makanan ringan dan berbagai macam mie instan. "Mau mati lo?"
"Mau makan gue"
"Ih, Taehyung" geramnya kesal. Ia mendelik tajam terlebih ketika Taehyung membalas santai, "Apa sayang?~"
"Kulkas lo isinya mie semua, beneran mau mati cepet ya?!"
"Enak nggak? Kalo enak, boleh"
"ANJING" pekiknya penuh makian, ditariknya rambut Taehyung hingga si empunya meringis kesakitan. "Ayo, belanja" ajaknya sembari menyambar kasar jaket miliknya yang tersimpan di ujung kursi. "Cepet!!"
"Cari makan aja, lah. Laper banget"
Jungkook menyipitkan matanya, memperhatikan wajah Taehyung yang setengah memelas. Lalu, ia menghela napas panjang, pada akhirnya memilih mengangguk setuju, "Ke rumah aja deh" sarannya. "Bunda juga sebenernya nyuruh lo ke rumah" lanjutnya seraya menunggu Taehyung bersiap-siap. "Makan di rumah aja, ya?"
"Boleh deh" katanya. "Kasian bunda kangen gue"
"Najis" Taehyung mengangkat bahunya acuh, berjalan lebih dulu menuju pintu utama rumah sementara Jungkook menyusul di belakangnya sembari terus mencibir perkataan Taehyung sebelumnya. Agaknya merasa tidak terima sebab, faktanya bunda memang merindukan Taehyung, tetapi Jungkook memilih menyembunyikannya alih-alih membenarkan kalimat Taehyung. "Lo rebut bunda gue"
"Bunda gue juga"
"Nggak terima kakak angkat" Taehyung menghentikan langkahnya, berbalik menatap Jungkook yang berdiri sejajar di belakangnya, senyumannya mengembang jail, ia membawa langkah semakin mendekat ke arah Jungkook yang menatapnya dengan alis terangkat sebelah, merasa kebingungan. "Apa?" tanyanya.
"Gue daftarnya jadi calon mantu, bukan jadi kakak angkat lo"
Jungkook mendesis meremehkan, menatap balik Taehyung dengan sorot menantang, "Kaya gue mau aja"
"Harus mau lah" sahutnya cepat. "Bunda soalnya cuman mau gue jadi mantunya. Lo harus nurut" Taehyung menepuk bangga dadanya sendiri. Kalimatnya berhasil membuat pipi Jungkook kembali memerah, buru-buru ia memalingkan wajah, tetapi terlambat, Taehyung langsung melemparkan ledekan disertai cubitan pada pipinya, "Merah"
"Lepas ih, sana jauh-jauh" katanya seraya berusaha mendorong Taehyung. "Sakit, anjing"
"Pipi lo merah"
"Biarin!!"
Taehyung terkekeh kecil seraya menjauhkan tangannya. "Cantik" pujinya secara tiba-tiba.
"Apasih, awas sana!! Ayo cepet, katanya laper, lama lo" gerutunya seraya berjalan lebih dulu menghampiri motor Taehyung di parkiran. "Salting lo jelek, masa ngomel-ngomel" Jungkook membalas dengan tatapan tajam, buru-buru memakai helmnya sendiri dan bersiap menaiki motor, sementara Taehyung sekali lagi hanya terkekeh kecil melihat reaksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
Fiksi PenggemarHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...