Jungkook menghela napas berat; tahun ajaran baru—— memasuki minggu-minggu penuh kesibukan pada pertengahan tahun di awal bulan Juli sebagai siswa kelas tiga di sekolah menengah atas.
Dimulai dengan mengerjakan tugas pertama di minggu ketiga pembelajaran, dari salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukainya; sejarah. Melirik sekitarnya yang sudah sepi, Jungkook meregangkan otot-otot lengannya yang terasa kaku, bergerak memutar pinggang ke kanan dan ke kiri; pegal. Sudah nyaris dua jam ia terduduk di salah satu bangku perpustakaan sekolah dengan beberapa tumpukan buku yang berserakan di atas meja. Double sialnya, guru sejarah tidak menyukai jawaban singkat hasil menyalin dari google dan ia selalu begitu teliti. Menjatuhkan kepala ke atas lipatan tangannya, Jungkook memejamkan matanya sejenak, berniat merilekskan otaknya yang terasa mendidih dan mungkin berakhir terlelap untuk beberapa saat sebelum sesuatu yang dingin menyentuh permukaan kulit tangannya, ia lekas mendonggak, sedikit terkejut.
Deja vu. Adegan ini pernah ada di antara dirinya dan Taehyung.
"Lo ngapain?"
"Hai, sorry bikin lo kaget" si lawan bicara tersenyum canggung sembari refleks menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gagal. "Minuman buat lo" katanya yang mana malah membuat Jungkook semakin mengerutkan keningnya kebingungan. "Gue perhatiin lo dari tadi di sana…" jujurnya, menunjuk area sudut perpustakaan, ada beberapa tumpukan buku serupa dengan milik Jungkook di atas mejanya. "Kayaknya lo mulai mumet, barangkali minuman ini berguna buat segerin otak lo" lanjutnya kembali mendorong minuman kemasan yang baru saja dibelinya dari kantin tadi, lelaki itu juga menunjukkan botol kemasan miliknya yang hanya menyisakan setengah dari isinya.
"Thanks" gumam Jungkook. Pada akhirnya ia memilih menerima; sebagai bentuk menghargai sekaligus memang menginginkannya sebagai penghilang dahaga. Tubuhnya butuh cairan yang tidak sempat dibelinya dua jam lalu. "Lo anak baru tadi kan?"
"Iya, gue Hyunki"
"Oh, iya" Jungkook mengangguk beberapa kali, sejujurnya tadi di kelas, ia tidak begitu memperhatikan pun tidak begitu peduli, hanya cukup tahu bahwa kelasnya kedatangan seorang murid baru. "Thanks Hyunki" ujarnya sekali lagi seraya mengangkat minuman pemberian Hyunki yang hanya membalas dengan anggukan singkat, kemudian pamit untuk kembali pada mejanya. Jungkook hanya mengiyakan, lekas membuka tutup botol minuman kemasan pemberian Hyunki dan meminumnya dalam beberapa kali tegukan hingga akhirnya tandas tanpa sisa, lalu, dengan santai melempar bekas botol kemasan itu pada tempat sampah yang jaraknya kebetulan tidak terlalu jauh. Dan masuk. Setelahnya, ia menyeru puas ketika segar terasa menjalar melewati kerongkongannya yang terasa kering. Setidaknya ia bisa mengembalikan seperempat dari energinya yang sebelumnya sudah nyaris terkikis habis.
Menghembuskan napas panjang, ia mulai kembali menyibukkan diri mengisi dua soal terakhir yang membutuhkan beberapa lembar jawaban. Bersamaan dengan itu, Hyunki kembali berdiri di hadapannya dengan sebuah tas juga beberapa buku yang memenuhi kedua tangannya. "Gue boleh duduk disini?" Jungkook mengerjap-ngerjapkan matanya kemudian mengiyakan tanpa pikir panjang. Toh sepertinya Hyunki tidak memiliki niat jahat seperti; menyalin tugasnya, lagipula mereka teman sekelas dan tempat duduk panjang di depannya bukan miliknya, jadi Jungkook tidak memiliki alasan untuk melarang.
"Duduk aja"
"Tugas lo masih belum selesai?"
Retorik. Adegan serupa kembali seperti terulang lagi, tetapi dengan orang yang berbeda. Jungkook diam-diam mendengus pelan, tersenyum kecil ketika bayangan Taehyung muncul di kepalanya. Nyaris seminggu belakangan mereka tidak bertemu, tiba-tiba ia merasa rindu. "Ya, tugas lo gimana?" Tanyanya balik sebagai bentuk basa basi.
"Sedikit lagi"
Jungkook melirik sekilas, mengangguk sebagai balasan, "oke" katanya singkat, kembali sibuk menuliskan serangkaian jawaban di buku tulisnya. Guru menyebalkan itu menyuruh mereka menulis tangan alih-alih mengetik di lembaran kertas word dalam bentuk file yang dapat dikirim melalui ponsel atau setidaknya hasil dari printer. Bentuk antisipasi dari penyalinan jawaban, katanya. Jungkook memaki kesal dalam hati ketika mendengar ujarannya kala itu. Luar biasa menyebalkan, ia pantas mendapat predikat sebagai guru yang perfeksionis. Lalu, hening dibiarkan mendominasi diantara mereka setelahnya, sementara keduanya kembali sibuk mengerjakan tugas masing-masing, Jungkook sesekali melirik pada jam yang melingkar di tangan kirinya; milik Taehyung yang ia ambil secara terang-terangan sebulan yang lalu, lelaki itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya acuh ketika mengetahui tingkahnya. Sudah pukul setengah lima sore, perpustakaan sebentar lagi kemungkinan akan ditutup dan Jungkook merasa semakin dikejar waktu untuk menyelesaikan tugasnya yang memiliki waktu deadline besok.
"Tugas lo udah selesai?" Tanyanya ketika menyadari Hyunki sudah menutup buku tulisnya, kemudian mulai membereskan peralatan miliknya yang tercecer di atas meja.
"Iya, lo masih banyak?"
"Sebentar lagi"
"Santai aja" katanya seraya beranjak dari duduknya. "Buku-buku yang ini nggak di pake kan? Gue bantu taruh lagi ke tempatnya, biar sekalian" lanjutnya lagi.
"Makasih ya, Hyunki" ujarnya tanpa mengalihkan tatap dari buku tulis di hadapannya, Hyunki hanya membalas santai seraya berjalan ke beberapa rak untuk menaruh buku-buku yang tadi keduanya gunakan sebagai bahan referensi, "nggak masalah." Lalu, bersamaan dengan ia kembali pada kursi tempat Jungkook duduk, lelaki itu juga sudah menyelesaikan tugasnya, diakhiri satu hembusan napas panjang yang terdengar berat, Hyunki terkekeh kecil, merasa lucu, sementara Jungkook mulai sibuk membereskan peralatannya.
"Lo pulang naik apa? Butuh tumpangan?"
Jungkook menyampirkan tas sekolahnya di bahu sebelah kanan, mengambil dua buku yang tersisa di atas mejanya untuk dikembalikan pada tempatnya. "Gue bawa motor" jawabnya, kini berjalan beriringan menuju pintu utama setelah sebelumnya menyusun rapi buku yang tadi dipinjamnya. Perpustakaan masih menyisakan beberapa orang di dalamnya, lingkungan sekolah juga masih terasa ramai di sore hari ini, beberapa siswa terdengar bersorak dari lapangan basket.
"Sekolah masih rame ya?"
"Hari ini jadwal latihan beberapa ekstrakurikuler" mengalihkan tatap dari lapangan basket yang terlihat sedikit penuh padahal jam sudah sangat sore, Hyunki menatap penuh ke arah Jungkook yang berjalan di sampingnya sembari mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Semua kegiatan sekolah berakhir maksimal pukul tujuh malam, kecuali kalo ada kegiatan tambahan" lanjutnya berusaha menjelaskan.
"Seru"
Jungkook terkekeh kecil dan Hyunki sempat terdiam sesaat ketika memperhatikannya. Terpesona. "Ya gitu lah" mematikan ponselnya dan menyimpan di saku celana abu-abunya, Jungkook mengeluarkan kunci motor dari saku seragamnya ketika parkiran sudah mulai terlihat di depan mata. "Semoga lo betah disini, harus betah sih, udah kelas akhir soalnya" ujar Jungkook meneruskan, langkahnya berhenti tepat di lahan tempat parkir area depan, dimana motornya berjejer apik dengan beberapa motor lainnya yang masih tersisa. "Gue duluan, ya" pamitnya sembari berlalu lebih dulu, berjalan mendekati motornya, mengabaikan Hyunki yang masih terus menatapnya.
"Eh, sorry" kata Hyunki dengan setengah berteriak, menghentikan aktivitas Jungkook yang hendak melajukan kendaraannya sesaat setelah mengeluarkannya dari tempat parkir. Ia menoleh ke belakang, menunggu Hyunki melanjutkan kalimatnya. "Nama lo, siapa?"
"Oh iya" Jungkook refleks memukul pelan helmnya ketika menyadari keduanya belum sempat berkenalan. "Gue Jungkook, kita sekelas" Hyunki terlihat mengangguk setelahnya. "Bye, gue duluan"
"Hati-hati Jungkook"
Jungkook tidak lagi membalas, mulai fokus menjalankan kendaraannya menjauhi area sekolah. Sementara Hyunki masih berdiri disana, memperhatikan sampai punggung Jungkook hilang di belokan dan barulah ia menghampiri mobilnya yang terparkir khusus tidak jauh dari parkiran motor tadi.
"Lama banget" Jungkook menghentikan laju kendaraannya ketika berpapasan dengan motor Taehyung di dekat gerbang utama sekolah. Ia mendelik, membuka helm dan menatap si kekasih yang bersedekap dada, terduduk di atas motornya dengan alis menukik.
"Kok disini?"
"Dari tadi"
"Kapan pulang?" Tanyanya heran. Nyaris seminggu belakangan ini Taehyung pulang ke rumah orang tuanya. Berlibur, katanya.- Pun karena ayah memintanya untuk belajar mengenai perusahaan sementara waktu sambil menunggu perkuliahannya di mulai nanti. Taehyung terpaksa menyanggupinya dengan menemuinya seminggu belakangan ini. "Kok nggak ngasih tau sih? Kejutan kah?"
"Geer" cibir Taehyung. "Motor lo ngehalangin jalan tuh" katanya ketika melihat sebuah mobil berhenti beberapa meter dari motor Jungkook, mungkin sedikit kesusahan untuk keluar sebab motor Jungkook berhenti tepat sejajar dengan bagian tengah gerbang. "Ayo pulang, pake jaket yang bener" Jungkook berdecak, membetulkan jaket yang digunakannya secara terburu-buru tadi dan kembali memakai helmnya, lalu melajukan kendaraannya lebih dulu, Taehyung menyusul di belakangnya, mengikuti dan memastikan bahwa Jungkook aman selama dalam perjalanan.
____
Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
FanfictionHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...