festival.-

1.4K 190 46
                                    

“Gue mau naik itu”

“Ngapain? Biaya pengobatan jantung mahal”

“Lo takut?” mendelik tajam, Taehyung mendengus tidak terima, sementara disampingnya, Jungkook balas menatap jahil seraya tersenyum mengejek. “Kalo gitu, ayo naik” ajaknya dengan nada suara yang terdengar sedikit menantang. Tetapi, Taehyung tidak buru-buru menyahut mengiyakan, pria itu kini malah alihkan tatap ke arah wahana yang Jungkook tunjuk sebelumnya, sembari diam-diam menelan ludahnya susah payah ketika teriakan terdengar mengerikan dari beberapa orang yang menaikinya, ia meringis, menyaksikan bagaimana wahana itu seolah terbang bergoyang ke kanan dan ke kiri, bergerak konstan naik dan turun secara cepat tanpa di duga. Hanya dengan membayangkannya saja, Taehyung seolah-olah dapat merasakan bagaimana jantungnya terasa mencelos jatuh hingga ke dasar perut.

“Ayo” hingga tanpa sadar lengannya digenggam dan ditarik mendekat pada sebuah antrian yang cukup menyita waktu. Mengamati sekitar Taehyung menggeleng tidak mengerti; mengapa orang-orang rela mengantri panjang hanya untuk sebuah permainan yang rasanya akan membawa mereka pada ambang kematian?. Lucunya, ia justru menjadi salah satu diantaranya. Melirik ke arah Jungkook yang sedari tadi tersenyum lebar karena merasa antusias, Taehyung semakin tidak mengerti lagi. “Apa?” tanyanya heran tatkala menyadari ia tengah diperhatikan, lalu kekehannya terdengar mengudara manakala menemukan Taehyung terlihat menegang dengan ekspresi datar khasnya.

“Lo takut?” tanyanya sekali lagi, tangannya bergerak membetulkan beanie hat berwarna hitam yang dikenakan Taehyung, kemudian memasangkan bando couple berbentuk kodok yang keduanya sempat beli sesaat setelah masuk tadi di kepala Taehyung. “Muka lo pucet, lo takut ketinggian?”

“Nggak”

“Lo takut ketinggian” tuturnya tegas.

“Nggak” sanggahnya keras kepala. “Gue nggak takut naik wahana kayak gini asal nggak liat ke bawah waktu di ketinggian” paparnya memperjelas, berupaya memberi sebuah alasan, meski ujungnya tetap terdengar mengiyakan kalimat Jungkook.

Jungkook mengangguk beberapa kali, sejujurnya ia enggan memperpanjang perdebatan hingga menjadi pusat perhatian dari orang-orang di sekitarnya, hanya saja, menggoda jahil Taehyung itu sangat menyenangkan. Maka ia merapatkan tubuh keduanya seraya berbisik kecil, “tapi ini bakal tinggi banget, liat” lalu, helaan napas panjang terdengar dihembuskan oleh Taehyung ketika menyadari seberapa tinggi wahana itu naik dan dalam sekejap merosot jatuh. Wajah Taehyung terlihat semakin memucat, Jungkook tertawa ringan, kemudian menyudahi tingkah usilnya. “Lo nggak usah liat ke bawah, cukup liat gue aja” ujarnya berupaya menenangkan seraya mengusap lembut punggung tangan Taehyung beberapa kali, hingga berhasil meredakan khawatir yang sempat singgah dihati Taehyung, pria itu tersenyum kecil.

“Gue nggak papa”

“Ini bakal seru” selorohnya dengan obsidian yang berbinar-binar.

Hari itu; berdasarkan informasi yang diberikan Jimin—— keduanya mengunjungi salah satu festival tahunan yang biasanya meramaikan pusat kota. festival ini sudah berlangsung nyaris satu bulan lamanya, kendati begitu, meski kini sedang melewati minggu-minggu terakhir perayaan, tempat itu tetap ramai oleh kerumunan pengunjung yang membludak dan ada banyak antrian panjang untuk semua wahana yang tersedia. Tenda-tenda makanan berjejer memenuhi hampir sebagian tempat serta beberapa atraksi-atraksi menarik dilakukan untuk menarik para pendatang. Mendudukkan tubuh tepat bersebelahan, Jungkook menoleh ke arah Taehyung yang berulang kali terdengar menghembuskan napas panjang, matanya tertutup tatkala wahana bermain mulai terasa bergerak perlahan-lahan diiringi sebuah lagu menyenangkan sebagai pengantarnya, Jungkook tersenyum kecil, mengeratkan genggaman keduanya tatkala sebuah teriakan kini mulai terdengar mendominasi dari para pengunjung di sekitarnya. Wahana itu bergerak semakin cepat seakan-akan dihembus angin, naik lebih tinggi dan turun dalam hitungan detik. Taehyung semakin merapatkan matanya kala merasakan jantungnya hampir terlepas dari tubuhnya sendiri.

“Taehyung” Taehyung berdehem pelan, berbanding terbalik dengan yang lain, suaranya nyaris tidak terdengar sama sekali. “Buka mata lo, liat gue” perlahan-lahan Taehyung membuka matanya, menemukan wajah Jungkook yang terlihat memerah semu karena kedinginan, senyuman lelaki itu melebar dan Taehyung refleks ikut tersenyum sebagai balasan. Kemudian, seolah waktu berhenti, tepat ketika keduanya saling melempar tatap dengan hening yang terasa menyelimuti, Taehyung seolah-olah tidak merasakan apa-apa lagi selain semakin dibuat jatuh hati, sampai wahana berhenti bergerak dan Jungkook menariknya untuk segera turun.

“Udah selesai. Masih takut?” seolah tersadar, ketika kakinya kini sudah menginjak tanah, Taehyung tiba-tiba merasa perutnya seperti diaduk, ia merasa mual dan tubuhnya bergetar kecil, untuk sesaat ia terdiam sembari berjongkok , berusaha mengendalikan tubuhnya sendiri seraya menarik napas panjang dan berat, lalu menyahut penuh sesal, “brengsek, gue kayak nyaris mati” katanya menggebu-gebu, ia bergidik ngeri, “kenapa masih ada yang mau pertaruhin nyawanya buat naik wahana gila itu?”

Jungkook tertawa terbahak-bahak, ikut berjongkok di sebelah Taehyung, “Seru, lo aja yang penakut”

“Gue sayang nyawa gue”

“Lebay” makinya seraya berdiri lebih dulu, “ayo naik yang lain” ajaknya, ia mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, sesekali terdiam mengamati beberapa wahana yang sekiranya mampu menarik perhatiannya, hingga tertuju pada salah satu wahana yang terlihat lebih besar dengan antrian yang jauh lebih panjang. Senyumannya terukir; menarik. “gue mau naik itu” Taehyung mendongak, menatap pada wahana bermain yang Jungkook inginkan, seketika tubuhnya mendadak kaku, ia mematung dengan helaan napas panjang. Rollercoaster sederhana. Taehyung menahan nafasnya untuk sesaat, kali ini sepertinya nyawanya benar-benar terancam.

“Lo yakin?”

Jungkook menahan senyumannya, “lo takut?” tanyanya dengan nada setengah mengejek; persis serupa dengan sebelumnya, berupaya memancing emosi milik Taehyung yang lagi-lagi merasa tidak terima sampai berakhir mengiyakan. “Ayo naik” ajaknya seraya berjalan mendahului, kakinya dibawa melangkah dengan penuh percaya diri, melupakan fakta bahwa kini jantungnya berdebar begitu berisik, sebab pada kenyataannya ia memang takut pada ketinggian. Sialannya, ia memiliki Jungkook yang justru berbanding terbalik dengannya.

Jungkook menyusul dari belakang sembari terkekeh kecil, belum sempat keduanya ikut mengantri, ia sudah lebih dulu menarik lengan Taehyung menuju salah satu wahana permainan yang lainnya. Kali ini, suasana di sekitar mereka mendadak menjadi terasa lebih damai, putaran instrumen dari lagu-lagu menenangkan mulai memenuhi gendang telinga mereka. Taehyung menoleh dengan alis berkerut, “kok kesini?” tanyanya heran, menghentikan langkah tepat di barisan antrian dengan Jungkook yang berada di sebelahnya.

“Sayang nyawa, kata lo. Mending naik komedi putar ini” selorohnya diakhiri dengan mengangkat bahu acuh, berakting seakan-akan tidak begitu peduli. Taehyung balas mendengus, hatinya terasa menghangat tatkala menyadari perhatian kecil dari si kekasih—— brengseknya. Ia malah dibuat semakin jatuh hati, lagi dan lagi. Melewati beberapa menit mengantri hingga kini giliran keduanya. Mereka akhirnya duduk di masing-masing patung seekor kuda, saling bersisian, dan Taehyung mengulurkan tangannya lebih dulu, “pegangan?” tanyanya yang dibalas kekehan singkat, Jungkook lekas menyambar lengannya, kemudian saling menggenggam guna memberi kehangatan ketika komedi putar raksasa itu mulai bergerak pelan. Keduanya saling melempar tatap dengan senyuman yang kian melebar, mengungkapkan sayang lewat sorot mata tanpa perlu suara. Seolah-olah waktu itu hanya milik berdua, mereka kembali saling jatuh cinta, entah untuk kesekian kalinya.

Malam itu, barangkali merupakan hadiah dari semesta, setelah berhasil melewati badai yang cukup lebat hingga nyaris membuat hubungan keduanya kandas







___

Tolong beri aku ide, pacarannya ngapain lagi T____T. Apa ku sudahi saja ya hmmm

Pacaran √ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang