Aroma masakan mengguar harum, merebak nyaris ke seluruh penjuru ruangan, memenuhi hidung, lalu sepenuhnya berhasil memutus serangkaian bunga tidur yang sempat tercipta, dengan terpaksa mata terbuka, dan kesadaran perlahan-lahan mulai kembali pulih. Berdiri sempoyongan, kaki dibawa melangkah untuk keluar kamar, sayup-sayup suara obrolan terdengar, beradu dengan musik yang diputar dan air yang mendidih di dalam sebuah teko listrik. Ia mengerutkan keningnya bingung sekaligus merasa begitu penasaran; tiba-tiba saja apartemennya sudah terasa sibuk di minggu pagi ini.
Lalu, begitu langkahnya dibawa berhenti di ujung ruangan, ia mendapati punggung seorang pemuda dan seorang wanita yang terlihat sibuk dengan serangkaian bahan-bahan masakan yang tidak begitu ia ketahui namanya, keduanya tampak serius bukan kepalang, kendati tawa dan percakapan masih terus mengiringi setiap pergerakan—— seolah-olah mereka sudah begitu akrab dan saling mengenal dalam jangka waktu yang cukup lama. Seharusnya ia merasa aneh; tetapi yang dilihatnya seolah bukanlah hal yang asing lagi, kendati pada kenyataannya pemandangan di depannya ini baru pertama kali terjadi, meski dua orang itu memang sudah beberapa kali bertemu dan saling bercengkrama. Tetapi, ia tidak begitu yakin, kapan keduanya menjadi bertambah akrab, seingatnya terakhir kali mereka dipertemukan sekitar beberapa bulan yang lalu; sudah lama, tetapi interaksi yang ada justru menunjukan seakan-akan mereka bertemu hampir di setiap hari. Dan itu adalah ibunya serta kekasihnya, Jungkook.
Tidak dapat dipungkiri, hatinya menghangat dan perasaan senang sontak menjalar bak aliran darah di dalam tubuhnya.
Sebab jika menilik balik pada hubungan awal di antara dirinya dengan Jungkook, melihat sesuatu semacam ‘sang mama memasak dengan sang kekasih’ jelas nyaris terdengar seperti angan-angan belaka, barangkali bahkan ia tidak pernah membayangkannya. Bagaimanapun hubungan keduanya sempat dirasa tidak akan bertahan lama, berujung hanya akan menjadi sebuah kisah cinta monyet anak-anak sekolah menengah atas, mengingat kedewasaan mereka belum sepenuhnya terbentuk, tetapi pemandangan di depan matanya kini berhasil menyadarkan Taehyung; jikalau hubungannya dengan Jungkook mampu dipertahankan begitu lama, bahkan di usianya yang sedang menginjak tahun kedua ini. Rasanya tidak banyak berubah, selain perasaan keduanya yang kian jatuh semakin dalam.
“Baru bangun?” menoleh cepat ke arah sumber suara, Taehyung baru menyadari sosok ayah yang terduduk tidak jauh dari posisinya berdiri sekarang, lelaki itu meneguk secangkir teh panas di tangannya, sebelum melanjutkan dengan ekspresi datarnya yang khas dan serupa dengan milik Taehyung, “berhenti senyum sendiri, duduk disini” menghela napas panjang, dipandanginya Jungkook dan sang mama sekali lagi sebelum Taehyung memilih untuk mengikuti perintah sang ayah.
“Gimana kuliah?”
“Lancar” sahutnya singkat sembari mengusak acak rambutnya sendiri hingga bertambah kian berantakan. “Taehyung juga ambil kerja part time di kafe bang Hoseok” anggukan diberikan beberapa kali, keduanya berbicara tanpa sekalipun bertemu tatap.
“Ya, ayah sudah dengar” katanya. “Terserah mu, asal tanggung jawab sama kuliahmu”
“Iya”
“Jangan buat ayah kecewa, apalagi merasa menyesal karena sudah membiarkan kamu memilih keinginan mu sendiri” ujarnya tegas, dipandanginya Taehyung dengan kelewat tajam. Sejujurnya, hubungan diantara mereka tidaklah buruk, tetapi mungkin saja ada banyak orang yang akan salah paham, mengingat mereka kerap sama-sama bersikap begitu dingin, bicara hanya seperlunya dan tidak ada afeksi sentuhan yang diberikan, selain ayah yang kadang kala hanya menepuk bahunya beberapa kali. Tetapi, mereka tidak sedang menjalani perang dingin berkepanjangan atau adanya keretakan hubungan diantara ayah dan anak. Mereka hanya saja memang begitu. “Bagaimana dengan Jungkook? Semuanya baik?”
“Kami baru berbaikan, ada kesalah pahaman hebat beberapa minggu yang lalu”
Kekehan ayah terdengar mengudara, “Anak muda” cibirnya. “Sehebat apa? Sampai putus?”
“Bisa gila kalo terjadi”
“Anaknya di jaga, jangan di rusak, kamu jangan jadi bajingan. Kalo sampai ayah dengar dia menangis sambil mengadu ke-bresengkan mu, jangan harap bisa lihat dia lagi” Taehyung mendengus, ancaman ayah yang ini sudah ia dengar berulang-ulang. “Ayah sendiri yang akan carikan dia lelaki lain kalo sampe kamu berani sakiti dia. Biar Jungkook dijaga lelaki pilihan ayah yang lebih baik dan lebih pantas daripada kamu”
“Jangan jadi bajingan, yah” protesnya keras. “Kalo kita nggak berjodoh sekalipun, Taehyung akan paksa semesta buat satuin kita. Jangan berani-berani ayah usik kami” punggungnya ditepuk beberapa kali, ayah tersenyum kecil, tipis sekali.
“Kamu hancur, ayah hancur, son” gumamnya pelan. “Mama mu paksa ayah buat sarapan bareng di sini, Jungkook juga diundang buat datang, disuruh masak bersama, katanya rindu” paparnya menjelaskan alasan dibalik kejadian hari ini, Taehyung sedikitnya merasa heran; ayah terdengar banyak bicara hari ini, tapi seolah enggan peduli, ia hanya mengangguk mengiyakan.
“Loh, sudah bangun?” pertanyaan mama menjadi sambutan pertamanya, perempuan itu berjalan mendekat, memberikan pelukan singkat setelah menyimpan piring-piring berisi makanan diatas meja. Entitas Jungkook terlihat menyusul kemudian, lelaki itu hanya melirik singkat kemudian sibuk merapikan meja makan. “Ayo sarapan, makanannya sudah siap, buatan mama dan Jungkook”
“Mending bangun pagi” sapa Taehyung sembari mengapit kepala Jungkook di pertengahan ketiaknya, si kekasih menjerit kecil seraya memukul bahu Taehyung berulang kali, sementara ayah terdengar mendengus kecil dan mama hanya menggeleng tak habis pikir; keduanya sama-sama tahu, hubungan seperti apa yang dijalani oleh Taehyung dan Jungkook meski berstatus pacaran. “Biasanya bangun siang kalo libur”
“Loh jadi mama ganggu dong?”
“Eh, nggak, ma. Ish, lepas Taehyung!!” Jungkook mendorong kasar tubuh Taehyung hingga lingkaran lengan lelaki itu berakhir terlepas, ia mendelik tajam, penuh dendam, tetapi buru-buru menyahuti kalimat ibu Taehyung sebelum berubah menjadi salah paham, “nggak kok, ma. Sama sekali nggak ganggu. Jungkook justru seneng di undang sarapan begini, makasih ya ma”
“Padahal kalo gue yang bangunin pasti marah-marah”
“Kalo lo ganggu”
“Padahal gue mau ajak olahraga pagi biar sehat”
“Ya nggak jam lima subuh juga. Lo itu nyebelin”
Taehyung terkekeh kecil, “pagi-pagi itu udaranya enak, segar, sehat” dan Jungkook balas memukulnya dengan kesal, hingga si empunya mengaduh lebay, “ma, liat, Jungkook KDRT” tapi mama malah ikut memukul bahunya pelan, perempuan itu menyahut galak, “kamu jangan jadi nyebelin, anak mama jangan dibangunin seenaknya kalo weekend. dasar nakal” katanya membela Jungkook yang berseru senang, sementara Taehyung mendengus keras. Ia lupa akan fakta; jikalau dirinya dan Jungkook itu sudah seperti anak yang tertukar.
“Dengerin tuh. Dasar nakal” ledek Jungkook.
“Kamu laporin ke mama aja ya kalo Taehyung nakalin kamu lagi”
“Siap. Oh iya, Taehyung tuh sering banget ngomelin Jungkook telat makan, tapi dianya juga telat makan loh ma, dia juga sering banget isengin Jungkook, pokoknya nyebelin banget” ujar Jungkook seolah-olah tengah mengadu, lelaki itu dengan semangat menceritakan kejahilan Taehyung seakan-akan mama sengaja memberinya kesempatan yang besar.
“Kamu ini” Mama menegur kesal, “jangan nakalin anak mama terus, awas aja ya, mama pantau kamu loh. Lagian sebelum nasehatin orang itu, perbaiki dirimu sendiri” omel mama yang mana membuat Jungkook tersenyum puas, Taehyung balas menatap tajam ke arahnya. “dengerin mama nggak?”
“Iya ma” jawabnya. “Jadi, kapan boleh makannya?” katanya dibalas decakan oleh mama, lantas mama mulai menaruh makanan di masing-masing piring dengan porsi seadil-adilnya, meskipun piring milik Jungkook tampak terisi lebih penuh dari yang lainnya.
“Jungkook kalo kurang harus tambah lagi ya, nak? Ini masakan kita berdua” ujarnya dengan nada yang ceria, Jungkook hanya balas mengangguk beberapa kali—— hatinya merasa senang. Beruntungnya ia diterima dengan baik di keluarga ini, disayangi dan di perlakukan sekayaknya orang yang berharga.
__
• Interaksi Jungkook dan keluarga Taehyung ✓
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran √ tk
Fiksi PenggemarHanya sebuah kisah pacaran ala Kim Taehyung dan Jeon Jungkook yang jarang umbar kebersamaan tapi selalu menjadi topik hangat pembicaraan. "Kalian beneran pacaran kan?" || ⚠ bxb ⚠ top! Tae ⚠ harsh words ⚠ school-life ⚠ fluff/angst (?) Copyright © 2...