ekstra chapter;

2.1K 179 43
                                    

“Jeon Jungkook?”

“Iya?”

“Boleh kita bicara sebentar?” —— Dan disinilah Jungkook berakhir; terduduk saling berhadapan dengan sosok asing yang seingatnya tak pernah ditemuinya. Meninggalkan tujuan utamanya untuk mengunjungi kantor Taehyung, melipir sejenak pada sebuah kafe yang terletak tidak begitu jauh dari sana, menyanggupi permintaan dari seseorang yang tidak sengaja ditemuinya di lobi perusahaan tadi, setelah memastikan bahwa ia memiliki waktu yang cukup untuk mengobrol dengannya. “Gue Aruna” perkenalnya singkat diiringi uluran tangan ramah, Jungkook lekas membalasnya tak kalah sopan sembari memperkenalkan dirinya secara langsung, kendati sebenarnya yang bernama Aruna ini sudah mengetahuinya terlebih dahulu.

“Kita pernah ketemu sebelumnya?”

Aruna tersenyum kecil, menggeleng, lalu meneguk secangkir kopi pesanannya sebelum menjawab, “nggak” begitu katanya yang semakin membuat Jungkook keheranan, lantas darimana ia mengenal Jungkook?.- “Tapi gue tahu sedikit tentang lo” paparnya melanjutkan, hanya saja kalimatnya malah semakin membingungkan sekaligus tak kunjung memberi jawaban. “Gue sahabatnya Taehyung selama kuliah” perjelasnya.

Oke. Fakta yang satu itu terdengar cukup mengejutkan juga berhasil memberi sedikit kejelasan, meskipun tetap saja Jungkook memiliki banyak pertanyaan, sebab tak begitu mengerti kenapa Aruna ini ingin berbicara dengannya, pasalnya selama nyaris tiga minggu bersama Taehyung, lelaki itu tidak pernah sedikitpun menyelipkan nama Aruna dalam setiap rangkaian cerita yang dimilikinya, mungkin beberapa kali Taehyung sempat menyebutkan nama-nama yang tidak begitu Jungkook kenali ketika menceritakan masa-masa kuliah atau perjalanan karirnya, tetapi kebanyakan cerita lelaki itu hanya dipenuhi oleh dirinya sendiri, mama dan ayah, serta Jimin. Selebihnya, malah seringkali menyematkan nama Jungkook padahal selama dua belas tahun terakhir ini, raga Jungkook tidak ikut serta menemani perjalanan hidupnya.

We’re close. Too close to be called friends” Diucapkan kelewat santai setelah mengambil jeda yang cukup lama dengan hanya saling berbagi pandangan. Jungkook mengerutkan keningnya, yang satu ini terdengar sedikit tidak masuk akal, sekarang ia semakin tidak mengerti ke arah mana pembicaraan mereka akan bermuara, tetapi jika harus menebak, Jungkook rasa pembahasan yang akan mereka bicarakan tidak akan berakhir baik, tepatnya untuk dirinya sendiri, melihat dari kesiapan Aruna, ia barangkali sudah merencanakan pertemuan ini dengan tujuan tertentu. “Gue kenal sama Taehyung sejak menginjak semester ketiga, beberapa kali kita satu kelompok dan ngerjain projek bersama, berlanjut terus sampai hari ini” ceritanya, tatapannya lurus, menerawang jauh, mengingat kembali kisah-kisah usang dari masa lalu. “Liat perusahaannya, ini pertama kalinya lo datang ke sana?” tanyanya tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, menunjuk perusahaan milik Taehyung yang dapat mudah dilihat dari kawasan kafe tempat mereka duduk.

“Ini ketiga kalinya gue datang”

Aruna terlihat mengangguk-nganggukkan kepalanya, “Perusahaan itu dulu kecil, pekerjanya juga nggak banyak, malah hampir bangkrut dan Taehyung korbanin banyak hal buat bisa bangun perusahaan sebesar sekarang. Nggak mudah, sulit, Taehyung beberapa kali berpikir buat nyerah, apalagi saat itu dia cuman anak semester enam” ujarnya melanjutkan ceritanya. Jungkook refleks ikut menatap ke arah perusahaan milik Taehyung yang kini sudah berdiri kokoh, lelaki itu sudah pernah menceritakan kesulitannya dalam membangun perusahaannya sendiri, Jimin bahkan ayah ikut melengkapi kisah perjuangannya. Dan mungkin, kini Aruna juga ikut menambahi. Sepertinya, Jungkook terlalu banyak berpikir, barangkali Aruna tidak bermaksud buruk. “Gue jadi salah satu saksi perjalanan hidupnya Taehyung” katanya seraya mengalihkan pandangan ke arah Jungkook, keduanya kembali bertemu pandang, “karena gue nemenin Taehyung dari titik nol, gue berusaha selalu ada buat dia dan upayain support dia dalam berbagai hal. Termasuk saat dia ngelakuin terapi kesembuhan karena trauma akan seseorang”

Pacaran √ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang