sexual haransement-.

3.2K 263 44
                                    

Kim Lea—— Jungkook seharusnya sadar sejak awal, kalau sosok dibalik nomor asing yang kerap kali mengirimkan fotonya dengan Yugyeom pada nomor Taehyung adalah Lea; kakak kelasnya yang memiliki obsesi tinggi pada si kekasih, meski perasaannya sudah di tolak mentah-mentah sekalipun, ia ternyata tidak ingin menyerah begitu mudah. Jungkook terkekeh kecil, merasa lucu sekaligus miris atas tindakannya, langkahnya dibawa mendekati sosok perempuan yang sore ini secara mendadak mengajaknya bertemu, lalu begitu saling berhadapan, Lea justru berdiri dan melemparkan beberapa lembar cetakan foto serupa yang sebelumnya sudah di kirim pada ponsel Taehyung lewat sebuah pesan. Perempuan itu tersenyum pongah, meski tidak dapat ditutupi ada kemarahan yang disalurkan lewat sorot matanya.

Jungkook menunduk, memperhatikan salah satu foto yang jatuh—— foto itu diambil siang ini; ketika Jungkook dan Yugyeom berlatih bersama di ruang musik, saat itu padahal mereka tidak hanya berdua, ada banyak anggota klub musik lainnya yang juga sedang berlatih, tetapi dalam foto itu justru hanya menunjukan presensi Jungkook dan Yugyeom, dengan posisi yang akan membuat orang lain salah paham ketika melihat fotonya—— keduanya sama-sama tengah berjongkok, seingatnya Jungkook sedang mengikat tali sepatunya dan ia tidak menyadari Yugyeom juga ternyata berjongkok tidak jauh darinya. Tapi dalam foto itu mereka terlihat begitu dekat, hingga kepala dan tangan keduanya seakan sedang bersentuhan.

"Ternyata susah buat hubungan kalian hancur" Komentarnya dengan santai, meneguk segelas wine miliknya dan kembali duduk di kursi. Jungkook mengangkat bahunya acuh, melirik kanan dan kirinya yang sepi; ruangan VVIP, perempuan itu sengaja memesan ruangan khusus untuk bertemu dengannya dan Jungkook jelas tahu bahwa mungkin ini bagian dari rencana Lea. "Taehyung bukan orang yang gampang terpengaruh ternyata. Menarik." Lanjutnya lagi. Jungkook masih berdiri di tempatnya, mengamati Lea dari atas ke bawah; perempuan itu menggunakan pakaian yang cukup terbuka sementara Jungkook masih menggunakan seragam sekolahnya, ia baru saja pulang dan langsung datang kemari untuk melihat siapa dalang di balik nomor asing tanpa nama yang berusaha mengusik hubungannya belakangan ini.

Jungkook terkekeh, setengah bersandar pada meja panjang yang hanya diisi oleh dua botol wine yang masih terisi penuh, ia melirik ke arah Lea yang juga tengah menatapnya, "Segitu sukanya lo sama Taehyung?"

"Siapa yang nggak suka? Tampan, kaya, dan hot. Sangat menarik" Jungkook mendengus, mengalihkan tatapan ke arah lain ketika Lea menggambarkan Taehyung dengan ekspresi kelewat menjijikkan untuknya. Perempuan itu bukan hanya obsesi tapi benar-benar tidak waras. "Sayangnya dia terlalu keras kepala buat bertahan sama lo, Jungkook, padahal gue punya banyak kelebihan menarik dibanding lo" Ujarnya merendahkan, menatap begitu tajam pada entitas Jungkook. Perempuan itu mulai berdiri, berjalan mendekat ke arah Jungkook dan mengamatinya begitu lama.

"Apa yang buat Taehyung suka sama lo? Wajah? Lo terlalu biasa. Sifat? Lo nggak ada bedanya sama gue" ia berjalan mendekat, berusaha menggapai wajah Jungkook tapi tangannya langsung mendapat tepisan kasar, Jungkook menghindar, menggeser tubuhnya untuk menjauhi Lea yang malah terkekeh samar, "atau karena lo hebat main di ranjang?" Tanyanya dengan senyuman yang sulit diartikan. Jungkook mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, emosinya mulai tersulut, tapi ia berusaha menyembunyikannya dengan masih terlihat tenang.

"Lo ngangkang buat dia? Berapa lama Jungkook?" Lea berdecih. "Padahal gue bisa ngasih service lebih baik dari lo" menjijikan.- Jungkook sekali lagi membuang mukanya, menegakkan posisi tubuhnya dan menatap tajam ke arah Lea. "Gue masih bertanya-tanya apa yang Taehyung liat dari lo?"

"Gue punya sesuatu yang nggak lo punya" serunya diiringi senyuman sinis, Lea mengangkat sebelah alisnya sebagai gestur bertanya. "Otak dan kewarasan. Gue punya itu, sedangkan lo? Kayaknya nggak punya"

"Bangsat"

Jungkook tertawa senang mendengar makian Lea, ia merasa menang terlebih kini perempuan itu terlihat begitu marah. "Lea, lebih baik lo berhenti. Obsesi gila lo itu cuman bakal bikin lo rugi sendiri" katanya dengan nada memperingati, "lagipula, Taehyung nggak akan pernah terpengaruh" Lea mengangguk-anggukan kepalanya tanda setuju pada kalimat terakhir Jungkook, ia sudah berusaha keras belakangan ini tapi semua berakhir sia-sia.

"Lo bener. Chat gue bahkan nggak dibaca sama sekali, gue udah ganti nomor agar Taehyung tertarik baca, memang berhasil dibaca, tapi hal itu juga nggak menghasilkan apa-apa" ia berujar jujur, menjelaskan secara singkat berbagai usaha yang sudah ia coba tapi tidak menghasilkan sesuatu yang dia inginkan. "Sayangnya, gue bukan orang yang mudah nyerah, Jungkook. Keinginan gue harus terwujud, gimanapun caranya. Dan gue mau Kim Taehyung sampe rasanya hampir gila"

"Lo emang gila"

"Iya, Taehyung yang buat"

Jungkook menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Ia kira hal-hal seperti perasaan Lea hanya ada di dalam televisi, dibuat oleh penulis handal dan ditayangkan lewat sebuah film. Tapi, nyatanya kini ia menyaksikannya secara langsung, bagaimana seseorang seakan kehilangan akal kewarasannya hanya karena cinta semata. Ternyata cinta memang semembutakan itu dan sekarang sedang dibuktikan oleh tindakan Lea yang seolah tidak memperdulikan apapun bahkan harga dirinya sendiri. Jungkook menghela napas, pembicaraannya dengan Lea terasa begitu memuakkan, nyaris mengikis habis seluruh kesabaran miliknya dan ia memutuskan untuk segera pergi. Setidaknya ia dapat satu informasi saat ini, dan Jungkook pastikan Lea akan mendapatkan balasan yang setimpal setelah ini.

"Mau kemana Jungkook?" Jungkook menghentikan langkahnya, berbalik dan menunggu Lea melanjutkan kalimatnya. "Gue belum selesai" perempuan itu mengeluarkan ponsel miliknya, berjalan mendekat ke arah Jungkook yang menatapnya dengan kening berkerut karena kebingungan, "gue emang gagal bikin Taehyung terpengaruh sama foto-foto itu, tapi kalo sama sebuah vidio gimana? Mungkin vidio lo ciuman sama Yugyeom? Atau nge-sex sekalian, itu pasti bikin Taehyung marah"

"Ya, edit vidio apapun sesuka lo"

"Siapa bilang vidionya editan? Gue mau ambil vidio asli yang bakal bikin Taehyung percaya sekaligus hancurin hubungan kalian" Belum sempat Jungkook memproses, pintu utama ruangan dibuka dari luar, Jungkook membulatkan matanya begitu mendapati Yugyeom berjalan mendekat ke arah keduanya, senyuman mengembang lebar diwajahnya dan dengan santainya ia menyapa ramah. Jungkook terkekeh sinis, menatap bergantian ke arah Lea dan Yugyeom yang berada disisi kanan dan kirinya—— sekarang semuanya menjadi masuk akal, pertemuannya dengan Yugyeom yang terjadi begitu mudah dan foto-foto keduanya yang sengaja dikirim pada nomor Taehyung. Jungkook mengangguk-angguk paham, kebetulan yang mempertemukan mereka ternyata sudah direncanakan sedemikian rupanya.

"Yugyeom sepupu gue"

"Jadi ini rencana kalian?" Jungkook bertepuk tangan pelan, "keren" pujinya dengan nada mengejek seraya berlalu menuju pintu utama, sengaja menabrakkan bahunya ke bahu Yugyeom, ia menatap tajam ke arah pemuda yang masih saja terus tersenyum itu. Jungkook tidak peduli, hanya ingin secepatnya pergi dari sana sebelum kewarasannya ikut menghilang seperti mereka, sayangnya sebelum tangannya sempat menyentuh gagang pintu, lengannya yang lain sudah ditarik lebih dulu dengan kasar, belum sempat menghindar, Jungkook dibanting hingga punggungnya terbentur tembok, lalu seolah semuanya terjadi dalam satu kerjapatan mata saking cepatnya; Yugyeom tiba-tiba sudah mencium kasar bibirnya, menghimpitnya ke tembok sehingga Jungkook kesulitan melakukan perlawanan.

Ciuman paksaan itu terus dibubuhkan tanpa membiarkan Jungkook bernapas sejenak, Jungkook berusaha melawan dengan mendorong tubuh Yugyeom tapi pakaian seragamnya justru ditarik secara kasar, dibuka sembarangan, tidak sampai disana, Yugyeom juga meremas pantatnya berulang kali. Air mata keluar mengaliri pipi Jungkook, ia menangis tanpa suara sebab bibirnya masih dibungkam oleh mulut sialan milik Yugyeom, tubuhnya mulai terasa lemas karena kehabisan tenaga mendapat serangan dari sana sini. Ia melirik ke arah Lea yang tertawa begitu puas seraya menatap ponsel yang kameranya diarahkan pada Jungkook. Lengan Jungkook mengepal—— ia bersumpah Lea dan Yugyeom akan mendapatkan balasan yang jauh lebih buruk dari apa yang Jungkook dapatkan sekarang.



_•_

Pacaran √ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang