Evil 12

7.5K 931 3
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Tubuhku rasanya membeku. Kedua kakiku menolak untuk melangkah. Semua syarafku terasa mati. Aku benar-benar membeku seperti air di musim dingin. Sama sekali tidak bisa menggerakkan bahkan satu sel syaraf kecil sekali pun. Padahal, aku adalah iblis yang membangkitkan kekuatan para iblis dan menyerang Kekaisaran Elixi. Aku adalah Novana Den Elixi, kaisar yang sangat dihormati oleh para iblis. Dan, sekarang kaisar hebat itu tengah berdiam diri sembari bergidik ngeri ketika melihat sesuatu bergerak di dalam semak belukar.

Kemana perginya wibawaku sebagai seorang iblis?!?!

Ini semua terjadi karena aku tinggal dalam tubuh putri penakut seperti ini! Kalau Charice asli tengah menghadapi apa yang sedang ada di hadapanku, aku yakin dia akan langsung pingsan dan membiarkan hewan buas itu memakannya.

Ah, hewan buas kan makhluk hidup. Jadi, mereka juga pasti punya perasaan, kan? Kalau begitu berarti aku bisa menggunakan kekuatanku pada hewan buas apapun yang ada dalam semak itu? Tapi, kekuatan Charice kan hanya berlaku ketika dia mempengaruhi perasaan lawannya. Masa iya aku harus mempengaruhi perasaan hewan buas. Aku kan bukan pawang hewan!

Apa sebaiknya aku lawan hewan itu dengan fisik?! Ah, fisik Charice kan sangat lemah. Jangankan melawan hewan buas, mengangkat pedang pun belum tentu dia bisa.

Memang sebaiknya aku pasrah saja!

Aku cukup hebat dalam berhadapan dengan manusia. Tapi, aku sama sekali tidak hebat dalam berhadapan dengan hewan buas.

Suara makhluk itu semakin terdengar keras. Aku kini bisa mendengar suara langkah kaki dari balik semak itu. Sudah terlihat jelas bagaimana masa depanku. Mati dengan bekas cabikan dan gigitan hewan di sekujur tubuh.
Dan, membusuk di dalam hutan tanpa pernah ditemukan.

"Maafkan aku karena gagal membalaskan dendamku, Char! Aku harap kita tidak bertemu di alam baka nanti!"

Aku menutup kedua mataku. Aku sama sekali tidak tahu saat kekasih yang aku sukai menusukku. Jadi, sekarang aku juga tidak mau melihat saat hewan buas itu memakan kepalaku terlebih dahulu.

"Grrrrr!!!"

Sebuah suara geraman tertangkap gendang telingaku. Tanpa harus berpikir pun aku sudah tahu kalau suara itu berasal dari hewan buas. Atau lebih tepatnya naga. Tapi, suara geramannya terlalu pelan untuk ukuran naga dengan tinggi belasan meter. Suara itu lebih terdengar seperti geraman anak kucing manis yang lucu.

Aku memberanikan diri membuka kedua mataku. Seekor naga mungil dengan sisik berwarna ungu memandangku galak. Dia terlihat marah dan ketakutan di saat yang bersamaan. Hidungnya mengeluarkan asap ketika mulutnya terbuka. Rupanya, bayi naga ini masih belum bisa mengeluarkan api dari dalam mulutnya. Dia manis sekali! Dibandingkan naga, dia lebih mirip dengan kadal raksasa. Benar-benar menggemaskan. Ditambah dengan ekornya yang panjang dan kaki belakang pendek yang gemuk.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang