Evil 49

4.1K 588 13
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Aku berjalan menuju hutan dimana gua naga berada. Sendirian. Sembari memastikan tidak ada orang yang mengikutiku. Entah karena ingatanku yang tajam atau karena aku sudah terbiasa berada di hutan ini, aku bisa menemukan jalannya dengan mudah. Tanpa terkena tanaman beracun atau bertemu hewan buas. Dalam waktu 15 menit, aku sudah sampai di depan pintu masuk gua yang dilindungi oleh pohon edonia.

"VIOLET!" teriakku kencang.

Wus!!!

Dedaunan pohon edonia terbang bersama jutaan partikel debu. Aku memalingkan wajahku. Kedua tanganku menutup wajah. Berusaha menghalangi debu masuk ke hidung dan mataku. Di depanku berdiri kadal raksasa berwarna ungu. Kedua sayapnya terbentang. Membuatnya nampak semakin menakutkan.

Aku masih tidak percaya kalau ratu dari para naga ini adalah sahabat kakak pertama Charice. Abercio hebat sekali karena bisa menjalin persahabatan dengan makhluk yang terkenal buas terhadap manusia ini.

Sring!!!

Violet memperkecil ukurannya hingga berkali-kali lipat. Dia kini sama tingginya dengan diriku. Kalau dilihat seperti ini, Violet nampak seperti kadal terbang yang lucu. Aku jadi ingin memeluknya.

"Ada apa, Charice?" Tanya Violet.

Suaranya jadi sedikit serak karena dia mengubah ukurannya. Terdengar seperti kadal sungguhan. Haha...

Aku menceritakan semuanya pada Violet. Mengenai bunga Noxious. Air minum kaisar. Dan, obat penangkalnya. Violet terus mengangguk sejak aku bercerita. Itu artinya dia mendengarkan dengan takzim.

"Aku tahu kalau bunga noxious memang biasa dijadikan racun yang digunakan untuk membunuh seseorang dalam waktu yang lama. Tapi, aku baru tahu kalau air mata kami bisa menjadi penangkal racun dari bunga itu!" Kata Violet sembari menggaruk dagunya dengan kaki depannya yang lebih pendek dibanding kaki belakangnya.

"Air mata kalian tidak hanya bisa menangkal racun bunga noxious, Vi! Tapi, segala racun!" Kataku serius.

Aku tidak bohong. Air mata naga memang bisa digunakan sebagai penangkal semua racun. Setiap racun memang punya penangkalnya sendiri. Tapi, air mata naga bisa menangkalnya dengan lebih cepat. Ibaratnya, mengumpulkan air dari tetesan hujan dan langsung dari sungai. Jelas lebih cepat dari sungai, bukan?

Itulah alasan kenapa orang-orang biasanya lebih suka menculik bayi naga. Karena, mereka lebih mudah dibuat menangis dibandingkan naga dewasa. Juga, jauh lebih mudah untuk ditangkap.

Penangkal untuk bunga noxious selain air mata adalah bunga matahari yang mekar pertama kali di lembah. Tapi, bunga itu hanya muncul setiap 50 tahun sekali. Itu artinya, masih tersisa 10 tahun sampai bunga itu mekar. Selain itu, tidak ada yang tahu di lembah mana bunganya akan mekar. Kalau harus menunggu bunga matahari itu, aku tidak yakin apa ayah Charice bisa bertahan atau tidak.

"Apa kau punya buktinya, Char?" Tanya Violet sekali lagi.

"Aku bukannya tidak ingin memberimu air mata kami. Tapi, hanya bayi naga yang bisa menghasilkan air mata. Sementara, naga remaja dan dewasa tidak bisa. Rasanya menyakitkan jika aku menbuat para bayi menangis. Apalagi, jika air mata mereka nanti malah jadi sia-sia. Kau mengerti maksudku, kan?" Tanya Violet.

Aku mengangguk, "Aku mengerti perasaanmu!" Kataku.

Violet adalah seorang ibu. Dan, sama seperti ibu yang lain, melihat anak mereka meneteskan air mata pasti menyakitkan.

Aku menghembuskan nafas. Kalau Violet memang ingin bukti, akan aku buktikan.

Aku menatap sekitar. Manik mataku menatap daun mint hitam yang berada tak jauh dari tempat aku berdiri. Daun mint hitam tidak jauh berbeda dari daun mint kebanyakan. Satu-satunya perbedaan yang mereka punya adalah warna daunnya. Daun mint biasa memiliki warna hijau terang. Sementara, daun mint hitam memiliki warna hitam, sesuai namanya.

Aku mengambil daun itu. Kemudian, memakannya. Rasanya segar dengan sedikit rasa pahit. Seperti memakan daun mint bersamaan dengan getah bunga kamboja.

"Kau tahu jelas apa yang kau makan, bukan?" Tanya Violet. Sedikit cemas.

Aku mengangguk. Daun mint hitam bisa menyebabkan rasa gatal di sekujur tubuh. Rasa gatalnya sangat luar biasa sampai kalian ingin mengeruk kulit kalian dengan pisau. Tak apa, ada penangkalnya di sini. Daun mint biasa. Itu adalah penangkalnya.

Deg!

Sepertinya efek daun ini sudah bekerja.

Aku mulai menggaruk seluruh bagian tubuhku. Violet berseru panik. Dia segera terbang dan kembali dengan membawa Petal, putrinya.

"Apa kau bisa menangis sayang?" Tanya Violet.

Petal yang melihatku kesakitan tanpa sadar sudah menangis sedari tadi. Violet kemudian mengumpulkan bulir air mata Petal ke sebuah botol kaca kecil.

"Ini, Char!"

Aku menerima botol kaca itu. Kemudian, meneguk seluruh isinya. Ajaib! Semua rasa gatal itu menghilang. Violet terkesima. Dia menatapku dan Petal bergantian.

"Sekarang kau percaya bukan, Vi?" Tanyaku.

"Tentu! Aku akan memberikan air mata naga sebanyak yang kau mau!" Kata Violet.

Aku tersenyum, "Terima kasih banyak!"

Urusan penangkalnya sudah selesai. Sekarang, hanya tinggal mencari cara untuk memasukkan air mata naga ke dalam air minum kaisar. Aku bisa saja membuang air minum itu dan menggantinya dengan air mata naga. Tapi, kalau sampai pamanku tahu akan hal itu, dia pasti akan menyelidiki siapa yang melakukannya. Kalau aku sampai ketahuan, keberadaan Violet dan kawanannya juga terancam bahaya.

Baiklah! Aku akan membuat air mata naga ini menjadi sama persis seperti obat yang dilarutkan dalam sari bunga noxious. Dengan begitu, racun itu tidak akan bekerja. Secara perlahan, efek racun itu juga akan menghilang. Walau, butuh waktu yang cukup lama.

Srak! Srak!

Aku dan Violet kompak menatap semak yang bergerak. Violet nampak biasa. Tapi, aku waspada.

Dari dalam semak itu keluar seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.

Russel.

Apa yang dia lakukan di sini? Bagaimana ini?! Russel tahu kalau aku punya hubungan yang cukup baik dengan para naga. Bagaimana kalau dia memanfaatkan aku untuk menculik para naga?! Tapi, kenapa Violet terlihat biasa saja.

"Apa yang dilakukan bocah ini di sini?" Tanya Violet sembari menunjuk Russel yang berjalan menuju diriku.

"Hey! Aku ini bukan bocah tahu!" Kata Russel sebal.

"Apa kau baik-baik saja meski ada orang lain yang mengetahui keberadaanmu, Vi?" Tanyaku ragu.

"Yah, sebenarnya aku agak keberatan. Tapi, bocah ini tidak punya niat buruk meski wajahnya seperti kriminal!"

"Siapa yang kau maksud kriminal?!"

"Kami, para naga, punya insting untuk mengetahui niat seseorang, Char! Dan, bocah ini tidak punya niat apapun. Dia tulus melindungimu. Kau bisa percaya dia!" Kata Violet.

Yah, selama ini Russel memang tidak pernah melakukan hal buruk padaku. Yang ada, dia malah selalu membantuku. Bunga epheral itu juga tidak sakan bisa aku dapatkan tanpa bantuannya.

Mungkin, sudah saatnya aku percaya pada Russel.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang