Evil 2

14.9K 1.5K 10
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Aku menatap kamar dengan jengah. Benda bulat aneh itu terus saja mengelilingi kamarku. Berdesing saat melayang di atas meja atau lemari. Lantas mengeluarkan cahaya hijau yang aneh.

Argh, aku hidup di tubuh kecil ini saja sudah sangat aneh. Apalagi ditambah dengan benda asing yang membuat semuanya jadi makin aneh.

Potongan buah itu masuk ke dalam mulutku. Mataku tidak lepas dari benda bulat itu.

"Nori, benda apa itu?"

"Itu adalah LINUX, kamera yang bisa merekam dan memindai. Yang Mulia kaisar mengirimkannya untuk menjaga keselamatan Anda." Nori yang berdiri di dekatku -dan hanya menyaksikanku memakan camilan- menjawab penuh hormat.

"Merekam? Berarti sama seperti batu sihir. Tapi, apa itu memindai?"

"Memindai?" Aku terus menatap mesin bodoh itu sambil makan. Rasanya ingin sekali aku melemparinya dengan pisau di tanganku. Tapi, aku tidak punya alasan untuk melakukannya.

"Memindai berarti LINUX bisa mengetahui apa isi suatu benda tanpa membukanya."

BRUG!!!!

Benda bernama TINUX atau LINUX atau apalah itu terjatuh setelah sebuah pisau makan menancap tepat di tengahnya. Cipratan listrik terlihat menyuar dari dalam mesinnya yang rusak. Aku tersenyum puas. Nori menatapku. Tapi, tidak berani mengatakan apapun.

Aku menghabiskan camilan berupa salad buah itu dengan nyaman. Tidak ada lagi serangga yang berdesing dan mengeluarkan cahaya aneh.

Nori langsung mengambil piringku dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Aku menatap penampilanku di depan cermin. Sebuah bayangan gadis cantik berambut pink dengan mata biru terpampang di hadapanku. Gadis itu adalah aku.

Ah, aku masih memakai gaun tidur sedari tadi. Ah, baiklah, aku akan mengganti pakaianku dan pergi mandi.

"Apa-apaan ini?!?!?!"

Kosong!!! Lemari bajuku hampir bisa dibilang kosong. Hanya berisi beberapa baju tidur dan gaun pesta dengan hiasan bunga besar yang nampak sangat norak.

Sebenarnya, seberapa banyak uang yang Marquiss bodoh itu ambil? Atau, Putri Charice tidak punya selera fashion yang bagus? Bayi saja tidak akan sudi memakai gaun norak itu. Apalagi, seorang iblis yang dihormati sepertiku.

Aku membuang semua pakaian yang nampak lusuh dan norak. Hah!!! Lemariku benar-benar jadi kosong.

Lemari sepatu juga sama. Hanya ada beberapa sepatu dengan hak tinggi. Mana ada anak usia 6 tahun yang memakai sepatu setinggi ini? Ugh, bahkan sepatunya pun berhiaskan bunga besar. Apa Putri Charice punya obsesi terhadap bunga?

Aku mencopot semua bunga dan hak pada sepatu itu. Sekarang, baru terlihat jauh lebih baik.

"Ah, maafkan aku, Putri Charice karena sudah memperbaiki sepatu norakmu."

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang