Evil 61

3.9K 507 4
                                    

Satu bulan.

Waktu yang tersisa sampai Abercio resmi menjadi kaisar hanya tinggal satu bulan lagi. Karena itu, pamanku yang baik hati itu pasti mengutus banyak pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Juga membunuh Dimitri. Dan, jangan lupa tentang diriku. Untuk kedua bocah kembar itu, aku tidak perlu khawatir karena keduanya pasti bisa menjaga diri mereka sendiri. Aku tidak tahu sihir musim apa yang dimiliki Abercio dan Dimitri. Tapi, aku yakin kalau sihir musim milik si kembar sangat kuat. Karena mereka selalu berlatih dan tidak terkena pengaruh para robot sialan itu. Pamanku mungkin tidak menyadarinya. Tapi, setiap kali dia mengirim para pembunuh bayaran untuk menghabisi si kembar, dia hanya menyediakan samsak tinju gratis yang bisa mereka bunuh sesuka hati. Dengan kata lain, pamanku membantu mereka jadi lebih kuat.

Meski begitu, Russel tetap mengirimkan ksatria terbaiknya untuk menjaga kedua kakak Charice.

Permasalahannya sekarang adalah diriku.

Kekuatan musim semiku masih belum cukup kuat untuk melawan para pembunuh bayaran yang jelas bukan orang bodoh biasa. Makanya, Russel menempatkan jebakan di kamarku. Jebakan berupa ratusan keping es di balik lantai yang apabila diinjak akan menjatuhkan jutaan jarum es kecil dari langit-langit. Jutaan jarum yang menghujam dengan kecepatan tinggi itu jelas akan menghabisi pembunuh bayarannya dalam waktu singkat, kan?

Aku sudah meminta Nori untuk tidak masuk ke kamarku sampai kepingan es itu mencair besok pagi. Jadi, semuanya pasti akan berjalan sesuai rencana.

Aku benar-benar tidak sabar untuk melihat mayat yang dipenuhi lubang besok.

Terserah kalian mau bilang aku psikopat atau gila. Aku tidak peduli! Aku benar-benar sudah tidak sabar untuk melihat mayat itu besok pagi.

Urusan mayatnya?

Tentu saja Russel yang akan membereskannya. Dia akan menyamar menjadi salah seorang ksatria dengan bantuan ramuan pengubah wujud yang aku buat. Setelah itu, Russel akan bilang kalau dialah yang sudah menghabisi pembunuh bayaran itu setelah tak sengaja mendengar teriakanku. Pas sekali fisik Russel cocok dengan fisik seorang ksatria.

Nori juga pasti akan terkejut saat aku berlari sambil berteriak padanya. Setelah itu aku akan cerita pada Nori kalau aku hampir dibunuh. Ceritaku akan terbukti ketika Nori melihat Russel yang sedang menyamar sudah menghabisi beberapa orang pria. Nori pasti akan menceritakan apa yang dia lihat kepada pelayan lain.

Dengan begitu, rumor kalau aku hampir dibunuh akan menyebar. Hal itu pasti akan membuat para bangsawan dan rakyat _yang mendukungku_ menanyakan soal keamanan istanaku. Pamanku pasti akan langsung mengirim banyak ksatria di istanaku dan berhenti mengutus pembunuh bayaran.

Sekali dayung, tiga pulau terlampaui.

Aku menghela nafas. Bibirku terangkat. Kelopak mataku menutup. Malam ini, aku akan bermimpi indah.

Satu bulan

Waktu yang tersisa sampai Abercio resmi menjadi kaisar hanya tinggal satu bulan lagi. Karena itu, pamanku yang baik hati itu pasti mengutus banyak pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Juga membunuh Dimitri. Dan, jangan lupa tentang diriku. Untuk kedua bocah kembar itu, aku tidak perlu khawatir karena keduanya pasti bisa menjaga diri mereka sendiri. Aku tidak tahu sihir musim apa yang dimiliki Abercio dan Dimitri. Tapi, aku yakin kalau sihir musim milik si kembar sangat kuat. Karena mereka selalu berlatih dan tidak terkena pengaruh para robot sialan itu. Pamanku mungkin tidak menyadarinya. Tapi, setiap kali dia mengirim para pembunuh bayaran untuk menghabisi si kembar, dia hanya menyediakan samsak tinju gratis yang bisa mereka bunuh sesuka hati. Dengan kata lain, pamanku membantu mereka jadi lebih kuat.

Meski begitu, Russel tetap mengirimkan ksatria terbaiknya untuk menjaga kedua kakak Charice.

Permasalahannya sekarang adalah diriku.

Kekuatan musim semiku masih belum cukup kuat untuk melawan para pembunuh bayaran yang jelas bukan orang bodoh biasa. Makanya, Russel menempatkan jebakan di kamarku. Jebakan berupa ratusan keping es di balik lantai yang apabila diinjak akan menjatuhkan jutaan jarum es kecil dari langit-langit. Jutaan jarum yang menghujam dengan kecepatan tinggi itu jelas akan menghabisi pembunuh bayarannya dalam waktu singkat, kan?

Aku sudah meminta Nori untuk tidak masuk ke kamarku sampai kepingan es itu mencair besok pagi. Jadi, semuanya pasti akan berjalan sesuai rencana.

Aku benar-benar tidak sabar untuk melihat mayat yang dipenuhi lubang besok.

Terserah kalian mau bilang aku psikopat atau gila. Aku tidak peduli! Aku benar-benar sudah tidak sabar untuk melihat mayat itu besok pagi.

Urusan mayatnya?

Tentu saja Russel yang akan membereskannya. Dia akan menyamar menjadi salah seorang ksatria dengan bantuan ramuan pengubah wujud yang aku buat. Setelah itu, Russel akan bilang kalau dialah yang sudah menghabisi pembunuh bayaran itu setelah tak sengaja mendengar teriakanku. Pas sekali fisik Russel cocok dengan fisik seorang ksatria.

Nori juga pasti akan terkejut saat aku berlari sambil berteriak padanya. Setelah itu aku akan cerita pada Nori kalau aku hampir dibunuh. Ceritaku akan terbukti ketika Nori melihat Russel yang sedang menyamar sudah menghabisi beberapa orang pria. Nori pasti akan menceritakan apa yang dia lihat kepada pelayan lain.

Dengan begitu, rumor kalau aku hampir dibunuh akan menyebar. Hal itu pasti akan membuat para bangsawan dan rakyat _yang mendukungku_ menanyakan soal keamanan istanaku. Pamanku pasti akan langsung mengirim banyak ksatria di istanaku dan berhenti mengutus pembunuh bayaran untuk sementara waktu.

Sekali dayung, tiga pulau terlampaui.

Aku menghela nafas. Bibirku terangkat. Kelopak mataku menutup. Malam ini, aku akan bermimpi indah.

Kriet!!!

Sebuah suara dari gesekan engsel jendela yang berkarat membuatku seketika terjaga. Mataku memang masih terpejam. Tapi, tubuhku sepenuhnya sadar.

Sialan! Padahal aku baru tidur 10 menit. Tapi, pembunuh bayaran ini sudah datang. Dan melihat dia mengeluarkan suara saat membuka jendela, artinya dia tidak begitu berpengalaman. Apa pamanku mengira aku selemah ini sampai ia mengirim pembunuh bayaran amatir?!

"Ugh! Ini benar-benar sulit. Di kamarnya juga pasti dipasang jebakan!" kata pembunuh bayaran yang jika didengar dari suaranya adalah seorang pria.

Tapi, rasanya aku seperti pernah mendengar suara orang ini. Walau suaranya sedikit berubah, aku yakin kalau aku mengenal suara ini.

Suaranya seperti....

Klennox Sky Gabrela, putra marquiss gila yang mengejarku karena mengira aku adiknya. Aku bertemu dengannya 2 tahun lalu. Usianya baru 9 tahun. Kalau begitu, sekarang dia sudah berusia 11 tahun, dong. Tapi, apa yang membuat dia menjadi pembunuh bayaran?

Marquiss Gabrela kan termasuk bangsawan kaya dan terhormat. Jadi, tidak mungkin pewaris takhtanya menjadi pembunuh bayaran demi uang.

Ah, apa mungkin Gabrela berada di pihak pamanku? Walaupun aku pernah bertemu dengannya. Tapi, aku tetap harus membunuhnya, kan?

Aku membuka mataku. Untunglah posisiku membelakangi Klennox. Dia tidak akan menyangka kalau anak yang dia bunuh malah membunuhnya.

Hah! Dia kan hanya anak biasa. Jebakan yang dibuat Russel pasti bisa membunuhnya. Aku tidak perlu mengotori tanganku.

"Klennox, kau akan menyesali pilihanmu!"

Zrasss!!!

Jutaan jarum es turun dari langit-langit. Menghujani tubuh Klennox yang berdiri di bawahnya.

Hening.

Hanya terdengar suara berisik dari jarum yang berjatuhan di lantai. Sepertinya, tubuh Klennox hancur tak bersisa.

Aku tersenyum.

Jebakan yang dibuat Russel memang yang terbaik!

"Sihir musim dingin? Apa Putri Charice punya sihir musim?"

Deg!!!

Aku tidak salah dengar, kan?

Klennox?! Dia....

Masih hidup?!?!

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang