Evil 63

3.9K 512 3
                                    

"Hutan terlarang para elves?!" tanya Klennox tak percaya.

Aku mengangguk. Kalau dugaanku benar, para elves di hutan itu kebanyakan adalah manusia. Itulah alasan kenapa mereka memiliki warna di sekeliling mereka. Itu juga jadi alasan kenapa tiba-tiba mereka mengetahui soal jalan bawah tanah. Karena Marquiss Gabrela yang mendengar kabar itu juga berubah menjadi elves. Dan aku rasa setiap manusia yang berubah jadi elves tetap memiliki ingatan mereka.

"Iya! Pamanku sepertinya mengubah semua orang yang menentangnya jadi elves." kataku serius.

"Tapi, bagaimana bisa Yang Mulia Kaisar Edgard mengubah seseorang menjadi elves?" tanya Klennox tak percaya.

"Apa kau tahu kalau dia bersekutu dengan raja iblis?"

Klennox menggeleng pelan.

"Raja iblis bisa mengubah seseorang jadi makhluk gelap. Dan, elves adalah salah satu dari makhluk gelap!" kataku.

Aku sendiri juga tidak tahu apakah yang aku katakan ini benar atau salah. Karena pada faktanya, aku sama sekali tidak tahu akan raja iblis di dunia ini. Tapi, entah kenapa aku merasa yakin dengan ucapanku.

"Saya juga pernah mendengar kabar jika raja iblis bisa mengubah manusia jadi makhluk gelap seperti yang anda katakan!" kata Klennox. Dia nampak sedang berpikir.

Eh?! Jadi, karanganku tadi ternyata benar, ya?! Bagaimana bisa?! Padahal aku hanya mengarangnya untuk meyakinkan Klennox.

"Pamanku bersekutu dengan raja iblis!" kataku dengan tegas.

Klennox terlihat terkejut. Bukan karena dia mengetahui fakta kalau pamanku bersekutu dengan iblis. Tapi, karena ada alasan lain di balik persekutuan pamanku.

"Putri Charice, maafkan saya jika saya terkesan meragukan anda. Namun, apa anda yakin dengan ucapan anda?"

Aku mengangguk.

"Tidak ada makhluk lain yang bisa mengubah manusia menjadi elves selain iblis, Tuan Muda Gabrela! Dan, pamanku membutuhkan kekuatan agar bisa mengambil alih kursi takhta. Ayahmu juga kemungkinan sudah menjadi elves." kataku

Aku tidak peduli Klennox berada di pihak siapa sekarang. Yang jelas, karena dia adalah anak yang cerdas, aku tahu dia akan memilih siapa. Kaisar yang meracuni kakak dan membuang keponakannya. Atau, putri tak dianggap yang memiliki sihir musim terkuat. Yah, walau sihirku masih belum terlalu kuat. Tapi, Klennox kan tidak tahu akan fakta itu. Jadi, aku bisa memanfaatkan ketidaktahuannya itu.

"Raja iblis hanya tersisa bayangan sejak dia bertarung dengan Lumina. Jika seorang manusia bersekutu dengannya. Maka, dia akan mati karena tubuhnya diambil alih oleh raja iblis. Kecuali, jika dia bisa memberikan tubuh baru. Ah...."

Klennox menatapku.

Aku tahu arti tatapan itu.

Klennox bukan ditugaskan untuk membunuhku. Tapi, membuatku tak sadarkan diri untuk beberapa saat. Racun yang ada di busurnya juga bukanlah racun untuk membunuh. Tapi, untuk membuat seseorang pingsan selama 1 hari. Dengan kata lain, pamanku berniat menjadikanku 'wadah' untuk raja iblis.

Sialan! Padahalkan dia yang bersekutu dengan iblis. Kenapa malah menjadikan aku wadahnya?

Menyebalkan sekali!

Sekarang, aku harus apa? Jika aku diam saja, Klennox pasti akan tetap menyerangku. Apalagi ketika dia tahu kalau pamanku bisa mengembalikan ayahnya. Tapi, aku rasa Klennox tidak akan sebodoh itu. Pamanku jelas tidak akan mengembalikan Marquiss Gabrela semudah itu. Apalagi jika dia memegang kelemahan pamanku.

Kalau Klennox berhasil membawaku hidup-hidup ke hadapan paman, yang ada dia hanya akan dibunuh karena dianggap sudah menyerangku. Aku yang sudah mati karena tubuhku diambil oleh raja iblis jelas tidak bisa melakukan apapun.

Pilihan Klennox hanya satu.

Kabur.

"Saya tahu apa yang anda pikirkan, Tuan Putri! Dan, saya akan mengikuti apa yang anda mau." kata Klennox sembari membungkukkan badannya.

Aku tersenyum dalam hati. Syukurlah! Klennox memikirkan hal yang sama denganku. Sepertinya, dia tahu jika ayahnya tidak akan kembali hanya dengan menyerahkan diriku. Yang ada semuanya hanya akan jadi lebih buruk.

Tapi, pertanyaanku adalah, kenapa harus aku yang dijadikan wadah? Padahal semua orang juga tahu kalau tubuhku lemah. Tubuh yang lemah ini jelas tidak akan berguna.

"Aku tahu tempat bersembunyi yang aman." kataku.

"Kau bisa bersembunyi di sana untuk sementara waktu. Bawa juga adikmu. Kau hanya perlu membawa pakaian karena di sana sudah ada persediaan makanan untuk satu tahun."

Klennox mengangguk.

Aku sebenarnya berencana untuk membuat sedikit drama dengan berpura-pura kabur dari istana karena dikejar oleh pembunuh bayaran. Aku bisa membuat seolah Klennox terbunuh setelah aku memukul kepalanya dengan batu. Tapi, rasanya akan sulit. Mengingat Klennox lebih kuat dariku, paman pasti akan curiga karena dia bisa terbunuh dengan mudah. Karena itu, bersembunyi untuk sementara waktu adalah satu-satunya pilihan yang tepat.

"Apa anda punya rencana, Tuan Putri?" tanya Klennox.

Aku mengangguk dengan mantap.

"Kau tidak perlu khawatir, aku bukan orang bodoh yang pergi berperang tanpa persiapan!"

Aku sudah memikirkannya. Aku akan pergi ke hutan para elves diam-diam. Sendirian. Tanpa Russel. Karena aku yakin dia akan menggerutu jika aku pergi ke tempat yang berbahaya itu. Melawan puluhan elves yang ada bahkan adalah hal yang sulit bagi pemilik sihir musim dingin terkuat di kekaisaran itu. Apalagi jika dia membawa seorang beban yang hanya bisa menumbuhkan kaktus ketika marah. Haha....

Setelah sampai di sana, aku akan mencari Marquiss Gabrela di antara puluhan elves yang ada. Karena aku bisa melihat perasaan mereka, aku tinggal mencari elves yang memiliki perasaan paling bersahabat. Mungkin, dia bisa membantuku menemukan Marquiss Gabrela. Begitu aku berhasil menemukannya, aku akan membawa dia ke tempat persembunyian milik Russel yang lain. Sementara, para manusia yang berubah jadi elves lain akan aku janjikan kebebasan asal mereka bisa menunggu.

Aku dan Russel kemudian akan mencari Lumina. Karena orang yang bisa menghapus kutukan raja iblis hanyalah dia. Sang dewi cahaya.

Aku tahu rencanaku memiliki banyak kelemahan.

Para elves itu mungkin saja tidak akan bersahabat dan langsung membunuhku bahkan ketika aku baru menginjakkan kaki di pintu masuk hutan. Marquiss Gabrela bisa saja tidak bisa keluar dari hutan elves. Karena pada dasarnya hutan elves adalah penjara bagi para elves. Aku tidak tahu siapa yang mengurung mereka di sana. Tapi, kalau boleh menebak, aku yakin Lumina lah yang melakukannya. Lalu, aku bisa saja tidak menemukan Lumina meski sudah mencarinya seumur hidup.

Tapi, jika rencanaku berhasil, pamanku akan langsung kalah tanpa perlu melakukan perlawanan. Marquiss Gabrela dan orang-orang yang berubah jadi elves akan memberikan saksi mengenai persekutuan pamanku dengan raja iblis. Dia pasti akan langsung dibunuh. Raja iblis memang bisa saja melawan. Tapi, aku rasa dia akan langsung memilih membatalkan perjanjiannya secara paksa. Dengan kata lain, membunuh pamanku.

"Aku akan membawa kembali kedamaian Janeiro. Jadi, kau tenang saja!" kataku.

Klennox mengangguk.

"Kalau begitu, saya undur diri. Sekali lagi maafkan saya, Tuan Putri!" katanya.

Klennox melompat dari balkon kamarku. Dia kemudian menghilang di kegelapan malam.

Aku sama sekali tidak menduga. Jika apa yang aku cari, selama ini berada tepat di depanku.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang