Evil 47

4.5K 576 4
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Aku menatap Russel. Anak itu balas menatapku dengan tatapan dinginnya.

Aku meletakkan tanaman yang aku butuhkan di atas tikar yang sudah aku siapkan sejak tadi pagi, "Memangnya kau tahu apa soal ramuan?" Tanyaku.

"Tak lebih baik dari kau. Tapi, tidak buruk juga!" Kata Russel sembari melangkah menuju tikar tempatku duduk.

Aku mulai menumbuk tanaman dengan lesung dari batu yang aku beli di pasar, "Aku tidak akan mengajarimu! Dan, jika kau melakukan kesalahan, kepalamu akan hilang!" Kataku tanpa melihat ke arah Russel.

Perasaanku sedang buruk karena bertemu dengan Clarence tadi. Apalagi, aku tidak bisa membuatnya menderita lagi seperti dulu karena tidak ingin membuat pamanku tersayangan itu curiga. Jika dia tahu kalau aku bisa menggunakan senjata dan membuat ramuan, dia pasti akan langsung menyelidiku. Bisa-bisa nanti ketahuan kalau aku bukanlah Charice yang asli. Dan, kalau sampai hal itu terjadi, aku tidak tahu nasib apa yang akan menimpa diriku.

Aku harus berhati-hati dalam bersikap.

"Yah, jangan salahkan aku kalau ramuan pengubah warna rambutnya berubah jadi obat pencahar!" Kata Russel sembari mengambil tanaman secara asal.

Aku berhenti menumbuk tanaman. Manik mata biruku menatap Russel tajam. Dia ini memang sudah bosan hidup, ya? Kenapa dia memasukkan semua tanaman dan menumbuknya seperti dunia akan kiamat nanti? Itu sih bukan membuat ramuan. Tapi, racun mematikan. Dia ini benar-benar menyebalkan!

"Kau mau membuang bahannya, ya? Cepat cari lagi!" Kataku sembari menendang lengan kanan Russel sampai ia keluar dari tikar.

Russel berdiri. Aku pikir dia akan marah dan mencaciku karena sudah menendangnya. Tapi, dia hanya tersenyum tipis lalu pergi keluar. Benar-benar anak yang aneh. Entah bagaimana nasib Duke Balthasar kalau ia melihat pewaris takhtanya adalah anak laki-laki yang gila seperti ini. Aku harap dia panjang umur. Kalau perlu, dia hidup selamanya demi keberlangsungan hidup Balthasar.

Ah, ayah Russel adalah komandan pasukan ksatria perang. Dia dijuluki 'pedang berdarah dingin'. Julukan itu ia dapatkan setelah membantai seluruh pasukan ksatria musuh hanya dengan satu pedang. Tak banyak yang tahu. Tapi, pedang milik Duke Balthasar adalah pedang yang dialiri sihir musim dingin. Orang yang terkena tusukan pedang itu, tubuhnya akan membeku dari dalam. Setelah ia mati, pembekuan itu akan terhenti. Itulah kenapa pamanku tidak mengetahui fakta tentang sihir musim dingin milik para Balthasar.

Bicara soal sihir musim, apa paman dan dua sepupuku itu punya, ya? Tapi, aku tidak pernah melihat mereka menunjukkan sihirnya. Baik itu secara terang-terangan atau diam-diam.

"Apa ini yang kau butuhkan?" Tanya Russel sembari meletakkan sebuah kain berisi berbagai macam tumbuhan.

Aku menatap tumbuhan itu. Tersenyum. Mengangguk. Tidak aku sangka dia cukup pintar dalam membedakan tumbuhan ini. Padahal, ada beberapa di antara mereka yang memiliki bentuk mirip dengan tanaman beracun.

Russel duduk di hadapanku. Manik matanya menatap setiap pergerakanku dengan teliti. Tangannya bergerak. Mengambil tanaman yang sama dengan yang aku ambil. Russel mulai menumbuk tanaman itu dengan kecepatan dan gerakan yang sama denganku.

Wuah, dia ternyata tipe anak yang cepat belajar, ya!

Baru satu kali melihatku saja, ia sudah bisa membuat ramuan dengan mudah.

"Aku baru tahu kalau kau bisa menggunakan senjata!" Kata Russel sembari terus menghaluskan campuran tanaman di tangannya.

Aku mengangkat kepalaku, "Kenapa? Kau mau bertanding pedang denganku?" Tanyaku.

Aku mengambil botol kaca di dekat Russel. Mulai mengisi botol itu dengan ramuan berwarna-warni. Setelah 30 menit terus menumbuk, aku sudah mendapatkan puluhan botol ramuan pengubah warna rambut penuh warna yang bisa bertahan sampai 12 jam. Harus aku akui kalau kehadiran Russel ternyata cukup membantu.

Baiklah! Ramuan pengubah warna rambutnya sudah selesai. Karena ini adalah penjualan pertama dan ramuan ini hanya bisa bertahan selama 3 hari, aku hanya menjual sedikit. Daripada harus merugi lebih baik kekurangan pembeli. Lagipula, rumor soal ramuan pengubah warna rambut yang bisa bertahan selama 12 jam pasti akan tersebar di kalangan rakyat dan bangsawan. Dengan begitu, aku tidak perlu susah payah menyebarkan selebaran promosi.

Hah! Kenapa tidak dari dulu saja aku melakukan hal ini.

Aku sudah menghitung semuanya. Keuntungan yang aku dapat dari menjual semua ramuan itu nantinya hanya akan digunakan kembali untuk membeli botol kaca. Sisanya bisa aku tabung untuk membeli bunga epheral. Dengan menjual ratusan ribu botol ramuan lagi, aku akan bisa membeli bunga sialan itu dan mengetes obat yang diminum ayah Charice. Haha.... Jadi orang miskin itu memang tidak menyenangkan.

"Sudah selesai!" Kataku senang.

Di depan aku dan Russel terhampar ratusan botol kaca berisi berbagai ramuan penuh warna. Aku hanya membuat ramuan yang tidak berbahaya bagi manusia, hewan atau tanaman. Sebenarnya, harga racun lebih mahal, sih. Tapi, aku tidak mau ikut terlibat dalam kebusukan manusia. Ramuan yang akan aku setorkan pada suku bar-bar itu adalah ramuan pengubah warna rambut dan manik mata. Lalu, ramuan kejujuran, ramuan untuk mengetest keaslian perhiasan, ramuan penghilang lapar dan dahaga juga ramuan peninggi dan pemendek badan.

Aku tidak tahu apakah akan ada yang sudi membeli ramuan itu. Tapi, melihat tidak ada lagi orang di kekaisaran ini yang bisa membuat ramuan selain aku. Maka, mungkin responnya akan sebaik yang aku harapkan.

"Kembali dan beristirahatlah, Chie!" Kata Russel.

Dia terlihat lelah. Badannya dipenuhi keringat. Rambutnya berubah warna tak beraturan karena terkena cipratan ramuan ketika sedang menumbuknya. Pakaiannya yang semula rapi kini kusut. Russel benar-benar tidak terlihat seperti seorang tuan duke muda sekarang. Penampilanku juga tidak jauh berbeda, sih. Tapi, setidaknya warna rambutku masih tetap merah muda.

"Bagaimana dengan semua ramuan ini? Kalau pamanku tahu, dia akan memenggal kepalaku. Kau juga tahu kan kalau hanya pemilik sihir musim semi yang bisa membuat ramuan. Jadi...."

"Aku yang akan mengurusnya!" Kata Russel tegas.

Aku menatapnya. Dahiku berkerut. Apa anak laki-laki yang 4 tahun lebih tua dari Charice ini bisa mengurus botol ramuan sebanyak ini? Untuk membawa semua ramuan yang ada setidaknya butuh 20 orang dewasa dan 30 kereta kuda. Kalau memasukkan mereka semua ke dalam hutan kekaisaran pasti akan langsung ketahuan.

"Kekuatan terbesar dari sihir musim dingin adalah teleportasi. Jadi, kau tenang saja!" Kata Russel.

Tangan kanannya memutar di udara. Sebuah titik kecil muncul. Kemudian semakin besar. Di seberang portal berwarna biru es itu, keluar 20 orang dewasa yang dengan sigap memasukkan semua botol ramuan ke dalam kotak kayu besar. Mereka kemudian kembali lagi masuk ke dalam portal. Dan, hanya butuh waktu 10 menit, semua ramuan itu sudah hilang dari hutan kekaisaran.

Ah, jadi begitu cara Russel keluar masuk istana kekaisaran dengan santai. Cara itu juga yang membuatnya bisa mengawasiku dengan mudah.

Teleportasi.

Aku baru tahu kalau kekuatan untuk berpindah tempat dengan cepat itu ternyata nyata.

Kalau begitu, bagaimana dengan Charice? Apa kekuatan tertinggi dari sihir musim semi?

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang