Evil 26

6.8K 753 2
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Kaktus.

Di atas lantai koridor istana tumbuh kaktus ketika aku mencaci Russel. Hal ini jelas sangat tidak normal. Bagaimana mungkin sebuah kaktus tiba-tiba muncul di atas lantai yang bahkan rumput liar saja tidak bisa tumbuh di atasnya? Kaktus itu jelas adalah pertanda jika ada kekuatan sihir yang bekerja di dekatku atau setidaknya di istana ini. Tapi, satu-satunya orang yang memiliki kekuatan sihir hanyalah Charice. Jadi, tidak mungkin ada orang lain yang memunculkan kaktus ini.

Apa jangan-jangan aku yang menumbuhkan kaktus ini? Apa kekuatan sihir musim semi Charice bekerja ketika aku menghina Russel. Kalau begitu.....

Kedua mataku terpejam. Aku menarik nafas panjang dan....

"RUSSEL SIALAN!!!! DIA JELEK!!! PENDEK!!! DAN MENYEBALKAN!!!" Aku berteriak kencang. Menghina Russel dari lubuk hatiku yang paling dalam.

Begitu aku membuka mata, kosong. Tidak ada satu pun kaktus yang tumbuh di atas lantai istana selain kaktus yang tadi. Hah! Aku sama sekali tidak mengerti. Padahal, aku sudah menghina Russel dengan sangat serius dan juga tulus. Tapi, kenapa tidak ada lagi kaktus yang muncul? Apa memang bukan aku yang menumbuhkan kaktus ini? Kalau bukan aku, lalu siapa?

Hah! Masa bodo lah!

Aku tidak punya banyak waktu untuk memikirkan perkara kemunculan kaktus misterius ini. Ada hal penting yang harus aku lakukan terkait undangan Russel. Apakah aku harus menghadiri undangannya atau justru harus menolaknya? Jujur saja, aku malas pergi ke kediaman Balthasar. Tapi, aku penasaran dengan alasan Russel menundangku untuk hadis dalam acara pesta teh yang jelas hanyalah sebuah kedok. Dia pasti punya maksud tersembunyi. Tidak mungkin bagi seorang Balthasar untuk mengundang anggota keluarga kekaisaran ke dalam istana mereka. Dan, pantang juga bagi seorang anggota keluarga kekaisaran untuk masuk ke dalam kediaman Balthasar. Apalagi sampai berbincang dan minum teh bersama.

Argh!!!! Apa yang harus aku lakukan?!?!

Jika aku menghadiri undangan itu, aku harus menyamar. Setidaknya, mengubah warna rambut merah muda dan manik mata biru ini agar tidak ada yang mengenaliku. Aku yakin kalau akan ada banyak rumor miring tentangku yang hadir di istana milik Balthasar. Orang-orang pasti mengira aku meminta bantuan keluarga itu untuk mempertahankan posisiku sebagai putri kekaisaran. Atau, mereka mengira aku dijual dan dijadikan putri mahkota oleh keluargaku sebagai tanda perdamaian kekaisaran dengan Balthasar? Hah! Yang jelas aku tidak akan suka dengan rumor tidak berdasar itu.

Baiklah! Aku sudah memutuskan! Aku akan pergi menghadiri undangan Russel. Tapi, sebelum itu, aku akan membuat ramuan pengubah warna rambut dan manik mata. Daripada harus memakai jubah di siang hari yang terik ini. Lebih baik aku meluangkan waktu untuk membuat ramuan.

Aku melangkah menuju hutan kekaisaran. Tak perlu takut akan tersesat karena aku sudah tahu dimana letak hutan kekaisaran dan hutan sialan penuh dengan tanaman beracun dan hewan buas tempat dimana teman kadalku tinggal. Dalam hutan kekaisaran, hanya ada tanaman obat dan tanaman hias saja. Hewan yang tinggal di sana pun jinak dan tidak berbahaya. Sangat cocok untuk mencari bahan dasar ramuan pengubah warna anggota tubuh.

Taman istana utama terhampar di hadapanku. Pepohonan rindang dengan daun berbagai warna berbaris rapi di tepi jalanan setapak yang terbuat dari batu pelangi. Batu itu membuat jalanan itu bisa menyesuaikan diri dengan makhluk atau benda yang berjalan di atasnya. Misalnya, jika sebuah kereta kuda melaju dengan kecepatan tinggi. Maka, tikungan atau belokan yang ada akan berubah menjadi jalanan yang lurus. Sehingga, kereta bisa melaju dengan nyaman. Lalu, jika seorang bayi yang berjalan di atas batu pelangi, batu itu akan berubah menjadi selembut sutra. Membuat orang tua bayi bisa dengan tenang membiarkan anaknya berjalan di atas batu yang seharusnya keras itu.

Tentu saja, harga batu pelangi tidaklah murah. Satu batu itu dihargai 2.533 koin emas dan 100 koin perak. Yang artinya, aku bisa membeli bunga epheral dengan mencongkel 1000 batu pelangi ini. Tapi, tentu saja aku tidak sebodoh itu. Mencongkel batu itu hanya akan membuatku berada dalam masalah. Di samping itu, batu pelangi bukanlah jenis batu yang mudah untuk dicongkel. Asal kalian tahu saja, dua batu pelangi yang didekatkan akan saling menempel satu sama lain seperti dua kutub magnet yang berbeda. Selain itu, mereka akan terus menempel di tanah tempat mereka ditempatkan setelah disiram dengan air selama 2 minggu penuh. Mengambil satu batu pelangi sama dengan mengambil semua batu pelangi yang ada. Itu pun jika kalian bisa menariknya.

Hah! Cara yang paling mudah untuk mengumpulkan uang dalam waktu singkat memang hanya dengan menjual organ dalam.

"Wuah, lihat siapa yang datang! Sang putri yang terbuang sepertinya lupa posisinya!"

Argh! Sial! Padahal hari-hariku berjalan lancar karena tidak bertemu Clarence dalam waktu yang cukup lama. Tapi, pada akhirnya aku tetap bertemu dengannya. Menyebalkan sekali!

Clarence menatapku angkuh. Empat orang pelayan yang berdiri di belakangnya ikut menatapku angkuh. Pelayan memang cerminan dari majikannya, ya.

"Terima kasih karena sudah menggambarkan diri anda dengan sangat baik, Putri Clarence. Tapi, saya tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan ucapan anda!" Aku berjalan melewati Clarence dan keempat pelayannya dengan santai.

Clarence memutar badannya dan menatapku galak. Yah, aku juga tahu kalau dia sedang sangat marah. Lihat saja angka yang ada di atas kepalanya itu, hampir menyentuh angka - 1000%, 98,99% lebih tepatnya. Padahal aku hanya membenarkan ucapannya. Tapi, kenapa dia malah marah. Harusnya kan dia merasa senang.

"Hei, putri tidak tahu diri! Beraninya kau berkeliaran di istana!"

Aku menghentikan langkah kakiku. Kepalaku berputar. Menatap Clarenve yang nampak semerah tomat masak.

"Bukankah anda seharusnya berhenti menghina diri sendiri? Hal itu bisa membuat anda semakin gila." Aku kembali berjalan tanpa peduli akan Clarence yang semakin marah.

"DASAR PUTRI BODOH!!!"

Keempat pelayan Clarence nampak kesulitan mengendalikan majikan mereka yang semakin marah. Mereka bahkan sampai harus memeluk Clarence untuk mencegahnya melakukan serangan fisik padaku.

Salah seorang pelayan menatapku yang berjalan menjauh, "Biarkan saja, Putri Clarence! Dia bukan tandingan anda!"

"Yah, dia terlalu bodoh untuk jadi tandingan. Mintalah paman untuk membelikanmu otak baru!" Aku mengangkat jari tengahku ke udara. Dalam kehidupan bangsa iblis, jari tengah melambangkan kehinaan.

"KURANG AJAR SEKALI KAU!!"

Yah, aku rasa di kekaisaran ini juga sama.

Aku terus berjalan tanpa mempedulikan Clarence yang masih menggerung marah. Mau menghabiskan waktu seumur hidup pun tidak akan cukup untuk menghadapi Clarence. Lagipula, aku sudah mengatakan apa yang ingin aku lakukan.

"Hah!" Aku menghembuskan nafas panjang begitu tiba di pintu masuk hutan istana. Berjalan sejauh 3 km ternyata sangat melelahkan. Harusnya aku menyuruh Nori untuk menyiapkan kereta kuda yang aku beli sebulan lalu. Apa boleh buat. Nasi sudah jadi bubur.

"Wuah!!!"

Aku menatap hamparan tanaman dan barisan pohon yang mengisi hutan kekaisaran. Aku ternganga. Hutan ini jauh lebih baik dari apa yang aku pikirkan.

Pembuatan ramuan kali ini akan jadi sangat menyenangkan!

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang