Evil 32

6.2K 749 4
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Aku tidak tahu kalau hubungan keluarga Gabrela dan Balthasar seburuk ini. Lihat saja tatapan antara Russel dan Klennox itu. Mereka bahkan bisa membunuh orang hanya dengan menatap mereka.

Aku pikir karena sama-sama anak laki-laki dari golongan bangsawan, mereka akan mengobrol tentang banyak hal. Ditambah dengan umur mereka yang hanya terpaut 1 tahun, mereka akan jadi cepat akrab dan berteman begitu bertemu. Rupanya, tidak juga, ya.

Manusia itu memang rumit. Tapi, anak laki-laki jauh lebih rumit.

Kenapa mereka harus menatap satu sama lain seperti penuh dendam dan kebencian begini?

Kalau Balthasar sih memang tidak suka dengan bangsawan bahkan sejak jaman dimana bumi belum terbentuk. Jadi, hal yang wajar kalau tiba-tiba Balthasar memukul kepala bangsawan lain dengan alasan wajahnya kelihatan menyebalkan. Tapi, Kalau Gabrela, kenapa kelihatannya juga membenci Balthasar, ya? Apa karena masalah di masa depan atau masa lalu, ya? Aku sama sekali tidak punya ingatan soal hal itu karena Charice belum mendapatkan pelajaran soal 'Pohon Keluarga Bangsawan'.

Masalah antar dua atau lebih bangsawan di masa lalu memang biasanya masih diperdebatkan di masa sekarang. Jadi, jika ada bangsawan yang sudah membenci sejak jaman nenek moyang mereka, itu adalah hal yang wajar. Kecuali jika mereka memutuskan untuk berdamai dan membuat perjanjian. Tapi, hal yang seperti itu sangat jarang terjadi. Karena, biasanya mereka akan langsung naik darabh begitu masalah di masa lalu kembali dibicarakan.

Hah! Bangsawan juga sama rumitnya dengan anak laki-laki.

Bangsa iblis yang dikenal jahat dan tidak berperasaan saja tidak pernah mengungkit masalah di masa lalu. Bagi bangsa iblis, masa lalu sudah dilupakan dan masa sekarang harus dinikmati tanpa mengingat masa lalu. Kami juga tidak pernah saling benci antar satu sama lain. Walau kami tak memiliki perasaan karena tak terlahir sebagai seorang manusia, kami tetap menjaga keutuhan bangsa kami. Sebab, kami sadar kalau iblis pun tetap butuh iblis lain untuk tetap hidup. Ah, aku kan hanya sebuah tokoh fiksi yang ditulia Charice dalam bukunya. Dunia yang aku tinggali dan kaumku juga sama. Jadi, semua yang terjadi padaku adalah berkat Charice. Walau Charice menggambarkan kami seolah kami adalah penjahat. Tapi, nyatanya, kami jauh lebih baik daripada manusia. Faktanya, manusia adalah iblis itu sendiri.

Omong-omong, bagaimana keadaan Kekaisaran Elixi setelah aku pergi, ya? Karena aku belum memiliki keturunan, aku rasa yang memimpin adalah ajudanku, Evangeline Lov Romsha. Eva pasti akan jadi kaisar yang hebat karena dia cekatan dan ulet. Para rakyat dan bangsawan juga pasti menyukainya.

Aku harap, Eva bisa menjaga kekaisaran yang direbut bersama dengan kekuatan para iblis itu. Aku percaya dia bisa.

"Apakah anda tidak jadi pergi ke pesta minum teh saya?" Tanya Russel sembari menatapku penuh harap.

"Tatapanmu itu menjijikkan tahu!"

Aku ingin bilang kalau aku tidak jadi pergi karena ada keperluan mendadak seperti memeriksa apakah aku masih waras setelah semua kejadian yang ada. Tapi, rasanya tidak enak karena aku sudah berjanji.

Klennox mencekal tangan kanannku, "Putri Charice akan menemani saya mencari Irish!"

"Kapan aku pernah bilang begitu?"

Russel tak mau kalah. Dia menggenggam tangan kananku dan menarik tubuhku. Klennox ikut melakukan hal yang sama.

Aku ingat, aku pernah mengadakan lomba tarik tambang saat perayaan terpilihnya aku sebagai kaisar. Aku meminta para iblis menarik tali tambang dengan kencang sampai ada tali tambang yang putus. Aku tertawa riang saat itu. Andai aku tahu kalau menjadi tali tambang adalah pekerjaan yang sulit, aku tidak akan menertawakan tali tambang yang putus itu.

Apakah ini yang namanya karma?

Aku menatap lantai datar. Chie, si kuda meringkik dan kembali masuk ke dalam lapangan ketika aku melepaskan talinya dari tanganku. Russel bahkan sama sekali tidak peduli dengan kuda kesayangannya yang kabur itu.

Usia kedua anak laki-laki ini adalah 10 dan 9 tahun. Mereka berdua 4 dan 3 tahun lebih tua dariku. Tapi, kenapa bersikap lebih kekanakan dariku? Yang seharusnya merengek itu kan aku!

Manusia benar-benar aneh dan merepotkan! Mana sekarang aku juga seorang manusia.

Sampai kapan mereka mau menarik tanganku begini?

"Tuan muda kok seperti orang tidak berpendidikan!"

Aku kan sama sekali tidak tahu apa masalah mereka di masa lalu. Tapi, kenapa mereka membuatku terlibat.

"Putri Charice ikur denganku!" Klennox menarik tanganku kencang.

"Bocah ini sudah janji!" Russel tak mau kalah.

"Siapa yang kau sebut bocah?"

"Irish lebih penting daripada pesta minum teh anda!"

"Adikmu kabur karena kau yang jadi kakaknya!"

"Anda kan anak tunggal! Mana tahu soal hubungan kakak adik!"

"Karena aku anak tunggal makanya aku tahu!"

Argh! Sudah cukup! Aku bisa mati kalau terus-terusan terlibat dengan dua anak bodoh ini.

"Mati!" Lirihku pelan dengan kepala yang menunduk dan kedua tangan yang ditarik. Entah kenapa aku merasa seperti orang yang akan dibunuh.

Kedua anak itu diam.

"Tadi Tuan Putri bilang apa?" Tanya Klennox dengan wajah polosnya.

"Kalian mau mati?!?!" Aku mengangkat kepalaku. Dengan pelan memutar kepalaku ke arah Klennox dan Russel secara bergantian. Kedua mataku melotot.

Russel dan Klennox bergidik. Dengan cepat mereka melepaskan genggaman mereka. Aku mengusap pergelangan tanganku. Ada bekas merah di sana.

"Saya sendiri yang menentukan akan pergi kemana!" Ucapku galak sembari menatap mereka berdua dengan tatapan kejam.

Mereka berdua pasti terkejut karena Charice yang dikenal manis dan baik ini tiba-tiba melempar tatapan kejam pada mereka.

"Saya akan pergi ke kediaman Balthasar karena sudah janji dengan Tuan Muda Russel."

Klennox nampak sedih. Dan, entah karena aku sekarang menjadi manusia atau karena sudah gila, entah kenapa aku merasa iba padanya. Klennox pasti kesulitan mencari Irish di ibukota yang seluas ini. Aku sendiri tidak tahu kenapa Irish bisa menghilang. Entah Irish kabur atau terpisah dari Klennox saat sedang berjalan. Yah, aku tidak peduli juga, sih!

"Dan, untuk Tuan Muda Klennox, saya akan meminta ksatria Balthasar untuk mencari adik anda!"

Klennox langsung sumringah sementara Russel nampak terkejut.

Aku tahu sih kalau aku tidak punya hak untuk menyuruh ksatria Balthasar mencari adik Klennox. Karena, Balthasar adalah satu-satunya keluarga bangsawan yang tidak terikat dengan hukum kekaisaran. Kecuali, jika salah satu Balthasar menikah dengan keluarga inti kekaisaran. Tapi, sayangnya hal itu tidak akan terjadi da aku ini adalah orang yang suka tidak tahu diri!

"Anda akan menolong anak malang ini bukan, Tuan Muda?" Tanyaku pada Russel dengan senyum manis.

Russel membungkukkan badannya. Tangan kanannya menggenggam tangan kananku. Lagi-lagi anak laki-laki ini mengecup punggung tanganku.

"Apapun untuk anda, Tuan Putri!"

"Hoek!"

Aku dan Russel saling melempar senyum.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang