Evil 13

7.4K 964 9
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Aku masih menatap pohon edonia itu. Bayi naga itu juga masih tidur dalam gendonganku. Aku sudah memikirkan 1001 cara untuk mengembalikan bayi naga ini tanpa membuat salah satu dari kami terbunuh.

Aku bisa saja membangunkan bayi naga ini dan memintanya berjalan melewati pohon beracun itu. Tapi, pepatah kuno yang mengatakan 'Jangan membangunkan bayi naga yang sedang tertidur' itu membuatku sangat takut. Pepatah itu pasti dibuat dari kenyataan yang ada bukan? Aku dengar, kalau membangunkan bayi naga yang sedang tidur, dia akan menjadi buas dan memakanmu. Aku tidak mau jadi makan malam bayi naga yang sudah aku tolong! Itu sih namanya air putih dibalas air comberan!

Cara lain adalah dengan melemparkan bayi naga ini melewati pohon beracun itu. Tapi, aku rasa dia akan bangun terlebih dahulu dan langsung membunuhku.

Cara ketiga adalah dengan meninggalkan bayi ini di luar sarang sampai para naga dewasa kembali dari perburuan mereka. Itu cara yang paling aman untukku. Tapi, tidak untuk bayi menggemaskan ini.

Naga memang hewan legenda yang paling kuat. Tapi, tidak jika mereka masih berupa bayi. Dia bisa saja diserang oleh hewan lain. Atau, lebih parahnya adalah dibunuh oleh manusia.

Lalu, cara terakhir adalah membawa bayi naga ini melewati pohon enodia. Tapi, aku akan tetap mati bahkan sebelum kami bisa lewat. Yah, setidaknya kematian karena pohon edonia berlangsung cepat dan lebih baik daripada mati di tangan bayi naga yang aku selamatkan.

Mungkin, aku bisa menginap di sini bersama bayi kadal raksasa ini sampai para naga kembali dari perburuan mereka. Kemungkinan pertama adalah para naga dewasa akan membawa bayi ini kembali ke sarangnya dan membiarkanku tetap hidup. Kemungkinan kedua, mereka akan membawa bayi ini kembali ke sarangnya dan membunuhku. Kemungkinan terakhir, kami berdua mati di tangan hewan buas lain.

Argh!!!! Aku bahkan kesulitan mencari jalan keluar bagi diriku sendiri. Kenapa aku malah dengan bodohnya membantu bayi naga ini dan membuat diriku sendiri berada dalam masalah?!?! Lagipula, sejak kapan iblis ini peduli dengan makhluk hidup lain?!?! Apa sihir musim semi milik Charice sudah mempengaruhiku juga?!?!

Tapi, sihir Charice hanya mempengaruhi orang lain saja. Tidak dengan penggunanya sendiri. Berbeda dengan sihir ketiga musim lain.

Sihir musim dingin bisa membekukan hati pemiliknya jika digunakan melebihi batas. Sihir musim gugur bisa mengeluarkan angin yang mencabik pemiliknya jika tidak dapat mengontrolnya. Dan, sihir musim panas bisa membakar pemiliknya jika digunakan saat marah. Hanya sihir musim semi yang tidak mempengaruhi pemiliknya.

Ah, alasan aku menolong bayi naga ini mungkin karena sejauh ini yang mengkhianatiku hanyalah makhluk berkaki dua yang memiliki dua wajah. Berbeda dengan hewan. Mereka lebih berbahaya. Bayi naga ini memang buas. Tapi, dia tidak akan menusukku diam-diam. Begitu juga dengan hewan buas lain. Tujuan mereka hanya satu, memakanku. Tapi, para manusia itu akan bersikap seolah mereka berada di pihakku. Lalu, kemudian menusukku dari belakang.

Hah!!! Mengingat kembali kehidupan lamaku sebagai Novana membuatku ingin melempar bayi naga ini.

Aku meletakkan bayi naga itu di atas rimbunnya dedaunan yang berguguran di tanah. Sekarang musim gugur dan udara jadi semakin dingin. Tubuhku rasanya membeku karena diam saja sedari tadi untuk mengambil keputusan.

Baiklah, aku sudah mengambil keputusan. Aku akan menunggu di sini sampai para naga dewasa kembali. Agar tidak mati konyol di tangan naga dan menjalani kehidupan ketigaku, aku akan menyembunyikan bayi naga itu terlebih dahulu. Lalu, meminta para naga dewasa untuk tidak memakanku . Dan, setelah itu baru aku akan memberikan bayi naga ini pada mereka. Yah, aku harap rencana konyol ini berhasil. Karena kalau tidak, aku akan mati.

Aku mengambil daun pohon wiblow yang lebar dan tebal. Daun pohon ini bisa menghantarkan panas. Jadi, cocok sekali digunakan untuk selimut.

Naga memang dirancang dengan sisik yang tebal. Mereka tak akan mudah kedinginan. Tapi, aku rasa itu hanya berlaku bagi naga dewasa.

Aku mengambil ranting di dekatku. Kedua mataku fokus menatap bayi naga yang tertidur pulas. Jangan sampai aku lengah dan membiarkan seekor hewan buas mengambil bayi itu. Aku akan hidup dalam ruang penyesalan seumur hidup jika hal itu terjadi.

Aku meletakkan kayu bakar itu di depan bayi naga.

Sekarang apa??

Menyalakan api??

Tapi, sihirku berkaitan dengan perasaan. Aku kan bukan pengguna sihir musim semi yang bisa mengeluarkan api dari jari mereka.

Argh!!! Kalau begitu, untuk apa aku mengumpulkan kayu bakar sebanyak ini jika pada akhirnya tidak berguna?? Aku hanya membuat diriku jadi nampak bodoh dan semakin kelaparan. Hah!

Aku duduk di samping bayi naga itu. Menatap tumpukan dahan kering yang tidak berguna. Akan mudah jika aku bisa menemukan akar bunga matahari api. Bunga itu memiliki akar yang bisa mengeluarkan api ketika terkena angin. Tapi, bunga itu berada di tengah hutan. Dan, aku tidak mungkin meninggalkan naga mungil ini sendirian.

Hah!!! Aku rasa aku bisa menahan dingin sebentar. Aku mengambil selembar daun wiblow. Rasanya hangat. Walau, tak sehangat jika ada kobaran api di depanku.

Mataku mengerjap. Usia jiwaku mungkin sudah 18 tahun. Tapi, usia fisikku tetaplah anak kecil 6 tahun. Setelah berjalan sejauh ini tanpa memakan apapun, aku jelas sangat lelah.

Aku memeluk bayi naga itu. Mataku mengerjap. Perutku terus berbunyi. Udara dingin bertiup. Aku tertidur.

Udara di sekitarku terasa sangat hangat. Seperti, ada api besar di dekatku dan sebuah dinding besar yang menghalangi angin malam bertiup. Mataku mengerjap. Tanganku bergerak. Mencari bayi naga yang sudah aku jaga sejak matahari terbenam.

Tidak ada!!! Bayi naga itu tidak ada!! Aku tidak menemukannya.

Aku langsung bangun dan mencari bayi naga itu. Dia seharusnya berada di bawah daun pohon wiblow. Dia seharusnya sedang tidur di atas rimbunnya dedaunan. Kemana dia pergi??? Apa seekor hewan buas mengambilnya ketika aku tidur? Tapi, jika memang itu yang terjadi, aku seharusnya mendengar teriakan bayi naga itu. Dan, aku sama sekali tidak mendengar apapun. Selain itu, tidak ada bekas darah atau cakaran di tanah. Jadi, sudah dapat aku simpulkan bayi naga itu baik-baik saja.

Ah, apa dia sudah bangun lalu menyeberangi pohon edonia dan kembali ke sarangnya? Yah, bisa saja begitu. Baiklah! Aku rasa kemungkinan terakhir lebih masuk akal dan lebih menenangkan.

Tunggu!!! Sejak kapan kayu ini terbakar? Dan, sejak kapan ada barisan batu besar yang mengelilingiku??

Aku meneguk ludah. Kepalaku mendangak dengan pelan. Wajahku pucat.

Belasan ekor naga dewasa berbaris di sekelilingku. Salah satu dari naga itu menggendong bayi naga yang aku selamatkan.

Yah, rencanaku jelas sangat gagal. Aku rasa, aku akan menyusul Charice tak lama lagi.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang