Evil 42

5.2K 629 8
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Langit malam nampak cerah. Bintang berkelip di atas kepalaku. Nampak seperti sedang berlari mengejar kereta kuda. Pepohonan yang berbaris di jalanan nampak seperti siluet bayangan hitam yang menjulang. Tak jauh dari sana, rumah para penduduk ibukota terlihat sangat terang karena cahaya lampu. Kusir yang duduk di depan sana fokus pada tali kendali kuda. Sama sekali tidak peduli pada pemandangan indah di sekitarnya.

Aku dan Russel berbaring di atas gerobak berisi buah tomat di bagian pinggirnya. Karena tempatnya terlalu sempit bahkan bagi dua anak-anak seusia kami, aku harus menekuk kedua kaki dan tanganku. Aku juga harus berhadapan dengan Russel yang berada dalam posisi yang sama. Jarak antara wajah kami hanya 10 cm. Karena terlalu dekat, aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya. Posisi seperti ini memang sedikit memalukan. Tapi, aku harus bertahan demi bisa melihat festival.

Aku sudah membayangkan lampion yang menggantung, bertebaran di jalan. Kedai makanan yang mengeluarkan bau sedap. Anak-anak yang berlarian dengan senang. Ah, ada juga anak-anak yang menangis karena keinginannya tidak dituruti. Para robot sialan itu juga pasti ikut memeriahkan suasana festival, kan?

Ah, aku lupa dengan para robot.

Russel bilang, aku harus menjaga jarak setidaknya 1 meter agar para robot tidak bisa nencuri kekuatanku. Sihir musim semi adalah sihir musim yang terkuat. Jadi, jika semua kekuatan Charice sudah terhisap oleh robot, paman Charice secara otomatis bisa menang. Dia akan memperluas kekaisaran dengan mengadakan perang. Membunuh banyak orang yang tidak bersalah. Aku jelas tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Tunggu! Russel juga tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi jika dia memang berada di pihakku. Kalau begitu, apa festival kali ini tidak dilengkapi oleh robot? Atau, sebenarnya ini adalah jebakan? Tapi, kalau jebakan, Russel seharusnya langsung menculikku dan meletakkanku di tengah ratusan robot. Alih-alih malah mengajakku pergi dengan gerobak buah tomat.

"Kenapa kau menatapku begitu?" Tanya Russel ketika mendapati aku tengah menatapnya dengan tatapan mencurigakan sembari mengernyitkan dahi.

"Aku yang seharusnya bertanya, festival apa yang akan kau datangi bersamaku? Dalam ingatanku, jelas tidak ada festival apapun di malam ini!" Kataku tanpa mengubah ekspresi wajah.

"Hah! Itu karena kau tidak pernah mendatangi festival ini, Putri!"

Benarkah? Charice tidak pernah mendatangi festival ini? Tapi, dalam ingatannya, Charice selalu mendatangi semua festival yang ada di kekaisaran. Bahkan, ketika pamannya mengambil alih takhta, dia tetap pergi meski harus menyembunyikan wajahnya dan naik kereta kuda biasa.

Aku memicingkan kedua mataku, "Kau terlihat mencurigakan!"

Russel memalingkan wajahnya. Dia terlihat seperti sedang menahan tawa. Sayangnya, tawa yang berusaha ia tahan mati-matian itu lepas begitu saja. Kusir yang duduk di depan sana bahkan sampai kaget. Tapi, dia hanya diam. Sama sekali tidak protes. Mungkin, takut gaji atau kepalanya dipotong. Hewan malam yang bertengger di dahan pohon saja sampai melarikan diri karena terkejut. Di pikiran mereka, suara tawa Russel terdengar lebih seram dari suara auman hewan buas pemakan daging. Makanya, mereka lari secepat mungkin agar tetap hidup.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang