👑👑👑
Ayah Charice masih belum menunjukkan kemajuan meski sudah setahun lamanya meminum obat yang berisi air mata naga. Aku tidak tahu apa yang salah. Apa mungkin obatnya tidak bekerja karena sudah terlambat? Tapi, setahuku air mata naga bisa menyembuhkan apapun selama orang itu belum mati. Ayah Charice kan masih hidup. Dia hanya tidak bisa bergerak. Jadi, harusnya air mata naga bisa menyembuhkannya. Apa aku harus mencari penawar racun lain? Tapi, hanya air mata naga yang bisa menjadi penawar racun dari sari bunga noxious.
Argh! Tidak tahu, deh!
Aku kan sudah berusaha dengan keras. Jadi, tinggal menunggu hasilnya saja. Berusaha terlalu keras itu tidak baik. Apalagi, untuk seorang gadis kecil berusia 7 tahun.
Sudah 1 tahun sejak aku tinggal di istana reyot ini sebagai Charice. Sekarang, hanya 2 tahun waktu yang tersisa bagi kedua kakak kembar Charice untuk bisa keluar dari neraka yang diciptakan paman mereka. Abercio akan menjadi penerus takhta jika dia bisa menjaga nyawanya selama perang berlangsung. Dan, Dimitri akan kembali jadi pangeran jika dia bisa kembali ke kekaisaran tanpa mati karena kelaparan atau bahaya lain yang ada di luar sana. Asalkan mereka berdua bisa kembali dengan selamat, semuanya akan baik-baik saja. Kursi kaisar akan kembali ke pemiliknya yang asli.
Pamanku dan kedua anaknya akan berakhir di tiang gantung sebagaimana semestinya. Charice yang sudah mati bisa merasa bahagia karena semuanya sudah berakhir. Dan, aku juga senang karena bisa membalaskan dendam Charice. Yah, aku harap semuanya berjalan sesuai rencanaku.
"Putri Charice, Yang Mulia Kaisar memanggil anda!" kata Nori.
Aku yang tengah merebahkan tubuhku di atas sofa menoleh. Dengan malas aku bangkit dari sofa.
"Terima kasih karena sudah memberitahuku, Nori!" kataku.
Aku kemudian berjalan menuju ruang kerja pamanku. Ini adalah pertama kalinya dia memanggilku. Terakhir kali adalah saat mengurus jalan bawah tanah untuk menyebrangi hutan para elves. Sekarang, apa tujuan dia memanggilku? Aku kan ingin bermalas-malasan seharian ini.
Tck, merepotkan sekali!
Kenapa sih Charice harus selalu menuruti perintah pamannya? Aku jadi kena imbasnya, kan!
Aku mendengus. Menatap pintu berukuran besar di hadapanku.
"Yang Mulia Kaisar, ini saya, Charice!" kataku dengan nada suara yang benar-benar lembut.
"Masuklah, Charice!"
Aku mendorong pintu itu. Di dalam sana, ada paman, dua sepupuku yang tersayang dan orang-orang yang sama dengan yang hadir saat membahas solusi atas serangan pare elves tahun lalu. Tapi, ada wajah yang terlihat asing sekaligus tak asing di sini.
Russel?!
Apa yang anak itu lakukan di sini.
Dan, yang paling penting, apa yang mereka inginkan dariku? Apa mereka ingin menguji kecerdasanku lagi?! Tidakkah pendapatku tahun lalu seharusnya sudah membuktikannya. Apalagi mereka juga tahu kalau jalan bawah tanah itu bekerja dengan baik. Atau, mungkin mereka ingin mempermalukanku?!
"Duduklah, Charice!" kata pamanku yang duduk di bagian paling ujung dari meja panjang ini.
Aku mengangguk. Duduk di salah satu kursi kosong di samping Clarence. Clarence berdecak. Dia jelas tidak suka karena melihatku berada di dekatnya. Hah! Memangnya dia pikir aku sudi duduk di sini? Berada dalam jarak radius 1 km dengannya saja sudah cukup untuk membuatku ingin memukul wajahnya.
"Kau juga pasti sudah mendengar kabar soal banyaknya orang yang hilang bukan, Charice?" tanya pamanku.
Aku mengangguk. Aku sudah membaca tentang berita itu di surat kabar. Orang-orang yang menghilang itu tidak hanya dari kalangan bangsawan. Tapi, juga rakyat biasa. Dengan kata lain, ini adalah penculikan biasa tanpa motif. Pelakunya sepertinya menculik korban secara acak.
Tapi, apa hubungannya kasus itu dengan diriku? Apa mereka ingin aku menyelesaikannya? Hal seperti itu kan adalah tugas ksatria penyidik kekaisaran. Bukan tugas putri kekaisaran yang tidak dianggap ini.
"Apa paman meminta saya melakukan tugas ksatria penyidik kekaisaran?" tanyaku tanpa basa-basi.
Pamanku terdiam. Para bangsawan yang berada dalam ruang rapat ini langsung celingukan. Ah, rupanya benar, ya!
"Tidak! Tentu saja tidak! Paman hanya ingin bertanya!" katanya penuh percaya diri.
Aku menghela nafas. Menyandarkan tubuhku pada punggung kursi. Dia bahkan tidak pernah memberikan pendidikan untuk Charice sebagaimana mestinya. Tapi, bisa-bisanya dia ingin memanfaatkan Charice. Aku memang bisa menggunakan kesempatan ini untuk membuat orang-orang yakin dengan kemampuan diri. Tapi, aku rasa mereka semua tidak berguna.
"Jalan bawah tanah di hutan para elves sudah diketahui oleh mereka. Sekarang, para elves mulai menggali tanah dan menyerang kereta kuda. Kekaisaran mengalami kerugian begitu banyak. Apa ada yang punya pendapat untuk mengatasi masalah ini?" tanya pamanku.
Semua bangsawan diam. Aku membuka mulutku. Bersiap bicara ketika Russel tiba-tiba bertanya, "Bagaimana pendapat Putri Clarence? Bukankah anda adalah orang yang mengusulkan mengenai jalan bawah tanah itu?"
Deg!
Apa maksud ucapan Russel? Orang yang memberikan usulan itu adalah aku. Kenapa jadi Clarence?
Ah, tentu saja! Pamanku yang baik hati ini pasti adalah orang yang menyebarkan rumor soal itu. Melihat para bangsawan yang salah tingkah dan Clarence yang kebingungan, aku rasa ucapan Russel benar.
Yah, lagipula apa yang aku harapkan dari para bangsawan bodoh dan seorang adik yang tega meracuni kakaknya dan menyiksa ketiga keponakannya? Hal baik apapun yang aku lakukan, tentu saja akan kembali pada Clarence. Dan, sebaliknya. Hal buruk apapun yang Clarence lakukan, akan kembali kepadaku.
"Saya tidak sabar untuk mendengar pendapat anda!" kata Russel sembari tersenyum. Senyum palsu. Dia juga sama kesalnya padaku.
Tapi, ada yang aneh! Kalau semua orang menyakini kalau Clarence adalah orang yang memberikan usul soal jalan bawah tanah itu. Lantas, bagaimana mungkin kelima suku bar-bar itu tahu kenyataan yang sebenarnya? Apa mungkin Russel yang memberitahunya? Kalau begitu, bagaimana caranya Russel bisa tahu? Aku kan tidak pernah cerita padanya. Apa kekuatan teleportasi membuatnya bisa melihat kejadian di suatu tempat tanpa harus berada di sana? Tapi, itu mustahil! Teleportasi hanya memungkinkannya untuk berpindah tempat dengan cepat.
Kalau begitu, bagaimana?
Apa ada mata-mata Russel di antara para bangsawan di tempat rapat ini? Tapi, angka di atas kepala para bangsawan ini tidak ada yang sampai menyentuh angka 30%.
Argh! Kepalaku pusing! Dipikirkan seperti apapun, aku tetap tidak tahu jawabannya!
"Anu-itu, bagaimana jika kita hentikan saja ekspor ke luar kekaisaran?" kata Clarence ragu.
"Mana mungkin! Kekaisaran Janeiro sudah melakukan perjanjian bisnis dengan kekaisaran tetangga. Jika kita berhenti melakukan ekspor. Maka, bisa saja terjadi perang yang tidak diinginkan karena kita melanggar perjanjian. Perjanjian itu hanya bisa dibatalkan jika kedua belah pihak menyetujuinya. Tapi, aku yakin kalau kekaisaran sebelah tidak akan setuju!" kataku serius.
Wajah Clarence pias. Dia menggertakkan giginya. Russel tersenyum. Menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Become A Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Novana awalnya adalah iblis yang hidup di jalanan dan berhasil menjadi kaisar setelah membunuh kaisar yang asli. Dia kemudian dibunuh oleh seorang pria yang dia cintai. Yang tak lain adalah putra dari kaisar yang dia b...