Evil 28

6.5K 735 11
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Ini gila! Benar-benar gila! Kenapa aku bisa sesial ini? Russel memegorkiku membuat ramuan pengubah warna pakaian. Ah, mungkin saja dia melihatku sedari tadi! Sial! Aku harus bagaimana sekarang? Jika dia bertanya, aku harus menjawab apa?

"Wuah, Tuan Putri ternyata pintar membuat ramuan!"

"Tentu saja! Karena saya sebenarnya adalah iblis yang terjebak dalam tubuh Charice. Asal anda tahu saja! Charice ini sudah mati!"

Aku tidak mungkin menjawab seperti itu! Bagus jika Russel mempercayaiku dan bukannya mengira aku gila. Tapi, aku yakin! Dengan sifat dan sikapnya sebagai seorang pangeran dari kerajaan yang berseteru dengan kekaisaran, dia tidak akan pernah percaya padaku. Yang ada, dia akan langsung memanggil ksatria untuk mengurungku karena berbohong. Atau, mengundang saintess untuk memeriksa apakah aku masih waras atau tidak. Dan, yang paling parah adalah dia melakukan keduanya.

Aku menundukkan kepalaku. Memikirkan alasan yang tepat untuk digunakan ketika Russel bertanya.

Penerus Duchy Balthasar itu memutuskan untuk turun dari dahan pohon dan berjalan ke arahku.

"Saya pikir anda tidak bisa melakukan apapun selain diam dan menundukkan kepala!"

Ternyata dugaanku benar. Russel sudah memperhatikanku sedari tadi. Dengan kata lain, dia tahu aku bisa membuat ramuan meski hanya ramuan pengubah warna.

Tapi, entah kenapa aku kesal sekali dengan ucapan pria sialan ini! Perkataannya seolah mengatakan kalau aku bodoh secara tersirat. Tapi, aku tidak bisa marah karena yang dia katakan itu memang benar.

Charice selama ini memang dikenal sebagai putri yang hanya diam dan menundukkan kepalanya. Bahkan, ketika bangsawan dengan gelar yang lebih rendah darinya menghina Charice, gadis ini akan tetap diam. Dan, paling parah adalah malah meminta maaf. Aku sendiri tidak tahu kenapa Charice begitu lemah lembut. Ah, dia lebih condong ke terlalu lemah dibandingkan lemah lembut.

"Jika anda menilai saya seperti itu. Artinya, anda belum sepenuhnya mengetahui tentang saya!" Ucapku sembari menatap tajam manik mata emas milik Russel.

Manik mata emas yang sangat langka itu hanyalah dimiliki oleh anak laki-laki keturunan Balthasar. Bisa dibilang, bola mata emas adalah identitas dari keluarga Balthasar. Manik mata emas yang katanya tak pernah sekali pun basah karena air mata. Meski, melihat orang-orang terdekat mati di hadapan mereka.

Russel menyeringai, "Saya sepertinya memang harus mengenal Tuan Putri lebih jauh!"

Tangan kanan anak laki-laki yang 4 tahun lebih tua dariku itu mengambil ujung rambutku yang tergerai dan menciumnya.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang