Violet mendarat di sampingku. Diikuti ratusan naga lain yang mendarat mengelilingi kami. Ayah Charice turun dari punggung Violet. Dia langsung memelukku. Dimitri langsung melesak cepat. Bergerak menunju aku dan Abercio.
Dia juga ingin ikut reuni keluarga yang mengharukan ini.
"Chie, terima kasih!" kata ayah Charice.
Ah, sepertinya aku tahu dia berterima kasih untuk apa. Racun dari bunga Noxious kan hanya membuat syaraf ayah Charice lumpuh. Tapi, telinganya masih berfungsi dengan baik. Artinya, dia mendengar dengan jelas apa yang selama ini dikatakan oleh orang-orang waktu mereka masuk ke dalam kamarnya. Dengan kata lain, dia tahu kalau aku yang menyembuhkannya.
Tidak aku sangka kalau butuh waktu hingga lebih dari 2 tahun lamanya agar ayah Charice sembuh sepenuhnya. Walau begitu, aku senang karena semua usahaku tidak berakhir sia-sia.
"Sama-sama, a...yah!" kataku.
Aku masih belum terbiasa dengan ayah Charice. Walau Charice sudah memintaku untuk menganggap mereka sebagai keluargaku sendiri. Rasanya tetap sulit. Keluarga kan tidak dibangun dalam waktu satu malam.
Tapi, rasanya mengejutkan. Dia bisa mengenali Charice begitu mudahnya padahal fisik Charice sudah banyak berubah dari apa yang dia ingat.
Apa semua ayah memang bisa mengenali putrinya dengan begitu baik?
Ayah Charice melepaskan pelukannya. Dia kemudian menatap si kembar yang terlihat sangat terkejut. Saking terkejutnya, aku rasa mereka akan menangis. Lihat saja pelupuk mata mereka yang basah itu.
Si kembar ikut memeluk ayah mereka. Perasaan mereka begitu lega saat melihat ayah mereka akhirnya kembali sehat seperti dulu. Sekarang, semua kenangan buruk saat harus menebas kepala musuh untuk tetap bertahan hidup atau mencari bahan obat paling langka seolah lenyap begitu saja. Kesembuhan kaisar yang asli membuat semua itu terbayarkan.
Aku menatap Violet.
Aku penasaran kenapa dia datang kemari. Bahkan sampai membawa seluruh rakyatnya. Padahal, aku tidak memecahkan liontin kalung yang ia berikan. Kalaupun aku memecahkannya, yang datang kemari harusnya hanyalah Violet. Bukan semua naga. Dan, aku rasa ayah Charice tidak tahu apapun soal hubunganku dengan para naga. Abercio yang merupakan teman baik para naga pun tidak mengetahuinya.
"Apa yang membuatmu datang kemari, Violet?" tanyaku.
Violet tersenyum.
"Aku merasakan kau dalam bahaya, Nona Lumina!"
Deg!
Aku menatap Violet. Kemudian, menatap sekitarku. Orang-orang sepertinya tidak mendengar ucapan Violet. Apa hanya aku saja yang mendengarnya? Tapi, bagaimana bisa?
"Aku melakukan telepati denganmu! Itu adalah hal yang bisa dilakukan oleh seorang dewi pada makhluk yang menerima kekuatannya!"
Ucapan Violet bergema di kepalaku.
Aku menatap Violet. Seolah tahu kalau aku terkejut sekaligus penasaran, Violet seketika menjawab, "Para naga adalah makhluk yang menerima kekuatan dari Dewi Cahaya. Berkat kekuatan itu, kami jadi bisa melihat sifat asli seseorang. Juga kekuatan yang sangat besar. Saat reinkarnasi Lumina mendapatkan ingatan mereka sebagai Lumina, ingatan kami juga bangkit. Dan, ketika mereka mati, ingatan kami terhapus."
Aku mengangguk. Pantas saja musim semi tetap berlangsung setelah kematian Lumina walaupun tidak secantik saat Lumina hidup. Rupanya karena sebagian kekuatannya ada pada para naga, ya. Lumina bukannya tidak memberikan kekuatannya. Dia hanya membagikannya pada naga yang memang membutuhkan kekuatannya. Sebab sejak jaman dulu sampai sekarang, naga adalah makhluk yang terus diburu.
"Maaf karena kami datang terlambat! Ada kubah yang harus kami hancurkan tadi!" kata Violet.
Ah, rupanya memang ada sesuatu yang mengelilingi hutan para elves, ya. Kubah itu... aku rasa fungsinya adalah untuk menutupi apa yang terjadi di sini. Orang-orang di luar sana melihat hutan para elves seperti biasa. Tidak ada pertarungan ataupun suara yang memekakkan telinga.
"Tidak apa, Violet! Aku senang kau ikut membantu kami!" kata Abercio.
Dimitri menatap kakak kembarnya. Dia baru tahu kalau hubungan Abercio dengan para naga ternyata cukup baik.
"Chie, mari kita minum teh setelah semua ini selesai! Si kembar juga!" kata ayah Charice.
Aku tersenyum. Mengangguk.
Minum teh bersama keluarga? Aku tidak sabar! Itu adalah hal yang aku inginkan sejak dulu. Sayang, aku mati sebelum bisa merasakannya. Kalaupun aku hidup, aku tetap tidak bisa melakukannya. Karena aku tidak punya keluarga di kehidupan lamaku.
"Bukannya bermaksud mengacaukan reuni keluarga yang mengharukan ini. Tapi, apa kalian tahu kalau_" kata
Ah, sejenak aku melupakan kehadiran Russel karena terkejut dengan apa yang terjadi.
"Wuah, kau putra Duke Balthasar, bukan? Apa kabar ayahmu? Apa dia masih suka pergi sambil membawa abu ibumu?" tanya ayahku.
"Apa anda memang suka menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya, Yang Mulia?" tanya Russel sedikit kesal.
Aku menatap Russel datar. Dia ini memang tidak punya sopan santun terhadap siapapun. Bahkan, kepada orang yang jauh lebih tua dan lebih tinggi jabatannya.
Ngomong-ngomong, aku baru tahu kalau Duke Balthasar ternyata tidak berada di kastil. Aku rasa semua orang juga tidak tahu akan hal itu. Pekerjaan Duke Balthasar terlalu rapi sampai orang-orang tidak curiga kalau bukan Duke Balthasar sendiri yang melakukan pekerjaannya.
Russel ternyata anak yang cukup berbakat dan cerdas.
"Ayah, bagaimana kalau kita minum teh sambil makan camilan? Chie juga pasti suka, kan?" kata Abercio.
"Apa kalian tahu_"
"Chie kan suka teh mawar. Jadi, ayo pesan yang banyak setelah ini."
"Musuh kita_"
"Ayo beli semuanya!"
"Kalian tidak perlu melakukannya sampai seperti itu!" kataku sedikit merasa terbebani.
Aku tidak terbiasa menerima kebaikan orang lain. Jadi, rasanya sedikit aneh bagiku.
"HAHAHAHA....MENGGELIKAN SEKALI!"
Kami semua kompak menoleh begitu mendengar suara tawa yang begitu memekakkan telinga itu. Ekspresi wajah kami berubah. Menjadi takut. Juga terkejut.
Pefil!
Dia berubah menjadi elves raksasa setinggi 25 meter. Gigi taring dan kukunya mencapai 3 meter. Kulitnya yang seperti kadal terlihat begitu kuat dan kokoh.
Apa ini wujud asli dari raja iblis? Entah kenapa aku merasa sangat ketakutan.
"Sialan! Sejak kapan dia jadi sebesar itu?" tanya Dimitri kesal.
"Sejak kalian mengadakan reuni keluarga! Menurutmu kenapa si bodoh itu diam saja?" tanya Russel.
Aku menatap Pefil. Dia sedang mengumpulkan seluruh kekuatannya saat kami sedang sibuk melepaskan kerinduan.
Hah! Memang terkadang hal baik seharusnya ditunda terlebih dahulu.
"Tenang saja, kita pasti menang!" kata ayah Charice semangat.
Ah, aku baru menyadari sesuatu. Angin tornado yang menghempaskan robot tadi. Aku yakin itu bukanlah angin milik para naga. Sihir musim gugur milik Dimitri juga tidak bisa melepaskan tornado sekuat itu.
Apa mungkin Ayah Charice memiliki sihir musim juga? Tapi, sihir musim apa yang membuat pemiliknya bisa mengeluarkan tornado sebanyak dan sekuat itu?
"Musim pancaroba!" katanya pelan.
Ayah Charice menatapku. Tersenyum.
"Itu sihir musim milik ayah!" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Become A Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Novana awalnya adalah iblis yang hidup di jalanan dan berhasil menjadi kaisar setelah membunuh kaisar yang asli. Dia kemudian dibunuh oleh seorang pria yang dia cintai. Yang tak lain adalah putra dari kaisar yang dia b...