Evil 68

4K 533 1
                                    

"Novana!" panggil Lumina dengan lembut.

Entah karena dia adalah dewi cahaya atau karena auranya yang begitu menenangkan, aku merasa nyaman saat dia memanggil namaku. Semua rasa kesal dan marah terhadap dirinya seketika menghilang.

"Kenapa kau membawaku kemari?" tanyaku.

"Untuk memberitahu dirimu." jawab Lumina dengan lembut.

Aku rasa ada yang salah dengan diriku. Saat berada di dekat Lumina, aku merasa kalau Charice hidup kembali. Keduanya benar-benar mirip. Suaranya. Auranya. Sikapnya. Caranya memanggil orang lain. Benar-benar hampir tidak bisa dibedakan.

"Tentang apa?" tanyaku lagi.

Kenapa dewi cahaya satu ini tidak langsung mengatakan intinya saja?! Dia suka sekali berbasa-basi. Sayangnya, aku tidak punya banyak waktu. Si kembar dan Russel pasti berjuang mati-matian melawan raja iblis dan pasukan elvesnya. Belum lagi tentara robot yang entah bagaimana kabarnya.

"Kebenaran."

Aku menatap Lumina datar. Tidak bisakah dia langsung mengatakannya saja?! Aku sudah tidak tahan lagi!

"Ah, sepertinya aku terlalu banyak berbasa-basi."

Aku tidak mengubah tatapan mataku pada Lumina. Masih sama datarnya. Bahkan, rasanya malah semakin datar.

"Baiklah! Aku akan langsung mengatakan intinya."

Lumina menghela nafas sejenak. Dia menatapku serius.

"Novana.... kau adalah reinkarnasi diriku!" kata Lumina dengan tegas. Meski begitu, suaranya tetap terdengar begitu lembut.

"Ah, aku pikir apa! Rupanya hanya aku reinkarnasi diri... Apa?! Apa maksudmu?!" tanyaku tak percaya begitu menyadari kalimat yang keluar dari bibir Lumina.

Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan Lumina.

Lumina adalah dewi yang melambangkan kebaikan. Jadi, tidak mungkin aku yang seorang iblis ini adalah reinkarnasi dewi. Apalagi, aku adalah tokoh fiksi yang diciptakan oleh anak berusia 6 tahun. Menurutku, orang yang pantas menjadi reinkarnasi seorang dewi adalah Charice.

"Aku tahu kau tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Tapi, aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku!" kata Lumina lagi.

"Apa kau bisa membuktikan ucapanmu?" tanyaku.

Lumina mengangguk. Dia menatapku, "Kekuatanmu! Sihir musim semi adalah kekuatan yang hanya dimiliki oleh Dewi Cahaya. Aku yakin kau sudah pernah mendengarnya."

Aku memalingkan wajahku. Aku memang pernah mendengar kalimat itu dari Klennox. Tapi, tetap saja! Sihir musim semi adalah sihir milik Charice. Jadi, reinkarnasi dewi seharusnya adalah Charice. Bukan aku. Ah, mungkin karena Charice sudah mati dan jiwaku masuk ke dalam tubuhnya, Lumina jadi salah mengira kalau aku adalah reinkarnasi dirinya. Tapi, bukankah Lumina memanggilku Novana tadi? Itu artinya dia tahu kalau aku bukanlah Charice melainkan Novana.

Tidak! Tidak mungkin!

Aku pasti hanya salah dengar.

"Maafkan aku, Novana!" kata Lumina dengan nada suara yang begitu sedih.

Aku menatapnya. Kenapa dia tiba-tiba meminta maaf? Apa pada akhirnya dia mengaku salah mengira diriku sebagai reinkarnasinya? Kalau begitu syukurlah.

"Aku seharusnya tidak mengubah takdirmu!" katanya lagi. Kali ini nada suaranya menjadi semakin sedih. Wajahnya juga sendu. Lumina benar-benar terlihat seperti orang yang merasa bersalah.

Tapi, apa yang dia maksud dengan mengubah takdir? Memangnya dia bisa mengubah takdir seseorang? Dan, takdirku apa yang dia ubah?

"Apa maksudmu?!" tanyaku. Sedikit berteriak.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang