Evil 24

7K 815 2
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Aku meluncur di sayap Violet. Kami berdua sudah sampai di pintu masuk hutan. Bulan sudah berada di timur. Siap digantikan oleh matahari. Aku melambaikan tangan pada Violet yang langsung terbang kembali ke guanya. Fajar akan segera menyingsing sebentar lagi.

Aku rasa, aku terlalu lama pergi. Ini semua terjadi karena Petal dan bayi naga lain memaksaku untuk tinggal dan bermain dengan mereka. Iya, mereka semua mengajakku bermain di tengah malam sampai dini hari. Hah! Aku pikir merawat bayi manusia adalah hal paling melelahkan. Rupanya, merawat bayi naga jauh lebih melelahkan.

Para bayi naga adalah hewan nokturnal seperti naga dewasa lainnya. Mereka juga tidak punya rasa lelah. Para bayi naga itu terus berlari sepanjang malam tanpa istirahat. Mereka juga terus tertawa semalaman.

Argh!!! Aku benar-benar lelah. Aku akan berbaring di atas kasur seharian dan tidak bangun sama sekali kecuali jika kiamat. Pokoknya, mau Clarence menghancurkan bumi atau Adalvino diinjak kuda. Atau, pamanku mundur dari jabatannya sebagai kaisar.

Aku akan tetap berbaring!

Langkah kakiku menyusuri taman istana yang masih diselimuti kegelapan. Lampu taman bersinar dengan remang. Kunang-kunang yang masih belum mendapatkan pasangan terus melayang di udara. Nampak seperti lampu mungil yang berkelip.

"HOAM!!"

Aku menguap. Mataku mengerjap. Rasanya aku akan langsung terlelap hanya dengan membayangkan kasur.

Walau aku tak bisa mendapatkan Bunga Epheral dari gua naga. Setidaknya, aku bisa mendapatkan pelajaran yang baik.

"Jangan berkunjung ke gua naga di malam hari kecuali jika kau ingin sekarat di pagi harinya!"

Aku akhirnya tiba di koridor kamarku. Tanganku mendorong kenop pintu yang terbuat dari batu biasa dengan pelan. Berusaha tak menimbulkan suara sekecil apapun yang bisa membuat Abercio terbangun.

Aku menghembuskan nafas lega. Syukurlah, pangeran pertama kekaisaran itu masih larut dalam mimpinya. Sepertinya, dia kelelahan karena habis berperang selama 2 tahun lamanya.

Aku dengar, pamanku mengutusnya untuk mengurus para pemberontak dari segala kekaisaran di penjuru bumi. Padahal sudah jelas kalau hal itu bukanlah urusan Kekaisaran Janeiro. Tapi, paman bilang kalau hal itu adalah demi kepentingan rakyat.

Jika Janeiro membantu kekaisaran lain untuk menyelesaikan masalah pemberontakan. Maka, kekaisaran lain akan berhutang budi pada Janeiro. Beberapa kekaisaran membalas budinya dengan mengirimkan berlian dan permata berharga. Ada juga yang membalasnya dengan memperlakukan rakyat maupun bangsawan dari Janeiro yang datang ke kekaisaran mereka seperti raja. Tapi, kebanyakan kekaisaran membalasnya dengan melakukan kerja sama. Baik di bidang perdagangan, pendidikan atau lainnya.

Hah! Selain bisa mendapatkan tempat dan kesempatan untuk membunuh Abercio, paman Charice juga punya kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan kekaisaran lain. Ini sih namanya sekali mendayung, dua pulau terlampaui.

Aku merebahkan diri di atas kasur. Tanganku menarik selimut tebal berwarna putih. Mataku terpejam. Bersiap tidur setelah semalaman begadang dengan anak naga. Aku hanya punya waktu 2 jam sebelum Nori datang dan membangunkanku. Dua jam jelas tak cukup untuk mengistirahatkan mata yang sudah terjaga selama semalaman ini.

Aku sudah pergi ke gua naga di tengah malam dan hasilnya nihil. Para naga jelas tidak punya bakat dalam menanam bunga sialan bernama epheral itu. Jangankan naga. Charice asli yang terkenal lemah lembut dan penyabar saja pasti tidak akan bisa menghadapi bunga yang mati hanya dengan pergantian suhu 0,001° itu.

Argh!!! Sial sekali!!!

Hanya bunga itu satu-satunya hal yang bisa menjadi petunjuk. Jika aku tidak bisa mendapatkan bunga itu, aku harus mencari orang yang sudi untuk meminum obat itu untuk mengetahui apakah obat itu adalah racun atau memang obat. Tapi, dimana aku bisa mendapatkan orang yang sudi menjadi kelinci percobaan yang bisa membuatnya lumpuh total? Dimana?!?!?!

Rasanya jauh lebih sulit daripada menanam bunga Epheral.

Aku tidak mungkin membuat selebaran yang mengajarkan jika putri Charice De Janeiro tengah mencari orang untuk dibuat cacat.

Benar-benar mustahil!

Kalau pun ada, memangnya apa yang bisa aku berikan sebagai gantinya? Aku ini kan hanyalah putri kekaisaran miskin yang tidak dianggap. Satu-satunya kelebihanku hanyalah pintar dalam bahasa dan strategi perang juga membuat ramuan.

Ah! Benar juga! Ramuan!

Aku kan bisa membuat ramuan. Lalu, menjualnya. Tapi, siapa yang sudi membeli ramuan dari seorang putri kekaisaran berusia 6 tahun yang bahkan belum bisa melakukan tata krama dasar? Pasti hanya orang bodoh yang sudi membelinya.

Tapi, semua orang pasti akan membeli ramuan yang dibuat oleh penyihir hebat yang datang dari negeri yang jauh. Kebetulan sekali, aku tahu cara membuat ramuan pengubah wujud dan penambah usia.

Aku bisa meminum ramuan itu untuk menyamar dan menjual banyak ramuan. Lalu, uang hasil penjualan akan aku gunakan untuk membeli bunga Epheral sialan itu. Tapi, bagaimana jika tetap tidak ada orang yang mau membeli ramuanku?

Aku memang tidak rugi karena semua bahan yang digunakan untuk membuat ramuan ada di hutan. Tapi, tetap saja rasanya menyebalkan! Aku sudah memberikan tenaga dan meluangkan waktu untuk membuatnya. Tapi, hasilnya nihil!

Kalau begitu, aku harus memberi sponsor pada seseorang. Seseorang yang punya pengaruh besar meski hanya duduk dan diam. Seseorang yang bisa membuat sebuah toko langsung ramai pengunjung hanya dengan menunjuknya. Dan, seseorang yang punya citra baik. Tapi, siapa?

Charice kan tidak punya satu pun teman di kenalan bangsawan. Yang dia punya hanyalah musuh.

Ah, Russel Zane Balthasar. Aku sejenak lupa tentang anak laki-laki berusia 10 tahun itu. Aku lupa akan fakta kalau dia adalah saksi mata aku pergi ke hutan di tengah malam. Sial! Bagaimana kalau Russel menyebarkan fakta itu di kalangan bangsawan? Atau yang lebih parah, bagaimana jika dia memberi tahu keluarga kekaisaran?

Abercio pasti akan langsung membunuhku karena aku tidak menuruti perkataannya. Kaisar dan kedua anaknya juga pasti akan mencurigaiku. Mereka pasti akan langsung menembakiku dengan jutaan pertanyaan.

Sial! Apa yang harus aku lakukan?!?!

Tapi, Balthasar kan dikenal tidak peduli dengan bangsawan lain. Russel juga pasti begitu, kan? Dia tidak peduli meski aku pergi ke hutan di tengah malam buta dan dikejar Thynix. Pasti begitu, kan?!?!

Baiklah, mari temui Russel dan minta dia untuk merahasiakan semua yang dia lihat.

"Chie? Kau belum bangun?"

Ah, ini suara Abercio. Apa dia sudah bangun? Memangnya sekarang jam berapa?

Kedua mataku mengerjap. Matahari sudah terbit di ufuk timur. Cahaya hangatnya membungkus tubuhku. Rupanya sudah jam 7. Dan, selama dua jam aku tidak tidur melainkan berfikir. Bagus! Aku benar-benar tidak tidur semalaman.

"Ada apa, kakak?" Tanyaku pada Abercio yang duduk di pinggir kasurku.

"Dimitri sudah pulang!"

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang