Evil 14

7.3K 979 4
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Aku meneguk ludah. Benda besar yang kukira batu itu menatapku dengan tajam. Asap berhembus dari lubang hidung mereka. Tubuh setinggi 10 meter itu berdiri tegak. Dua kaki depan berukuran mungil dengan cakar tajam itu bisa mencabik tubuhku dalam hitungan detik. Dua kaki belakang yang mereka gunakan untuk berdiri menapak tanah. Membuat dua jejak telapak kaki raksasa di atasnya. Sisik kuat nan kokoh menyelimuti tubuh mereka. Serangan dari robot penjaga rasanya tak cukup kuat bahkan untuk membuat luka gores kecil sekali pun. Sayap raksasa yang terlipat di atas punggung itu rasanya bisa menyapu diriku hanya dengan sekali kepak.

Naga benar-benar makhluk legenda yang menakjubkan.

Di kehidupan lama, aku belum pernah berhadapan langsung dengan mereka. Jadi, rasanya tak heran jika aku kaget sekaligus takut. Apalagi, aku tengah berada di dalam tubuh gadis kecil berusia 6 tahun yang bahkan tak bisa mengangkat pedang kayu.

Bola mataku bergerak ke atas. Menatap bayi naga mungil yang tertidur pulas di pelukan seekor naga dewasa yang balas menatapku garang.

Iblis memang tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan. Tapi, aku rasa sekarang hal itu terbantahkan. Aku bisa melihat masa depan. Setidaknya, untuk saat ini.

Bayi naga itu masih tertidur pulas. Kalau dia bangun, setidaknya dia bisa menjelaskan pada para naga dewasa kalau aku bukanlah orang yang patut dianggap musuh. Tapi, yang namanya bayi pasti sering sekali tidur.

"Ma-ma-maafkan aku, wahai para naga yang agung. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menculik bayi kalian!" Kataku dengan nada suara yang bergetar.

Melawan 3 bangsa sekaligus rupanya tak membuat aku jadi berani dengan para naga. Entah mengapa aku merasa gagal jadi iblis.

"Kami tahu!"

Eh? Naga bisa bicara? Aku pikir mereka hanya kadal bersayap raksasa yang suka membunuh manusia.

Tunggu! Apa tadi dia bilang kalau dia tahu aku bukanlah musuh?

Aku mengangkat kepalaku. Naga itu tersenyum. Yah, bibir mereka terbuka sehingga gigi runcing nan tajam itu bisa terlihat dengan jelas. Itu memang lebih terlihat seperti menunjukkan kalau aku bisa tercabik dengan barisan gigi itu. Tapi, entah mengapa aku merasakan kalau mereka sedang senang.

"Kalian tahu?" Tanyaku sekali lagi untuk memastikan.

"Iya, Petal adalah bayi naga yang pemalu juga penakut. Dia bahkan takut pada bayangannya sendiri. Jadi, tidak mungkin putri kedua dari Kerajaan Naga ini mendekati sembarang makhluk." Naga dewasa itu menatap bayi kadal bersayap di tangannya dengan tatapan hangat.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang