Evil 44

4.6K 627 25
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

"Kami memberi salam pada berkah kekaisaran. Maafkan kami karena tidak menyadari kehadiran anda, Yang Mulia Tuan Putri Charice!"

Suku bar-bar yang ada di dalam ruangan itu langsung membungkuk penuh hormat. Aku merapatkan jubah yang menutupi kepalaku. Mau apapun alasannya, aku tetap tidak mau jika kehadiranku diketahui para manusia babi ini. Orang lain mungkin saja percaya pada mereka. Tapi, aku tidak.

Tubuh manusia dan kepala babi itu pasti merupakan hukuman dari dewa bukan? Aku pernah dengar rumor yang mengatakan jika suku bar-bar dulunya adalah manusia biasa yang dikutuk jadi manusia berkepala babi karena membantai habis sebuah desa.

Tapi, sebenarnya, apa yang sedang terjadi di sini? Apa suku bar-bar ini baru saja memberi salam padaku? Kenapa mereka mengenal Russel? Dan, yang paling penting, kenapa aku harus repot menyembunyikan wajahku kalau pada akhirnya Russel mengatakan kenyataannya?

Bukankah Russel adalah orang yang paling bisa dipercaya di kekaisaran ini? Kalau dia memberitahu suku bar-bar tentang identitasku, artinya mereka bisa dipercaya. Mereka berada di pihakku. Tapi, apa benar begitu?

Aku refleks menundukkan kepalaku ketika salah seorang suku bar-bar menatapku.

"Ah, maafkan kami karena wajah buruk rupa kami, Yang Mulia Tuan Putri!"

Eh?!?! Aku menundukkan kepala bukan karena melihat wajah mereka. Tapi, karena takut jika mereka melihat wajahku. Aku mengangkat sedikit kepalaku. Aku ingin sekali memberitahu yang sebenarnya. Tapi, aku masih belum mempercayai mereka.

Aduh! Jiwa remaja akhir ini labil sekali, sih! Bagaimana mungkin aku bisa memimpin perang dan jadi kaisar di usia 17 tahun begini?

"Buka saja jubahmu! Jangan manja!" Russel menarik tudung kepalaku ke belakang.

Wajahku langsung terpampang di hadapan beberapa anggota suku bar-bar. Manik mata kami saling bertemu. Aku memalingkan wajahku. Menatap Russel yang nyengir. Sama sekali tidak merasa bersalah.

Dasar anak sialan satu ini!

Ah, warna yang menyelubungi tubuh mereka adalah warna kuning. Dan, rasa suka mereka padaku di atas 90%. Artinya, mereka senang bertemu denganku.

Apa mereka memang tidak jahat?

"Kau tenang saja! Para manusia babi ini adalah rekanku!" Kata Russel santai.

Aku melirik para 'manusia babi' yang dimaksud Russel. Bukankah perkataannya itu keterlaluan? Lagipula, walau suku bar-bar setengah babi, pikiran mereka kan tetap sama seperti manusia. Tapi, kenapa mereka tidak marah setelah dikatai begitu? Suku yang aneh!

"Tuan Russel benar, Yang Mulia Tuan Putri!"

Aduh! Kenapa mereka setuju begitu saja? Setidaknya, pukul wajah Russel sekali, dong.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang