Mataku mengerjap. Punggungku terasa seperti remuk. Entah benda apa yang memukul punggungku tadi. Tapi, rasanya seperti bola yang dilambungkan dengan kecepatan tinggi.
Panas. Nyeri. Sakit.
Kelopak mataku menyipit. Berusaha beradaptasi dengan cahaya yang ada di luar. Begitu proses adaptasi itu selesai, manik mataku menangkap sosok pria yang aku kenal dengan baik.
Pamanku.
Aku menatap sekitar. Di belakang pamanku, berbaris puluhan elves yang menggerung marah padaku. Sepertinya memang benar kalau raja iblis bisa mengubah manusia menjadi salah satu makhluk gelap. Setelah aku perhatikan, tidak ada satupun dari elves itu yang memiliki warna di tubuh mereka. Benar-benar tidak ada satu pun.
Ah, aku baru sadar kalau tangan dan kakiku terikat.
Benar-benar menyebalkan!
Aku berusaha melepaskan tubuhku. Tapi, semuanya sia-sia. Bukannya berhasil bebas, aku hanya malah merasa lelah.
"Jangan buang tenagamu untuk hal yang tidak berguna, Lumina!" kata pamanku.
Aku mendangak. Berhenti berusaha melepaskan diriku dari ikatan. Apa aku tidak salah dengar? Lumina? Apa pamanku baru saja memanggilku Lumina? Lumina si dewi cahaya itu? Dia ini sudah gila, ya? Masa tidak mengenali keponakannya sendiri!
Deg!
Manik mata pamanku yang sebelumnya berwarna hijau kenapa tiba-tiba berubah jadi hitam pekat? Dan, kenapa ada kabut hitam yang mengelilingi tubuhnya. Apa mungkin tubuhnya sudah diambil alih oleh raja iblis?
Tapi, pertanyaan yang lebih penting adalah kenapa pamanku bisa tahu kalau aku pergi ke hutan para elves? Apakah Klennox berkhianat? Tapi, dia bahkan tidak tahu kapan aku akan pergi kemari.
"Apa maksud paman?!" tanyaku ketus.
"Kau bahkan tahu kalau aku bukan pamanmu. Tapi, kenapa tetap memanggilku begitu?!"
Aduh! Dia ini benar-benar peka untuk ukuran bayangan yang sudah lama mengembara. Aku bahkan tidak bisa membodohinya.
"Kau tahu, Lumina! Rasanya lucu karena kau menaruh jiwamu dalam buku untuk mengubah sifat naifmu. Tapi, begitu kau keluar dari sana, kau malah lupa siapa dirimu." kata pamanku dengan senyum yang menyeramkan.
Apa lagi yang dibicarakan raja iblis ini? Tidakkah dia merasa kalau dia menangkap orang yang salah? Aku jelas berada dalam tubuh Charice De Janeiro, putri satu-satunya Kekaisaran Janeiro. Kenapa dia malah memanggilku Lumina?! Eksistensi Lumina saja masih dianggap mitos karena dia tidak pernah menunjukkan dirinya di hadapan manusia.
"Saya tidak mengerti dengan apa yang paman katakan! Saya adalah Charice! Bukan Lumina!" kataku kesal.
"Hahahaha....lihatlah itu, Lumina! Tidakkah kau merasa ingin ikut campur lagi?! Aku ingin tahu apa yang akan terjadi jika kau ikut campur sekali lagi. Apakah kau akan kehilangan kekuatanmu? Atau, berhenti hidup kembali?!" kata pamanku sembari menatap ke birunya langit yang terhalang oleh ranting pohon yang sekarat.
Aku menatapnya datar. Dia ini benar-benar sudah gila, ya. Apa hidup sebagai bayangan selama ratusan tahun membuat dia melupakan organ yang bernama otak? Kenapa sikapnya aneh sekali! Dia tadi memanggilku Lumina. Tapi, malah mengajak langit bicara seolah Lumina ada di atas sana.
Pamanku kembali menatapku. Dia tersenyum lebar. Menunjukkan gigi taringnya yang perlahan tumbuh. Bukankah dia sudah terlalu tua untuk memiliki gigi yang masih bertumbuh?
Tangan paman bergerak mencengkeram pipiku, "Hahaha, padahal dulu aku begitu takut padamu! Tapi, sekarang kau tidak lebih dari anak kecil yang lemah!" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Become A Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Novana awalnya adalah iblis yang hidup di jalanan dan berhasil menjadi kaisar setelah membunuh kaisar yang asli. Dia kemudian dibunuh oleh seorang pria yang dia cintai. Yang tak lain adalah putra dari kaisar yang dia b...