Evil 19

7.1K 951 7
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Rapat ini masih berlangsung selama 2 jam. Raut wajah berkerut dan marah terpampang di wajah setiap bangsawan yang ada di ruang rapat, termasuk wajah kaisar. Sudah ada ribuan pendapat yang masuk mengenai para elves. Tapi, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa diterapkan.

Satu-satunya cara untuk bisa pergi ke Kekaisaran Lipsium tanpa harus berhadapan dengan para Elves adalah dengan memutari hutan kematian. Yang artinya, perjalanan akan memakan waktu 7 kali lebih lama dibandingkan perjalanan melewati Hutan Kematian. Dengan kata lain, perlu waktu 7 hari bagi kereta kuda untuk sampai ke Kekaisaran Lipsium. Dan, 7 hari lagi bagi mereka untuk kembali ke Kekaisaran Janeiro. 14 hari lamanya hanya untuk mengantarkan satu muatan kereta kuda. Hanya tinggal menunggu perekonomian di dua kekaisaran ini hancur.

"Bagaimana jika kita menambah jumlah kereta kuda untuk mengantar muatan ke Kekaisaran Lipsium?" Marquiss Karl sekali lagi memberi pendapat.

Semua orang di ruang rapat menghembuskan nafas panjang. Mereka sudah lelah memaksa otaknya untuk berpikir.

"Menambah kereta kuda berarti menambah muatan. Dengan kata lain, kita harus mengurangi pasokan yang ada di kekaisaran." Baron Adair menyanggah.

Semua orang kembali menghembuskan nafas panjang.

Dalam kehidupan lamaku, Charice pernah menulis mengenai para Elves dalam Kekaisaran Elixi sebelum aku menjadi kaisar. Masalah seperti ini juga pernah aku hadapi sebelumnya. Bedanya, bukan mengenai perdagangan. Tapi, strategi perang.

Antara harus memutari Hutan Kematian dan menyerang Kekaisaran Elixi selama 5 hari dan kehilangan banyak ksatria iblis karena kelelahan. Atau menyeberangi Hutan Kematian dan menjadi menu makan malam para Elves.

Siapa yang menyangka kalau masalah dengan para Elves juga ada di dunia ini. Aku pikir, hanya tanaman yang sama. Rupanya para makhluk hidup lain juga sama.

Para bangsawan memijat kening mereka. Kepala mereka pasti pusing karena sudah berpikir selama itu. Lihat saja kerutan di dahi mereka. Itu adalah bukti kalau mereka berpikir keras. Dan, di antara para bangsawan, Clarence adalah yang paling serius dalam berpikir. Wajahnya yang seharusnya berusia 6 tahun itu justru nampak seperti berusia 10 kali lebih tua.

Tentu saja Clarence harus berpikir serius karena ayahnya itu terus melempar tatapan tajam padanya. Di rapat yang disaksikan oleh enam bangsawan besar di kekaisaran ini harus menjadi ajang bagi Clarence untuk membuktikan diri kalau dia hebat dan layak menjadi putri kekaisaran. Mengalahkan sang putri asli yang belum mengucapkan satu kalimat pun sejak duduk di bangkunya.

Sayangnya, orang yang akan mendapatkan seluruh panggung lengkap dengan sorot lampunya adalah aku.

"Saya memiliki satu pendapat!" Aku mulai membuka suara.

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang