"Kau seharusnya berada dalam ketakutan terbesarmu!" kata Pefil sekali lagi.
Dia kembali berubah menjadi sosok pamanku lagi. Tentu saja dengan luka yang masih tersisa. Kondisinya buruk sekali. Aku rasa itu adalah alasan kenapa dia mengunci kami dalam kabut ketakutan. Karena dia ingin menyembuhkan lukanya terlebih dahulu. Dan setelah kami keluar dari kabut kegelapan, mental kami jelas akan terganggu. Dengan begitu, bukankah menghabisi kami adalah hal yang mudah dilakukan meski dengan semua luka itu?
Harus aku akui kalau rencananya boleh juga. Tapi, sayangnya dia menghadapi reinkarnasi dewi yang salah. Aku adalah reinkarnasi terakhir yang sudah melewati banyak hal. Aku tidak lagi jadi seorang gadis yang lemah dan terlalu baik sampai mudah dimanfaatkan.
Aku adalah Novana.
Kaisar iblis.
Sekaligus reinkarnasi terakhir Lumina.
"Memangnya itu hal yang penting untukmu?" tanyaku datar.
Pefil menggigit bibir bawahnya. Dia terlihat sedikit ketakutan. Melawanku dengan kondisi tubuh seperti itu adalah hal yang sulit. Dia bahkan belum tentu bisa menang melawan salah satu dari keempat pria itu. Apalagi melawan diriku yang memegang kekuatan dewi sepenuhnya. Tapi, aku tidak peduli. Yang penting aku bisa menyelesaikan semuanya.
"Kau akan membunuhku kan, Lumina?" tanya Pefil dengan nada suara yang terdengar begitu menyedihkan.
Aku menatapnya.
"Kenapa kau menanyakan hal yang sudah pasti jawabannya?" tanyaku balik sambil tersenyum.
Si bodoh ini masih belum mengerti, ya? Aku bukanlah Lumina yang bisa dengan mudah memaafkan orang lain hanya karena orang itu meminta maaf sambil memasang wajah melas. Tidak semua permintaan maaf bisa diterima. Kalaupun bisa, bukan berarti kita akan dengan mudah melepaskannya begitu saja. Kesalahan sekecil apapun harus tetap mendapatkan hukumannya.
"Ada satu hal yang harus kau tahu, Pefil! Aku bukanlah Lumina yang kau kenal. Aku adalah Novana, kaisar iblis!" kataku.
Pefil menatapku. Dia jelas terlihat sangat ketakutan sekarang.
Aku mengangkat tangan kananku. Kepalaku mendangak. Mataku fokus menatap punggung tanganku. Sebuah bola cahaya muncul di atas telapak tanganku. Bola cahaya itu kemudian berubah jadi ribuan larik cahaya penuh warna yang menyebar ke seluruh penjuru bumi. Menghapus kabut hitam yang ada. Menyadarkan orang-orang dari ketakutan terbesar mereka. Mengembalikan kekuatan sihir musim penduduk Janeiro yang dicuri. Mengubah para elves kembali menjadi manusia. Dan, membunuh Pefil.
"ARGH!!!"
Pefil mengerang ketika larik cahaya itu mengenainya. Tubuhnya seketika bercahaya. Dan, perlahan berubah menjadi abu. Sepertinya cahaya itu membakar dirinya.
Si kembar, Russel dan ayah akhirnya terbangun. Begitu juga para naga. Mereka semua menatapku. Tersenyum. Aku langsung memeluk si kembar dan ayah. Mataku terpejam. Berusaha menikmati hangat dan nyamannnya pelukan mereka.
"Chie baik-baik saja, kan?" tanya Abercio khawatir.
Aku mengangguk dengan semangat.
Aku baik-baik saja sekarang. Aku bahkan tidak pernah merasa sebaik ini. Perasaan hangat dan menggelitik saat ketiga pria ini memelukku benar-benar sesuatu yang baru.
Apa ini rasanya punya keluarga? Kalau tahu rasanya semenyenangkan ini, harusnya aku punya keluarga sedari dulu.
Aku membuka mataku. Manik mata emasku menangkap sosok Charice yang tersenyum. Dia mengangguk. Kemudian, melambaikan tangannya. Aku balas tersenyum. Senyuman paling tulus yang pernah aku berikan pada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Become A Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Novana awalnya adalah iblis yang hidup di jalanan dan berhasil menjadi kaisar setelah membunuh kaisar yang asli. Dia kemudian dibunuh oleh seorang pria yang dia cintai. Yang tak lain adalah putra dari kaisar yang dia b...