TG 31

1.6K 194 128
                                    

Happy reading!

.

.

.

.

.

" Aku akan mengantarmu. " Wang Yibo nampak bersikeras menawarkan dirinya untuk mengantarkan Xiao Zhan.

Pagi ini Xiao Zhan berniat untuk membeli kue di toko kue langganannya yang letaknya tidak terlalu jauh dari kediaman mereka. Entah kenapa dirinya tiba-tiba ingin memakan roti tiramisu yang sudah lama tidak pernah singgah di dalam mulutnya.

" Tidak perlu, Wang Yi. Kamu pasti masih lelah setelah melakukan perjalanan bisnis dan juga setelah, ekhem.. tidak berhenti menggempurku. " Xiao Zhan sedikit berdeham, sangat gugup membayangkan kegiatan siang kemarin hingga menjelang pagi yang berhasil membuat jantungnya kembali berdegup kencang, saat suaminya itu tiada henti menjamah setiap inci tubuhnya.

" Aku akan meminta paman Wen untuk mengantarku. " Ujar Xiao Zhan merasa tidak enak jika suaminya yang terlihat sangat lelah mengantarkannya.

" Kamu sendiri apa tidak kesulitan berjalan? Apa sudah tidak sakit? " Tanya Wang Yibo sedikit khawatir. Biasanya setiap kali keduanya melakukan kegiatan bercocok tanam, Xiao Zhan pasti tidak bisa berjalan. Terlebih lagi, selama Wang Yibo belum terbebas dari sisi gelapnya, lelaki tampan itu belum bisa melakukannya dengan sangat lembut yang artinya kemarin Wang Yibo masih berlaku kasar walaupun tidak separah sebelumnya.

" Jangan khawatir, sekarang aku sudah terbiasa. Ini tidak seberapa sakit seperti awal-awal kita melakukannya. " Xiao Zhan sedikit melompat-lompat guna meyakinkan sang suami bahwa dirinya baik-baik saja.

" Benarkah? Kalau begitu mari kita lakukan sekali lagi, hum? " Goda Wang Yibo yang semakin lama semakin mendekat ke arah Xiao Zhan.

" Argghh.. Ouh.. Wang Yi, punggungku.. Ahh.. " Xiao Zhan mulai berakting kesakitan sembari memegang punggungnya. Berkali-kali merintih membuat Wang Yibo menatap datar ke arah Xiao Zhan.

" Kamu selalu seperti itu, Zhan. Padahal aku ingin melakukannya lagi. " Gumam Wang Yibo.

Xiao Zhan meringis mendengar perkataan tersebut. Ia segera menormalkan ekspresinya dan mulai menggenggam tangan Wang Yibo. " Jika kita melakukannya sekarang, aku yakin aku akan terbaring koma selama berbulan-bulan. Nanti malam saja ya? "

Kini giliran Wang Yibo yang berakting. Ia mulai menundukkan kepalanya sedih walaupun masih dengan wajah datarnya, Xiao Zhan bisa melihat bahwa suaminya itu sedang sedih.

" Nanti malam, eum? Aku janji, nanti malam aku akan kembali memuaskan adik kecilmu yang nakal itu.. " Lanjut Xiao Zhan.

Kecupan lembut segera mendarat di pipi Xiao Zhan. Berhasil. Wang Yibo berhasil membuat Xiao Zhan percaya dengan aktingnya. Wang Yibo mulai berpikir bahwa dirinya sangat cocok menjadi seorang aktor papan atas.

" Hm, baiklah, aku pegang janjimu. Hati-hati di jalan. " Wang Yibo tidak lagi menahan Xiao Zhan setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.

" Aku akan lekas pulang, apa kamu ingin dibawakan kue tiramisu? " Wang Yibo segera menggelengkan kepalanya, ia tidak begitu menyukai rasa manis yang menguar dalam kue.

Tangan Wang Yibo bergerak mengusap surai hitam Xiao Zhan. Tidak lupa memberikan sedikit kecupan di bibir ranumnya membuat Xiao Zhan tersenyum geli ke arahnya. Jujur saja ia sangat menyukai sisi lembut dari Wang Yibo, ya walaupun ia tidak pernah memaksa lelaki itu untuk berbuat lembut kepadanya. Tetapi Xiao Zhan cukup senang mendapat perlakuan seperti itu.

Setelah keduanya saling memberikan kecupan di wajah mereka, Xiao Zhan segera pergi menuju tempat yang sudah sedari tadi ingin ia kunjungi dengan diantar oleh paman Wen. Tidak memakan waktu lama untuk sampai di toko tersebut, Xiao Zhan berkata kepada paman Wen untuk meninggalkannya disana, ia akan menelepon jika sudah menyelesaikan ritual makannya, ia tidak ingin membuat paman Wen menunggu tanpa kepastian kapan ia menyelesaikan acara makannya itu.

THE GLOOM (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang