Happy reading!
.
.
.
.
.
Pagi telah datang, namun matahari masih betah berdiam diri di tempat persembunyiannya. Lelaki manis dengan rasa semangat yang berlimpah ingin segera menikmati beberapa wisata di kota Swiss. Tidak genap bagi seseorang sejenis Xiao Zhan jika hanya menghabiskan waktu bulan madunya di dalam villa. Meskipun hal itu sama sekali tidak membosankan karena ia ditemani 24 jam oleh sang suami tercinta, tetapi apa gunanya jauh-jauh datang ke negeri orang jika tidak untuk bersenang-senang.
Sejak pukul lima pagi tadi, Xiao Zhan sudah membangunkan Wang Yibo dengan manik mata berapi-api dan juga mulut yang tiada henti mengeluarkan bunyi sirine perang. Entah kenapa hari ini Wang Yibo sangat susah untuk dibangunkan, biasanya cukup membutuhkan sekali tepukan pada lengannya, lelaki tampan itu akan segera membuka mata, jauh berbeda dengan saat ini. Kesabaran Xiao Zhan terkuras habis mengingat kereta yang akan membawa penumpang ke kota akan bertugas satu jam kemudian, ia tidak ingin terlambat dan berakhir menunda acara wisatanya lagi.
Ketika berhasil membuka mata, Wang Yibo tampak sedikit kesal, pasalnya mereka baru saja tertidur ketika jam dinding mengacungkan jarumnya pada angka dua. Itu artinya mereka hanya memiliki waktu untuk terlelap kurang dari empat jam, Wang Yibo sangat tidak puas. Tetapi teriakan nyaring Xiao Zhan syarat akan sebuah ancaman membuat nyali Wang Yibo menciut untuk mencoba merajuk.
"Salahkan dirimu sendiri, kenapa tidak bisa menahan nafsumu!! Jika kamu tidak bangun sekarang juga, tidak akan ada jatah untuk malam selanjutnya!!"
Ancaman yang mengerikan, bukan? Mau tidak mau Wang Yibo segera bersiap diri secepat kilat sebab tidak ingin jadwal ritual malamnya dikurangi.
Kini mereka tengah berada di dalam kereta api. Kereta api yang mereka tumpangi cukup berbeda dengan yang biasa. Dari luar mungkin terlihat memiliki model yang kuno, tetapi di setiap gerbong terdiri dari empat bilik tertutup. Lalu di dalam bilik tersebut terdapat ranjang, sofa dan sebuah meja kecil, lengkap dengan vas bunga yang menghiasi. Melihat adanya ranjang yang melambai-lambai seolah ingin ditiduri, Wang Yibo segera merebahkan dirinya tanpa mempedulikan Xiao Zhan. Tuntutan rasa kantuk kembali mendera, sedikit lagi mata akan terpejam, namun suara nyaring pihak lain kembali menggelitik bagian dasar telinganya.
"Tidurlah, Wang Yi. Jika sudah sampai aku tidak akan membangunkanmu." Ujar Xiao Zhan dengan nada penuh kelembutan tetapi memiliki makna khusus yang cukup mengerikan.
Xiao Zhan merasa sebal sebab yang ada di dalam pikiran suaminya itu hanyalah tidur, tidur dan tidur. Mendengar itu, Wang Yibo segera membangkitkan dirinya. Duduk di tepi ranjang dengan postur tubuh tegak sempurna dan juga mata yang melebar berusaha melawan rasa kantuk, tetapi bibir maju beberapa centi ke depan. Tidak dapat dipungkiri, rasa gemas pada diri Xiao Zhan tidak dapat dikendalikan. Menggerakkan tangannya menuju ke puncak tubuh Wang Yibo, menyugar surai hitam milik sang suami, sesekali meninggalkan kecupan hangat di sana.
"Aku hanya bercanda, tidurlah." Perintah Xiao Zhan. Alih-alih mengindahkannya, Wang Yibo justru mendekatkan diri pada Xiao Zhan, menjatuhkan kepala yang terasa berat pada pundak di sampingnya dan juga tangan yang melingkar erat pada pinggang sang istri.
Xiao Zhan tersenyum geli atas tindakan manja dari pihak lain yang jarang dilakukan. Dengan mantap memberikan tepukan halus pada lengan Wang Yibo guna menjadi penghantar lelaki tampan itu untuk kembali mengarungi dunia mimpi.
Perjalanan mereka memakan waktu yang tidak sebentar. Desa yang ditinggali ternyata berada cukup jauh dari tujuan wisata mereka. Tujuan mereka yang pertama yaitu mendatangi beberapa museum di kota tua Bern. Tempat itu sendiri terletak di jantung kota Bern, ibu kota Swiss. Xiao Zhan adalah salah satu dari banyaknya orang yang mencintai sejarah. Maka dari itu, ia sangat diwajibkan untuk menikmati wisata di kota tua Bern ketika berkunjung ke Swiss.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM (YIZHAN) ✔
FanfictionWang Yibo sangat mencintai Xiao Zhan, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melindungi lelaki manis itu. Sebuah sisi gelap di dalam dirinya tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian, dia lebih memilih kehilangan daripada terus menyakiti. Namun, keset...