TG 79

1.5K 136 87
                                    

Happy reading!

.

.

.

.

.

Sejak hari itu, kondisi tubuh Xiao Zhan kian memburuk. Nafsu makan yang tiba-tiba menghilang dan hanya dapat mengandalkan cairan infus sebagai asupan. Serta perut yang semakin membesar tidak bisa membuatnya bebas beraktivitas. Mau tidak mau ia hanya bisa menghabiskan sepanjang waktu di atas ranjang. Tetapi beruntungnya Nyonya Xiao, Nyonya Wang dan Shen Yue mau datang bergantian di siang hari. Sehingga Xiao Zhan tidak pernah merasakan kebosanan ketika Wang Yibo sibuk bekerja.

Tidak terasa waktu yang ditunggu-tunggu sudah dapat dihitung jari. Tiga hari yang lalu, Xiao Zhan sudah dipindahkan ke rumah sakit sesuai dengan anjuran Dokter Li untuk memudahkan persiapan bersalin. Mengingat kelahiran harus dilakukan dengan cara operasi, Xiao Zhan harus mendapatkan beberapa tahap pemeriksaan dan pengawasan kesehatan untuk memastikan tubuhnya benar-benar siap ketika hari itu tiba.

Hari ini giliran Shen Yue bertugas menjaga sang kakak. Nyonya Xiao bahkan telah membuat jadwal tetap untuk menjaga Xiao Zhan secara bergantian dengan Shen Yue. Berbeda halnya dengan Nyonya Wang, sejak Xiao Zhan dipindahkan ke rumah sakit, ia tidak bisa sering-sering berkunjung sebab merasa kasihan kepada Lin Yi yang sangat lengket kepadanya jika terus-menerus ditinggal. Pada umumnya, hampir seluruh rumah sakit melarang pengunjung datang membawa anak kecil dikarenakan anak kecil sangat rentan terhadap penyakit.

Shen Yue memandang ke arah Xiao Zhan yang sedang menutup mata dengan rapat. Sang kakak terlihat lebih pucat dari biasanya, air muka banyak kehilangan warna cerah, pipi dengan cekungan tajam yang sangat kentara, serta nafas panas yang terdengar lebih berat membuatnya merasa tidak tega. Ia selalu setia duduk di sebelah brankar Xiao Zhan, mengusap punggung tangan yang terasa hangat dengan sangat lembut dan kegiatan itu selalu berhasil mengganggu tidur Xiao Zhan. Mata layu terbuka secara perlahan. Mendapati sosok adik kesayangannya yang sedang tersenyum hangat membuat Xiao Zhan merasa memiliki keharusan untuk melakukan tindakan pembalasan, melemparkan senyum manis dan mulai berujar dengan nada serak khas orang bangun tidur. "Yue Yue, ekhem …"

Xiao Zhan menjeda perkataannya karena terbatuk, tenggorokan terasa begitu kering seperti terdapat gurun pasir di dalamnya. Mengusap leher dengan lembut dan mulai menatap penuh kemelasan ke arah Shen Yue dengan maksud agar diberi minum. Xiao Zhan bukan orang yang manja, mengingat kondisi perut yang terlalu besar sehingga pergerakannya menjadi terbatas, dengan terpaksa ia harus merepotkan orang lain. Shen Yue dengan tanggap mengambil gelas di atas nakas, menempelkan pinggiran gelas pada bibir sang kakak. Sedangkan Xiao Zhan berusaha meraih gelas tersebut tetapi tangannya segera dipukul oleh Shen Yue. Sang adik dengan pelototan tajam sama sekali tidak membiarkan Xiao Zhan melakukan aksi kecil itu. Alhasil Xiao Zhan menurut dan segera meneguk suapan air secara perlahan.

"Yibo ge baru saja menghubungiku, apakah Zhan ge ingin dibawakan sesuatu?" Tanya Shen Yue sembari meletakkan gelas ke tempat semula, setelah itu kembali membawa tangan Xiao Zhan ke dalam genggamannya.

Mendengar itu Xiao Zhan segera menatap ke arah jam dinding, menyadari bahwa jam kantor sudah berakhir dan mungkin saja saat ini Wang Yibo sudah tiba di rumah mereka untuk mengambil beberapa pakaian baru. Tadi pagi lelaki tampan itu sudah meminta izin untuk mengambil baju baru terlebih dahulu sepulang dari kantor.

Xiao Zhan menggeleng sebagai tanggapan, tidak ingin dibawakan sesuatu justru ingin Wang Yibo segera datang. Entah kenapa perasaan rindu begitu membuncah dan ingin segera bertemu dengan sang suami. Kemudian kembali menanggapi. "Bisakah kamu menyuruh Wang Yi segera datang? Aku ingin bercinta dengannya."

Kedua mata Shen Yue membeliak sempurna, tangan dibawa menuju ke telinga untuk membersihkan kotoran yang menempel, berpikir mungkin saja kotoran di telinga begitu menumpuk hingga membuat pendengarannya menjadi tidak baik. Setelah dirasa telinganya sudah bersih, ia meminta Xiao Zhan mengulangi perkataan tersebut dengan pasti. Tetapi lagi-lagi yang ditangkap adalah kalimat yang sama.

THE GLOOM (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang