Happy reading!
.
.
.
.
.
Tangan nakal milik Wang Yibo semakin gencar menjelajahi setiap inci kulit Xiao Zhan. Kecupan demi kecupan ia labuhkan di tengkuk bagian belakang Xiao Zhan, sesekali melukis indah tengkuk tersebut dengan warna merah keunguan ulah dari bibirnya. Tidak puas hanya dengan itu, Wang Yibo menarik dengan kasar bathdrobe yang masih melekat erat di tubuh sang istri.
Namun, sebelum aksinya itu berhasil. Wang Yibo dikejutkan oleh teriakan yang menggelegar dari Xiao Zhan, mau tidak mau harus menghentikan kegiatan menjamah tubuh lelaki manisnya itu.
"HENTIKAN, WANG YI!!!" Wang Yibo tentu dapat mendengar dengan jelas nada ketakutan dan nada kekhawatiran pada suara Xiao Zhan.
Dengan perlahan Wang Yibo menarik tangannya, memindahkannya tepat di lengan Xiao Zhan yang terasa sangat bergetar. Disaat itulah Wang Yibo menyadari bahwa tindakan yang baru saja ia lakukan memberikan pengaruh besar. Membuat istrinya itu ketakutan hingga tubuhnya bergetar hebat. Wang Yibo memutuskan untuk tidak ingin memaksa lebih.
"Sayang, tenang. Aku tidak akan melukaimu lagi." Bujuk Wang Yibo dengan nada yang begitu lembut agar Xiao Zhan merasa tenang sembari memberikan usapan-usapan hangat di lengan dan juga punggung lelaki manisnya secara bergantian.
"Wang Yi, a-aku ta-takut …" Ujar Xiao Zhan masih dengan nada yang penuh kegugupan. Entah apa yang terjadi pada dirinya, yang jelas lelaki manis itu sedikit merasakan traumanya yang terpendam.
"Aku tidak akan memaksa lagi. Aku janji." Wang Yibo mengecup puncak kepala Xiao Zhan dengan penuh kasih. Lalu mulai memberanikan dirinya untuk membawa tubuh yang terlihat lemah itu ke dalam dekapannya. Tetapi kalah cepat dengan Xiao Zhan yang sudah membalikkan badannya menghadap Wang Yibo dan segera menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami.
Menangis dalam diam, bermaksud untuk tidak ingin membuat pihak lain khawatir. Tetapi tanpa Xiao Zhan sadari tingkahnya yang seperti itu justru membuat Wang Yibo semakin dilanda rasa khawatir. Sementara itu Wang Yibo mulai membenarkan posisinya agar Xiao Zhan merasa nyaman. Tangan yang mulanya berada di lengan Xiao Zhan, kini sudah berada di kepala lelaki manis yang sedang menangis itu. Membelai dengan halus demi menenangkan isak kecil yang keluar dari mulut Xiao Zhan sembari berkata. "Jangan takut, aku tidak akan melukaimu lagi. Maafkan aku."
Xiao Zhan menggelengkan kepalanya sedikit tidak setuju dengan kalimat Wang Yibo. Bukan itu yang ia takutkan. Ia ingat jika Wang Yibo sudah sembuh dari kepribadian gandanya, ia juga tahu jika lelaki tampannya itu tidak akan lagi melukainya dan bertindak kasar kepadanya. Jadi bukan itu yang Xiao Zhan takutkan. Melainkan ada hal lain yang membuat dirinya tidak percaya diri.
Setelah lelah menangis dan merasakan dirinya yang sudah tidak ketakutan lagi, Xiao Zhan mendongakkan kepalanya hingga menciptakan kontak mata langsung dengan mata Wang Yibo yang sedari tadi tidak pernah mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mata sembab, pucuk hidung memerah dan juga bibir bengkak yang sedikit mengeluarkan darah akibat gigitan Xiao Zhan supaya tangisannya teredam segera memenuhi setiap sudut netra Wang Yibo. Merasa tangannya sangat gatal untuk tidak mengusap aliran sungai di pipi Xiao Zhan, Wang Yibo akhirnya segera menghapus bersih air mata tersebut agar tidak mengotori wajah cantik sang istri. Beralih pada bibir ranum yang terlihat sedikit kacau. Menyeka setitik darah dengan ibu jarinya, kemudian mengusap dengan penuh kelembutan bibir bengkak tersebut.
"Wang Yi …" Panggil Xiao Zhan, tangannya bergerak meraih ujung bathdrobe Wang Yibo sembari memberikan rematan kuat di sana. Wang Yibo hanya berdeham guna menanggapi panggilan tersebut. "Maaf …"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM (YIZHAN) ✔
FanfictieWang Yibo sangat mencintai Xiao Zhan, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melindungi lelaki manis itu. Sebuah sisi gelap di dalam dirinya tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian, dia lebih memilih kehilangan daripada terus menyakiti. Namun, keset...