TG 71

1.1K 144 69
                                    

Happy reading!

.

.

.

.

.

Pagi menjelang siang, kedua kelopak mata terbuka dengan perlahan. Melirik ke arah jam dinding yang tidak pernah meninggalkan porosnya. Untuk menit pertama Wang Yibo tidak menyadari keterlambatannya, justru menikmati momen setelah bangun tidur. Menguap bahkan melakukan peregangan otot seolah nyawanya belum berkumpul pada satu tempat. Tidak lama setelah itu, matanya membeliak sempurna. Menyadari hal yang sedari tadi belum disadarinya. Dengan langkah tergesa mempersiapkan diri pergi ke kantor. Mulanya ia berpikir untuk bekerja dari rumah dengan maksud lain agar bisa menjaga sang istri dan calon anaknya dengan baik. Tetapi mengingat adanya rapat penting yang harus dihadiri oleh pemilik perusahaan dan tidak boleh diwakilkan membuat Wang Yibo mau tidak mau menghancurkan rencana awalnya.

Di ruang bersantai, Xiao Zhan baru saja memutuskan panggilan telepon dengan Gong Jun untuk sekedar berkonsultasi. Hal itu dilakukan bukan karena paksaan Wang Yibo ataupun Gong Jun. Lelaki manis itu yang menginginkannya sendiri. Tidak ingin terlalu lama terjebak dalam ketakutan, pada akhirnya menghubungi Gong Jun secara tiba-tiba. Cukup mengejutkan bagi pihak lain, tetapi juga cukup memuaskan. Dengan semangat 45 Gong Jun siap membantu. Pada hari pertama, tidak banyak yang dilakukan, hanya bercerita mengenai keadaan Wang Yibo semalam dengan sedikit dilebih-lebihkan agar pihak lain merasa tersentuh dan memilih untuk mempertimbangkan keputusannya untuk bercerai. Gong Jun juga memberitahu Xiao Zhan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika seandainya mereka benar-benar bercerai.

Xiao Zhan duduk bersandar sembari mengelus perutnya yang masih rata. Mulut tidak berhenti mengunyah beberapa wortel, disertai dengan senyum tipis yang tidak pernah pudar dari wajah manisnya. Meski pikiran menjadi semakin rumit semenjak pembicaraannya bersama Gong Jun, senyum itu tetap mengembang sebab ia benar-benar merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Jika biasanya Xiao Zhan merasa kesepian tinggal di rumah selama Wang Yibo pergi bekerja, sekarang tidak lagi. Ada sosok makhluk mungil yang bersemayam di perutnya, bisa menjadi teman bicara meski hanya Xiao Zhan yang bersuara tanpa adanya tanggapan.

Aroma parfum khas milik sang suami mulai menyeruak, membuat Xiao Zhan memaku atensi sepenuhnya pada sosok yang sedang berjalan tergesa-gesa menghampiri dapur. Menatap sejenak pada meja makan yang kosong, kemudian beralih menatap Xiao Zhan yang sedari tadi menatapnya. "Tidak ada makanan?"

Baru disaat itulah Xiao Zhan menyadari bahwa ia telah melupakan satu kewajibannya sebagai seorang istri. Rasa bersalah mulai terbit, menimbulkan jejak kemasaman pada raut wajah Xiao Zhan. Mata pun mulai berkaca, entah apa yang terjadi, yang jelas Xiao Zhan sendiri menyadari bahwa perasaannya mulai sensitif. Ingin menangis sebab menjadi alasan utama bunyi yang keluar dari perut Wang Yibo.

Sementara itu Wang Yibo menangkap air yang meluap pada mata Xiao Zhan. Kepanikan mulai menyerang, secepat kilat menghampiri Xiao Zhan dan memeluk tubuh mungil tersebut. Menepuk halus bagian belakang tubuh sang istri yang sudah menangis dengan kencang.

"Tidak masalah, Zhan. Aku bisa membeli makanan diluar." Wang Yibo mulai mengangkat dagu Xiao Zhan, menyatukan kedua tatapan yang sempat terpisah, serta tangan tiada henti membelai lahan halus pada pipi Xiao Zhan. "Berhenti menangis, hum?"

Xiao Zhan mengedip lucu, hidungnya memerah seperti badut. Membuat Wang Yibo terkekeh untuk beberapa saat. Menertawakan keimutan yang dipamerkan oleh pihak lain.

"Apa kamu akan bertemu dengan wanita atau lelaki pihak bawah?" Tanya Xiao Zhan penuh selidik. Berhasil membuat salah satu ujung alis Wang Yibo terangkat. Melihat kebingungan yang dipancarkan oleh sang suami, Xiao Zhan melanjutkan perkataannya. "Kamu sangat harum, apakah kamu akan bertemu selingkuhanmu?"

THE GLOOM (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang