Happy reading!
.
.
.
.
.
Ketika malam tiba, orang yang menyewakan transportasi pendaki sudah tidak bertugas. Mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Membuat Wang Yibo sedikit kewalahan menahan rasa khawatirnya kepada Xiao Zhan. Istrinya itu mudah lelah, tidak memungkinkan untuk berjalan menuruni gunung Alpen yang tingginya mencapai 4.809 meter. Tidak jarang Wang Yibo merutuki para pekerja yang tidak bekerja dengan maksimal. Setidaknya tunggulah hingga semua pengunjung pulang, pikir Wang Yibo.
"Hhh … bisakah kita beristirahat lagi?" Ujar Xiao Zhan, bersusah payah mengeluarkan suaranya di tengah nafasnya yang memburu. Wang Yibo segera membuka mantelnya, melebarkannya guna menjadi alas bagi Xiao Zhan untuk duduk. Berkali-kali Xiao Zhan menolak tindakan tersebut sebab takut Wang Yibo akan kedinginan. Jika dirinya mudah merasakan lelah, lelaki tampan itu mudah terserang flu. Tetapi Wang Yibo tetap bersikukuh sehingga Xiao Zhan tidak dapat menolak lebih.
"Maaf karena sangat merepotkanmu …" Lirih Xiao Zhan dengan nada rendahnya. Merasa tidak enak hati karena kelemahannya itu merepotkan bagi sang suami.
Wang Yibo menggosok kedua tangannya dengan kasar, sesekali meniupkan udara dari mulut hingga ke tangan, mencari titik kehangatan. Tidak dapat dipungkiri, hawa dingin semakin berlipat ganda ketika malam. Asap pun sudah keluar setiap kali ia membuka mulut. "Kamu tidak merepotkan sama sekali."
Wang Yibo sebisa mungkin menahan getaran pada suaranya, giginya bergemeletuk akibat kedinginan. Ia tidak ingin membuat pihak lain semakin khawatir. Tetapi usahanya sedikit tidak berhasil, Xiao Zhan menyadari semuanya dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka meski rasa lelah masih bersemayam di dalam tubuhnya. "Ayo, kita lanjutkan."
"Jangan memaksa diri, Zhan. Kita tunggu saja hingga rasa lelahmu benar-benar menghilang." Jawab Wang Yibo, mau bagaimanapun keduanya sama-sama merasakan kekhawatiran satu sama lain. Sama-sama tidak ingin sang terkasih terbebani.
Xiao Zhan tidak menanggapi perkataan itu. Membangkitkan dirinya dengan segera mengibaskan mantel Wang Yibo sebersih mungkin, kemudian memakaikan kembali pada tubuh Wang Yibo. Lebih baik tubuh lelaki tampan itu kotor daripada sakit, bukan?
Xiao Zhan membawa langkahnya menuruni gunung Alpen dengan sangat lamban dan penuh kehati-hatian. Gelap semakin merengkuh pegunungan Alpen, membuat Xiao Zhan tidak dapat melihat dengan jelas. Takut-takut jika dirinya tersandung bebatuan dan jatuh menggelinding ke bawah. Hal itu akan membuat Wang Yibo semakin kerepotan dan Xiao Zhan sangat tidak ingin hal itu terjadi.
Wang Yibo memandang punggung Xiao Zhan yang sedikit menunduk, tidak dapat berjalan tegak dengan benar. Helaan nafas kasar mulai ia lancarkan. Menyusul langkah Xiao Zhan yang sudah meninggalkannya beberapa langkah lebih depan. Setibanya di depan Xiao Zhan, Wang Yibo segera memblokir langkah Xiao Zhan. Lelaki manis yang sedari tadi menunduk tidak sengaja menabrak dada Wang Yibo hingga membuatnya sedikit limbung dan hampir terjatuh jika saja Wang Yibo tidak cepat-cepat meraih pinggangnya. "Kamu sangat lelah, Zhan."
"Aku baik-baik saja, Wang Yi." Sanggah Xiao Zhan.
Hal itu benar-benar membuat Wang Yibo merasa sebal. Dengan sekuat tenaga meraih lengan Xiao Zhan untuk ia lingkarkan di lehernya. Secepat kilat membalik tubuhnya dengan posisi sedikit berjongkok. Wang Yibo berniat untuk menggendong Xiao Zhan. "Wang Yi … turunkan aku!!"
Xiao Zhan sedikit meronta ketika tubuhnya secara tiba-tiba berpindah di atas punggung Wang Yibo. Ingin melepas gendongan tersebut, tetapi pihak lain memegang erat kedua kakinya hingga tidak bisa membuatnya bergerak dengan leluasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM (YIZHAN) ✔
FanfictionWang Yibo sangat mencintai Xiao Zhan, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melindungi lelaki manis itu. Sebuah sisi gelap di dalam dirinya tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian, dia lebih memilih kehilangan daripada terus menyakiti. Namun, keset...