Happy reading!
.
.
.
.
.
"Xiao Sa, jangan jauh-jauh!" Chen Yu tiada henti memberi teguran kepada sang adik yang tidak bisa diam di tempat. Mereka berdua tengah menunggu jemputan sang ayah sejak kelas berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu.
Si kembar bersekolah di dekat kantor Wang Yibo untuk memudahkan penjemputan dan juga karena itu adalah sekolah yang paling bagus di Beijing, hanya dimasuki oleh anak-anak jenius seperti Chen Yu dan Xiao Sa. Wang Yibo tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas itu, tanpa perlu pikir panjang mengenai biaya yang cukup mahal, ia tidak ragu. Lagi pula Wang Yibo memiliki banyak uang yang entah tidak tahu bagaimana caranya untuk menghabiskannya.
"Tidak, ge. Xiao Sa hanya ingin duduk di sini." Dalih Xiao Sa sembari duduk di kursi panjang yang berada di taman sekolah mereka. Chen Yu merasa bingung sebab tidak ingin membuat Wang Yibo kesusahan mencari. Tetapi, di lain sisi ia juga tidak ingin membantah keinginan Xiao Sa. Pada akhirnya, ia pun menurut dan ikut duduk sembari mengedarkan pandangan ke arah gerbang demi menangkap kehadiran sang ayah.
Sejak hari pertengkaran mereka terjadi, Chen Yu tiada henti mengikuti kemanapun Xiao Sa pergi demi memegang janjinya untuk menjaga sang adik. Begitu pula dengan Xiao Sa, memahami segala perasaan risih sang kakak, sebisa mungkin menjaga sikap untuk tidak kembali memunculkan perasaan risih pada pihak lain. Justru menjadi anak yang lebih baik dan cenderung penurut. Mereka juga memutuskan untuk kembali berada dalam satu kamar dan bahkan berbagi ranjang.
Langkah kaki terdengar dari kejauhan, semakin lama semakin mendekat hingga berhenti tepat di hadapan mereka. Seorang wanita dengan senyum lebar ditujukan pada mereka, mulai mengulurkan tangan dengan beberapa bungkus roti yang bertengger pada telapak tangan. Mulanya Chen Yu memandang tidak suka, tetapi Xiao Sa yang merasa sangat lapar, dengan senang hati mengambil roti yang tersodor dan segera melahap habis satu bungkus hingga membuka bungkus yang lainnya. Mulut Chen Yu sangat gatal untuk kembali menegur, tetapi pemandangan dimana sang adik seakan-akan seperti orang kelaparan yang sudah bertahun-tahun tidak makan membuatnya tidak tega dan berakhir dengan membiarkan Xiao Sa menerima roti pemberian dari orang asing yang selama seminggu ini selalu menemui mereka.
"Nenek datang lagi." Ucap Chen Yu pada akhirnya memecahkan keheningan yang tercipta. Atensi wanita itu beralih kepada asal suara, tersenyum tipis sembari mengusap kepala lelaki kecil yang sangat mirip dengan anaknya.
Sejak kematian sang suami, Liu Yifei banyak-banyak merenung dan memahami letak kesalahannya. Begitu besar keinginan untuk kembali kepada sang anak tetapi jelas ia mengetahui bahwa Wang Yibo tidak akan pernah sudi menerimanya lagi. Mendengar berita si kembar lahir, membuat Liu Yifei merasa senang, tidak jarang memberikan hadiah di setiap perayaan ulang tahun si kembar dengan mengatasnamakan Tony Leung sebagai pemberi hadiah. Mengenai kemunculannya di hadapan si kembar, Wang Yibo dan Xiao Zhan tidak mengetahuinya. Selain itu si kembar sendiri tidak tahu pasti siapa wanita yang sering berkunjung saat mereka pulang sekolah. Tetapi, entah kenapa Xiao Sa merasa sangat dekat dengan Liu Yifei. Sehingga ketika diberi roti, ia tidak pernah ragu untuk memakannya.
Wang Yibo telah tiba di gerbang sekolah. Sekian lama mencari keberadaan si kembar, akhirnya ditemukan. Ia merasa heran ketika mendapati salah satu anaknya tengah berbincang dengan seorang wanita, sedangkan anaknya yang lain tengah sibuk melahap roti. Dengan cepat berjalan menghampiri mereka. Ketika Chen Yu menangkap kedatangannya, anak lelaki itu berseru riang meski dengan wajah tanpa ekspresi. Liu Yifei terkejut bukan main, dengan cepat berlari meninggalkan kedua cucu tanpa berpamitan. Ia tahu bahwa ia sangat dibenci oleh sang anak, tetapi ia tidak ingin kebencian itu ditunjukkan secara langsung. Akan terasa sangat menyakitkan. Maka dari itu, ia memutuskan untuk tidak pernah menampakkan diri di hadapan Wang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM (YIZHAN) ✔
FanficWang Yibo sangat mencintai Xiao Zhan, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melindungi lelaki manis itu. Sebuah sisi gelap di dalam dirinya tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian, dia lebih memilih kehilangan daripada terus menyakiti. Namun, keset...