Seharusnya ini chapter ⚠️, tapi berhubung aku ngga kuat lihat zhan ge disakiti terus akhirnya aku ubah menjadi chapter 🔞
Yang ga suka adegan 🔞🔞 boleh di skip 😄👍🏻Happy reading!
.
.
.
.
.
Seminggu telah berlalu tetapi suasana suram masih betah menyelimuti seluruh penjuru kediaman Wang. Seolah terdapat asap hitam yang mengepul di seluruh langit-langit rumah tersebut. Aura mencekam bagi Xiao Zhan yang enggan pergi meninggalkannya.
Semakin hari Xiao Zhan merasakan perutnya yang seolah seperti sedang diremas dengan keras seakan-akan dapat menghancurkan perutnya yang sedikit menonjol itu. Wang Yibo yang tiada henti memberikan penyiksaan kepadanya walaupun hanya melakukan kesalahan kecil, lelaki tampan itu terus menerus menyiksanya dan terus membesar-besarkan masih yang sebenarnya hanya sepele.
Sudah terhitung seminggu Wang Yibo tidak memberikan Xiao Zhan makanan setelah insiden pelemparan kue malam itu, bahkan sampai detik ini ia sama sekali tidak berniat untuk memberikan istrinya itu sesuap nasi pun. Tubuh Xiao Zhan semakin terlihat lemah dan ringkih di tambah luka lebam yang tercetak jelas di lengan, kaki, maupun wajahnya. Pipi yang semakin tirus dan juga beberapa tulang yang menonjol di tubuhnya membuat siapapun yang melihatnya pasti paham jika lelaki manis itu tidak makan selama berhari-hari.
Wang Yibo sendiri selama seminggu belakangan ini selalu menghabiskan waktunya di ruang kerja setelah puas menyiksa Xiao Zhan. Tidak ingin berada satu ranjang dengan istrinya yang dulu sangat dicintainya, ia justru rela tidur di atas kursi kebesarannya.
Di hari libur ini, Wang Yibo memutuskan untuk menengok keadaan Xiao Zhan. Mau bagaimanapun ia masih sedikit merasa kasihan mengingat sudah seminggu lelaki manisnya itu tidak makan. Sebenci apapun Wang Yibo kepadanya, ia masih tidak akan mengizinkan Xiao Zhan untuk pergi meninggalkannya.
Di kala daun pintu terbuka, hal pertama yang Wang Yibo lihat adalah penampilan istrinya yang terlihat seperti mayat hidup, tangan Xiao Zhan masih setia meremas bagian perutnya serta air mata yang terus terurai dari kedua mata indah yang terlihat begitu menyedihkan.
Perlahan Wang Yibo menutup pintu kamar tersebut. Mendudukkan dirinya di sofa tunggal di sudut ruangan yang menghadap langsung ke arah dimana istrinya berada. Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya.
" Kemarilah. " Perintah Wang Yibo membuat Xiao Zhan dengan cepat menengok ke arahnya.
" Kemarilah, Zhan. " Panggilnya sekali lagi ketika tidak mendapati pergerakan dari Xiao Zhan.
Tangan Xiao Zhan yang semula berada di perutnya bergerak mengusap kasar air matanya. Kakinya terasa begitu lemas tidak dapat menapak dengan tegak mengingat selama seminggu tidak ada sumber tenaga yang masuk ke dalam tubuhnya. Perlahan Xiao Zhan merangkak ke arah sang suami, mencoba menghiraukan sakit yang mendera di perutnya. Tetapi semakin banyak pergerakan yang ia lakukan semakin sakit pula yang ia rasakan.
Setelah tiba di depan kaki Wang Yibo, Xiao Zhan segera memeluk kaki tersebut seolah seperti sedang meminta pertolongan, ia mendongakkan kepalanya dan mulai terisak di kala matanya bertemu tatap dengan mata Wang Yibo. Ingin berucap namun suaranya tercekat karena sangat lemahnya ia saat ini.
Wang Yibo menundukkan kepalanya, tangannya dengan cepat menarik dagu Xiao Zhan yang berniat akan menunduk kembali.
" Kamu lapar, hum? " Tanya Wang Yibo yang sudah tau jelas jawabannya seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM (YIZHAN) ✔
Fiksi PenggemarWang Yibo sangat mencintai Xiao Zhan, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melindungi lelaki manis itu. Sebuah sisi gelap di dalam dirinya tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian, dia lebih memilih kehilangan daripada terus menyakiti. Namun, keset...