TG 74

1K 116 47
                                    

Happy reading!

.

.

.

.

.

Wang Yibo tidak pernah senang ketika meluangkan waktunya di dapur sebelum pergi bekerja. Setelah perut Xiao Zhan semakin besar, entah kenapa ia sama sekali tidak ingin memasak. Ia juga selalu mendapati Wang Yibo yang berdiri di depan meja kosong setiap pagi. Jelas dapat diketahui bahwa lelaki tampan itu sangat merindukan masakannya. Meski demikian, Xiao Zhan tetap saja tidak berselera untuk memasak. Beruntung Wang Yibo tidak pernah memprotes akan hal itu justru semakin menghargai kemalasan Xiao Zhan sebab tidak ingin istrinya itu kelelahan.

Tetapi, berbeda dengan hari ini. Wang Yibo tersenyum ketika tiba di dapur. Mendapati Xiao Zhan yang sedang bertarung dengan bahan masakan. Ia melangkah mendekat, secepat kilat mengecup tengkuk dan melingkarkan tangannya di perut pihak lain. Jika saja Xiao Zhan tidak mengingat bahwa sang pelaku adalah suaminya sendiri, mungkin pisau yang dipegang sudah tidak berada di tempatnya, berpindah pada salah satu bagian tubuh sang pelaku.

"Astaga, Wang Yi! Kamu mengejutkanku." Xiao Zhan mencebik lucu. Melirik ke samping guna melihat wajah Wang Yibo, tetapi yang ia dapat adalah kecupan tiba-tiba pada bibirnya. Lagi-lagi suaminya itu membuatnya terkejut. Dengan perlahan Xiao Zhan membalikkan badan hingga menghadap sempurna ke arah Wang Yibo. Kemudian berkata. "Bisakah kamu duduk dengan tenang? Jangan menggangguku atau kamu akan terlambat."

Sekali lagi Wang Yibo mematuk bibir Xiao Zhan, memberi sedikit lumatan lembut. Untuk beberapa saat Xiao Zhan seperti tersihir, terbawa suasana dan mulai menggantung kedua tangan pada leher Wang Yibo. Setelah merasa udara di paru-paru semakin menipis, tautan itu terlepas dengan sendirinya. Mereka saling melempar senyum sembari memandang satu sama lain dengan penuh cinta. Xiao Zhan membawa tangannya untuk merapikan dasi Wang Yibo. Sedangkan Wang Yibo segera mengusap jejak saliva yang tertinggal pada bibir ranum sang istri.

Sebelum menjauhkan diri dari Xiao Zhan, Wang Yibo memeluk dengan erat hingga pihak lain sedikit berteriak akibat rasa sesak. Tindakan itu diakhiri dengan gesekan halus pada hidung. Wang Yibo mencubit pipi gembul Xiao Zhan sembari berkata. "Kamu tahu? Aku sangat merindukan masakanmu, terima kasih kamu kembali memasak untukku."

Xiao Zhan merasakan geli pada tubuh bagian luar maupun bagian dalam. Membalas perlakuan tersebut dengan meniru aksi yang dilancarkan lelaki tampan itu. Memberikan cubitan gemas pada kedua pipi Wang Yibo.

"Kamu semakin kurus. Apa cacing di perutmu sudah mati?" Goda Xiao Zhan yang segera mendapatkan tatapan permusuhan dari Wang Yibo.

"Kamu selalu mempedulikan cacingku. Tidakkah sedikitpun kamu peduli padaku?" Ujar Wang Yibo dengan menyelipkan nada lirih yang begitu menyayat hati. Berusaha menarik simpati pihak lain.

"Kamu berada di urutan kedua." Sahut Xiao Zhan tanpa berpikir panjang. Wang Yibo semakin geram dibuatnya. Lelaki tampan itu tidak ingin berada di urutan kedua. Xiao Zhan harus menjadikannya yang pertama.

Harus!

Tidak lama setelah itu semburan tawa mengudara. Melihat raut wajah masam dari Wang Yibo, membuat Xiao Zhan tidak sanggup lagi menahan gejolak tawa. Mata tajam yang terlihat layu, bibir mengerucut samar dan juga jiwa semangat yang redup. Benar-benar lucu dan membuat Xiao Zhan ingin menggodanya lagi dan lagi. Dengan sekuat tenaga ia berkata. "Maafkan aku, Wang Yi, aku hanya bercanda … hahaha."

Wang Yibo ingin marah, tetapi melihat Xiao Zhan-nya tertawa lepas membuat amarah itu menghilang dalam sekejap. Ia segera menormalkan ekspresi wajahnya yang ikut tersenyum menjadi sedikit datar. Setelah berpikir panjang, ia pun berkata. "Tidak menerima kata maaf. Hanya menerima ciuman."

THE GLOOM (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang