THE GLOOM (YIZHAN) ✔

TG 82

Happy reading!

.

.

.

.

.

Delapan tahun berlalu, Wang Yibo dan Xiao Zhan terus berperan baik sebagai orang tua si kembar. Kasih sayang dan cinta selalu ditanamkan ke dalam hati mereka agar ketika dewasa nanti, mereka dapat memetiknya dan menebarkan kepada orang yang disayang. Semua keinginan lebih banyak dituruti, entah itu mengenai mainan atau makanan. Tidak bermaksud mengubah si kembar menjadi anak yang manja dan tidak mandiri, Wang Yibo melakukan itu semua demi kepuasan hatinya sendiri. Meski demikian, tidak ada yang perlu dikhawatirkan sebab di balik itu semua ada Xiao Zhan yang tiada henti mengajarkan tentang nilai-nilai kemandirian untuk membentuk kepribadian yang lebih baik pada diri si kembar.

Semakin besar Xiao Sa semakin menempel pada Chen Yu, akan menjadi ekor kemanapun kakaknya itu pergi. Sedangkan Chen Yu sendiri merasa tidak nyaman, ketika bermain bersama satu-satunya teman yang dimiliki, temannya itu justru melupakan kehadirannya sebab merasa lebih asik bermain dengan Xiao Sa. Alhasil, Chen Yu tidak memiliki teman lagi.

Xiao Sa memiliki sifat yang ceria, terbuka dan ramah terhadap semua orang. Terlebih lagi senyum manisnya dapat menyihir setiap orang yang bertemu dengannya, membuat rasa penasaran memuncak dan tanpa sadar ingin berada dekat dengan lelaki manis itu. Keseluruhan hampir mirip dengan Xiao Zhan. Sedangkan Chen Yu cenderung lebih mirip dengan Wang Yibo. Memiliki kepribadian yang keras, tetapi bisa bertindak lembut hanya di hadapan orang yang disayang. Aura dominan itu seperti turun temurun dalam keluarga Wang dan sangat susah untuk memutus warisan tersebut. Meskipun terbilang masih sangat kecil, Chen Yu sudah berhasil membuat semua wanita jatuh cinta kepadanya, melalui penampilan dan juga sikap dinginnya. Membuat orang-orang merasa tertarik, bahkan sudah ada banyak teman sekelas yang berlomba untuk mendapatkan pandangan lain dari seorang Chen Yu.

Xiao Zhan adalah satu-satunya orang yang bisa melembutkan Chen Yu sebab rasa cinta kepada sang ibu yang begitu besar. Lalu, bagaimana dengan Xiao Sa? Tentu Chen Yu juga sangat mencintai adik kecilnya itu. Tetapi perlakuan yang sedikit tidak adil dari Wang Yibo sedikit menimbulkan rasa iri pada hati sehingga mengharuskan Chen Yu berpikir supaya tidak terlalu memperhatikan Xiao Sa. Bagaimanapun, adiknya itu telah merampas seluruh perhatian sang ayah.

Sebenarnya Wang Yibo membagi cintanya dengan adil kepada si kembar. Tetapi lebih jelas ditunjukkan kepada Xiao Sa. Wang Yibo dan Chen Yu memiliki persamaan dalam fisik maupun sifat, pendiam dan dingin seolah tidak tersentuh satu sama lain. Yang bisa menjinakkan hanya orang-orang yang berlawanan sifat, seperti Xiao Zhan dan juga Xiao Sa.

Seminggu yang lalu Chen Yu memohon mati-matian kepada Xiao Zhan untuk mendapatkan kamar yang berbeda dengan Xiao Sa. Merasa semakin terbebani ketika harus terus-menerus bersama dengan sang adik selama 24 jam. Tentu permintaan itu segera ditolak oleh Wang Yibo. Mengetahui bahwa sang kakak ingin berpisah kamar, Xiao Sa mendatangi Wang Yibo dengan penuh air mata. Perpisahan kamar itu membuat kesedihan bersemayam di dasar hati. Xiao Sa tidak tahan jika tidak ada sang kakak di sekitarnya. Katakanlah ia sangat manja, tetapi kenyataannya ia sangat takut pada hantu, satu-satunya sifat yang diturunkan oleh Wang Yibo kepada Xiao Sa.

Namun, bukan Chen Yu namanya jika ia bertindak sesuai perintah. Beberapa kali pemberontakan telah dilakukan dan juga ancaman bahwa ia akan pergi dari rumah membuat Xiao Zhan luluh. Mau tidak mau Xiao Zhan harus mengorbankan diri menjadi 'boneka' Wang Yibo selama sebulan penuh agar suami iblisnya itu mau mengabulkan permintaan dari anak pertama mereka.

Meskipun kini si kembar telah berpisah kamar, Xiao Sa tidak pernah lelah menjadi ekor Chen Yu. Dapat dibuktikan dengan keberadaannya di dalam kamar sang kakak. Siang itu Chen Yu sedang tidur siang, tetapi tidak dapat benar-benar menikmati tidur siangnya ketika mendengar senandung kencang milik sang adik.