TG 72

1.1K 148 53
                                    

Happy reading!

.

.

.

.

.

"Kamu bisa kembali bekerja, terima kasih sudah mentraktirku." Xiao Zhan melambaikan tangan ke arah Luo Yunxi dengan senyuman ceria yang menghiasi wajahnya. Kemudian dengan cepat menghilang di balik pintu toilet umum di perusahaan Wang Yibo. Bukan karena ruangan sang suami tidak memiliki toilet khusus, tetapi Xiao Zhan tidak pandai menahan hasrat untuk membuang air kecil.

Setelah sosok itu menghilang dari pandangannya, Luo Yunxi diam-diam menghela nafas lega. Merasa lega ketika dilepaskan setelah ditahan kurang lebih tiga jam oleh Xiao Zhan. Itu pun tanpa sepengetahuan orang-orang. Ia merasa sangat khawatir jika sang bos akan menganggapnya membolos, tidak ingin berakhir dengan mendapatkan SP atau yang lebih buruknya lagi harus menerima pemotongan gaji.

Setibanya di meja kerja, Luo Yunxi segera meraih dokumen yang harus diantarkan ke ruangan Wang Yibo. Ketika tangan sudah berada di gagang pintu tetapi kaki menolak untuk dibawa masuk. Butuh waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan keberanian. Lebih dari ratusan doa telah ia rapalkan di dalam hati, berharap Tuhan menerima segala doanya. Hingga tiba saatnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi dengan aura mencekam. Tanpa bersusah payah melihat ke arah Wang Yibo, ia menyodorkan dokumen tersebut.

Di sisi lain Wang Yibo hanya berdiam diri. Menatap ke arah Luo Yunxi dengan penuh keheranan disertai dengan garis halus yang menghiasi keningnya. Meletakkan ponsel yang sedari tadi berada di genggamannya dengan suara yang cukup keras, berhasil menghancurkan sikap tenang yang sudah mati-matian dibentuk pada diri pihak lain. Luo Yunxi merasa kembali bergetar, dengan perlahan mendongakkan kepala demi mengintip tindakan apa yang sedang dilakukan oleh sang bos. Tidak lama setelah itu Luo Yunxi merutuki segala kebodohannya, kembali menundukkan kepalanya dalam-dalam ketika melihat pupil mata predator seolah siap menelannya hidup-hidup, Wang Yibo kini tengah membidik lurus tatapannya ke arah Luo Yunxi. Disertai dengan suara berat penuh sindiran mulai membelai kedua sisi telinganya, membuat Luo Yunxi merasa ingin lenyap dari bumi pada detik itu juga.

"Apa sekarang kamu lupa caranya mengetuk pintu, Tuan Luo?"

Luo Yunxi terkesiap, ingatan membawanya kembali saat memasuki ruangan Wang Yibo. Ia benar-benar melupakan sesuatu yang cukup penting. Bosnya itu sangat tidak menyukai tindakan lancang dari seseorang dan kini ia dengan bodohnya melakukan hal itu. Luo Yunxi segera berlari masih dengan membawa dokumen setelah membungkukkan badannya sopan ke arah Wang Yibo. Berjalan keluar dan tidak lupa menutup daun pintu dengan sangat lembut. Sementara itu di dalam ruangan Wang Yibo semakin heran dengan sikap penuh kenaifan dari sang pegawai.

Sekitar lima menit berlalu, pintu kembali dibuka masih dengan tanpa ketukan. Wang Yibo merasa sangat geram. Emosi telah memuncak di ubun-ubun. "Benar-benar tidak tahu cara mengetuk pintu?"

Nada yang diberikan cukup tinggi, hingga membuat orang yang membuka pintu tersentak kaget. Tubuhnya mematung, tidak jauh berbeda dengan tubuh orang yang sedang bersembunyi di belakangnya. Tidak menangkap adanya pergerakan apapun, Wang Yibo menatap ke arah pintu. Menampilkan sosok seseorang yang sedari tadi dicarinya. Kemudian menyadari alasan dibalik keterbungkaman lelaki manisnya, Wang Yibo segera bangkit dari duduk. Berjalan menghampiri Xiao Zhan yang masih setia membeku di sebelah pintu.

"Sayang, maafkan aku. Aku pikir kamu Tuan Luo." Wang Yibo meraih tubuh Xiao Zhan dan membawa ke dalam dekapannya. Tidak lupa memberikan tatapan horor kepada Luo Yunxi yang berada di belakang Xiao Zhan. Nyali Luo Yunxi menciut, merasa sangat kecil mendapat tatapan seperti itu dari orang yang sangat ditakutinya.

THE GLOOM (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang